Mohon tunggu...
Syaifuddin Sayuti
Syaifuddin Sayuti Mohon Tunggu... Dosen - blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

email : udin.sayuti@gmail.com twitter : @syaifuddin1969 IG: @syaifuddin1969 dan @liburandihotel FB: https://www.facebook.com/?q=#/udinsayuti69 Personal blog : http://syaifuddin.com/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pengalaman Traveling ke Singapura Saat Corona Merebak

3 Maret 2020   18:36 Diperbarui: 3 Maret 2020   23:10 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merebaknya virus Corona atau yang lebih dikenal sebagai COVID 19 di beberapa negara membuat repot otoritas pemerintahan di hampir semua kawasan di dunia. Persebaran virus ini juga memukul industri pariwisata di sejumlah negara. Termasuk negara tetangga Singapura, yang hanya sekitar sejam dengan pesawat terbang dari Jakarta.

Awal Februari lalu saya sempat traveling ke Singapura, di tengah meningkatnya kewaspadaan terhadap Virus Corona. Saya berangkat bareng istri dan 2 anak perempuan. Buat saya ini perjalanan ketiga ke negeri singa, sementara buat keluarga adalah yang pertama kalinya. Karena bepergian di tengah sentimen virus Corona, hampir saja istri minta membatalkannya. Broadcast message mengenai bahaya Corona diforwardnya ke grup keluarga. Istri saya berpendapat, terlalu riskan bepergian di tengah ketidak jelasan kondisi seperti ini. 

Sayapun sempat masgul juga dan menimbang-nimbang baik buruknya jika kami tetap pergi. Saya kumpulkan informasi mengenai kondisi terkini di Singapura. Hasilnya, saya yakinkan keluarga untuk tetap berangkat karena menilai situasinya masih cukup kondusif. Apalagi perjalanan ini beberapa kali sudah tertunda lantaran waktunya yang tidak pas.

Persiapkan Masker

Karena traveling kali ini tergolong beresiko, sejumlah hal kami persiapkan lebih dulu. Hal pertama yang kami lakukan adalah membawa bekal masker. BUkan satu dua lembar masker melainkan satu dus! Masker sebanyak itu sengaja dibawa agar setidaknya melindungi kami dari kemungkinan penularan Corona. Keputusan kami ternyata tepat, sebab sejak di Bandara Soekarno Hatta kondisi darurat Corona sudah terasa. Semua petugas di bandara mengenakan masker saat melayani check in calon penumpang. Kmai yang awalnya belum memakai masker akhirnya ikut pula mengenakan masker juga.

Saya lihat penumpang pesawat Jet Star yang membawa kami ke Singapura punya kesadaran yang cukup tinggi pula. Umumnya mereka juga sudah berbekal masker dalam perjalanan.  

Tetap Bermasker di MRT (foto dokpri)
Tetap Bermasker di MRT (foto dokpri)
Begitu tiba di Singapura ternyata suasana belum terlalu ketat. Petugas bandara tidak semuanya mengenakan masker saat bertugas. Gaya hidup sehat dan kebersihan negara kota ini yang sangat terkenal mungkin jadi alasan mereka tak 'sepanik' petugas bandara di Cengkareng.

Benar dugaan saya, ternyata warga lokal Singapura saat itu belum sepanik warga di belahan dunia lain terkait Corona. Ini terlihat di jalan-jalan. Mereka tetap beraktivitas seperti biasa dan umumnya tak mengenakan masker saat bekerja atau berada di tempat publik. Santuy kali mereka, pikir saya saat itu. Di stasiun ataupun gerbong MRT pemandangan santaipun masih terlihat, Kami yang bermasker jadi terlihat 'berbeda' dari kebanyakan warga lokal . 

Pilih Traveling di Hari Kerja

Sejak awal pesan tiket pesawat kami sengaja memilih traveling di hari kerja. Selain lebih murah dibanding akhir pekan, ada banyak keuntungan jika traveling di hari kerja. Suasana kota tak terlalu padat, sehingga kami dapat eksplor banyak tempat dengan leluasa. Perjalanan menggunakan MRT pun jadi menyenangkan, karena kami sengaja ber MRT selepas jam kerja atau jam sekolah. 

Kami hanya sekali naik MRT bertepatan dengan bubaran kerja di sore hari. Stasiun MRT waktu itu sangat padat, lalu lalang penglaju yang berjalan sangat cepat bahkan cenderung berlari dari satu platform ke platform berikutnya  membuat pergerakan kami tidak senyaman waktu lainnya. Kondisi demikian memang kami hindari. Karena kita bakal bertemu dengan ribuan orang di waktu yang sangat rapat. Resiko berdesakan di MRT juga membuat kewaspadaan penularan virus harus terus dijaga. Sepanjang perjalanan di MRT kami tak pernah lepas dari masker yang menutupi wajah. 

Memang tidak nyaman sepanjang perjalanan mengenakan masker. Tapi demi kesehatan cara ini harus kami tempuh. 

Di Skyline Luge Pulau Sentosa (foto dokpri)
Di Skyline Luge Pulau Sentosa (foto dokpri)
Oiya, karena bepergian di hari kerja, beberapa lokasi wisata yang kami datangi umumnya tak seramai akhir pekan. Ini terlihat di kawasan patung Merlion yang biasanya selalu padat pengunjung. Bahkan saat kedatangan terakhir tahun lalu tempat ini bak lautan cendol manusia, sulit mencari spot foto yang kosong. 

Dalam kunjungan kemarin suasana tidak cukup ramai. Entah karena hari kerja atau pengaruh Corona, yang jelas ini suasananya menyenangkan karena kami bisa menikmati sore hingga malam di sini dengan santai. Umumnya yang berada di Merlion Park adalah turis dalam rombongan kecil seperti kami. Hanya ada satu dua rombongan besar  yang kebetulan ada di lokasi ini.

Situasi ini ternyata tak berlaku saat kami mencoba ke Universal Studios yang ada di Pulau Sentosa. Tempat ini tetap menjadi magnet bagi banyak orang, khususnya turis dalam rombongan besar. Semula kami hendak eksplor tempat ini, namun karena pengunjung yang cukup banyak membuat kami mengurungkan niat dan memilih bermain di wahana berbeda di sekitaran Sentosa juga yakni Skyline Luge. 

20200204-190844-5e5e422c097f3607a00c1a32.jpg
20200204-190844-5e5e422c097f3607a00c1a32.jpg
Hari terakhir di Singapura kami gunakan untuk mencari sejumlah cendera mata. Dan sasaran kami adalah Mustafa Center, sebuah pusat belanja 24 jam yang letaknya tak jauh dari kawasan Little India. Karena merupakan pusat belanja paling sibuk di Singapura, saya sejak awal mewanti anak-istri untuk tetap waspada dengan Corona. Masker harus tetap melekat di wajah meski terlihat aneh diantara mayoritas pengunjung yang tak bermasker. Setelah membeli bebrapa barang, kami pun beringsut dari Mal yang super besar itu. 

Perjalanan kami berakhir di Singapura dan alhamdulillah kami tetap sehat. Kuncinya adalah memperkecil kontak fisik dengan kerumunan orang. Dan jika bisa, pilihlah kunjungan ke tempat-tempat yang tidak terlalu padat pengunjungnya untuk meminimalisir resiko. 

Sekedar tambahan informasi saja, dua hari setelah kami tiba di tanah air, Singapura menaikkan level waspada Coronanya menjadi level Oranye atau naik satu level dibandingkan sebelumnya. Status tersebut berakibat pada kepanikan masyarakat. Pusat perbelanjaan Mustafa Center menjadi sasaran warga lokal yang memborong sembako dan kebutuhan sehari-hari. Situasi ini mirip dengan yang terjadi di Jakarta kemarin, pasca pemerintah mengumumkan 2 warga yang positif terinfeksi Corona.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun