2. POTENSI PENGARUH KUALITAS AIR Â Â Â
Kualitas air adalah salah satu aspek penting dalam ekosistem perairan, terutama di habitat mangrove. Ekosistem mangrove, yang terletak di daerah pesisir, berfungsi sebagai buffer antara daratan dan laut, serta menyediakan habitat bagi berbagai organisme, termasuk plankton. Plankton, yang terdiri dari fitoplankton dan zooplankton, memainkan peran krusial dalam rantai makanan perairan dan sebagai indikator kesehatan ekosistem. Di Pulau Lombok, khususnya di kawasan mangrove Gili Sulat, kualitas air dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor fisik dan kimia yang berpotensi mempengaruhi keberadaan dan kelimpahan plankton.
1. Pentingnya Plankton dalam Ekosistem Mangrove
Plankton adalah organisme mikroskopis yang hidup melayang di dalam air dan terbagi menjadi dua kelompok utama: fitoplankton (produsen) dan zooplankton (konsumen). Fitoplankton melakukan fotosintesis untuk menghasilkan oksigen dan menjadi sumber makanan bagi zooplankton serta organisme lainnya. Di sisi lain, zooplankton mengkonsumsi fitoplankton dan detritus dari bahan organik yang terurai. Proses ini menciptakan siklus nutrisi yang penting bagi kelangsungan hidup berbagai spesies di ekosistem mangrove.Kehadiran plankton sangat penting dalam mendukung produktivitas primer ekosistem mangrove. Fitoplankton berfungsi sebagai produsen utama yang memfiksasi karbon melalui fotosintesis dan menyediakan energi bagi organisme konsumen. Selain itu, plankton juga berperan sebagai indikator kualitas air; kelimpahan dan keanekaragaman plankton dapat mencerminkan kondisi lingkungan perairan.
2. Parameter Kualitas Air yang Mempengaruhi Plankton
Kualitas air di habitat mangrove dipengaruhi oleh berbagai faktor fisik dan kimia seperti suhu, salinitas, pH, kandungan oksigen terlarut (DO), nitrat, fosfat, dan kekeruhan. Parameter-parameter ini tidak hanya mempengaruhi kelimpahan plankton tetapi juga keanekaragaman spesies yang ada. Penelitian menunjukkan bahwa suhu air yang optimal untuk pertumbuhan fitoplankton berkisar antara 25 hingga 30 C. Salinitas juga memainkan peran penting; kadar garam yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat mempengaruhi komposisi spesies plankton.Kandungan nutrien seperti nitrat dan fosfat sangat penting untuk pertumbuhan fitoplankton. Ketersediaan nutrien ini sering kali dipengaruhi oleh aktivitas manusia seperti pertanian dan pencemaran industri. Ketika kualitas air menurun akibat pencemaran, hal ini dapat menyebabkan penurunan kelimpahan dan keanekaragaman plankton. Penelitian di beberapa lokasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kualitas air dan kelimpahan plankton; semakin baik kualitas airnya, semakin tinggi kelimpahan plankton yang ditemukan.
3. Kualitas Air di Pulau Lombok
Pulau Lombok memiliki ekosistem mangrove yang kaya akan keanekaragaman hayati. Namun, kondisi kualitas air di sekitar pulau ini dapat berfluktuasi akibat faktor-faktor alami dan aktivitas manusia. Penelitian menunjukkan bahwa suhu air di kawasan mangrove Pulau Lombok berkisar antara 28--31 C dengan kecerahan antara 25--60 cm. Parameter-parameter ini dapat mempengaruhi produktivitas primer fitoplankton yang pada gilirannya berdampak pada keseluruhan ekosistem.Salah satu tantangan utama dalam menjaga kualitas air adalah pencemaran yang berasal dari limbah domestik dan kegiatan industri di sekitar daerah pesisir. Pencemaran ini tidak hanya mengurangi kualitas fisik dan kimia air tetapi juga mengganggu keseimbangan ekosistem mangrove. Penurunan kualitas air dapat menyebabkan hilangnya habitat bagi plankton serta organisme lainnya yang bergantung pada mereka untuk bertahan hidup.
4. Hubungan Antara Kualitas Air dan Kelimpahan Plankton
Penelitian menunjukkan bahwa parameter kualitas air seperti DO, suhu, salinitas, pH, serta kandungan nutrien memiliki hubungan erat dengan kelimpahan plankton di perairan mangrove. Misalnya, kandungan oksigen terlarut yang tinggi cenderung meningkatkan kelimpahan zooplankton, sedangkan suhu yang optimal mendukung pertumbuhan fitoplankton. Sebaliknya, kondisi pH yang tidak sesuai dapat menghambat pertumbuhan plankton.Kondisi lingkungan seperti sedimentasi dan fluktuasi ketinggian air juga berpengaruh terhadap keberadaan plankton. Fluktuasi ketinggian air dapat mempengaruhi salinitas dan konsentrasi nutrien di dalam perairan mangrove. Oleh karena itu, pemantauan rutin terhadap parameter kualitas air sangat penting untuk memahami dinamika keberadaan plankton.