Setelah kami menikah, Es krim Campina ternyata tak bisa jauh dari kami. Sesekali Heart masih jadi 'upeti' untuk istri saat ia marah atau ngambek. Â Dan ternyata tetap manjur meruntuhkan dinding amarahnya. Rupanya, manisnya es krim Campina senantiasa menghangatkan perjalanan asmara kami yang tahun ini masuk usia pernikahan yang ke-22 tahun.
Kini kamipun sudah tak lagi egois menyantap kelezatan es krim Campina berdua saja. Kami pun berbagi dengan ketiga anak-anak yang kini beranjak remaja. Mereka kami perkenalkan sejak kecil dengan kelezatan Campina es krim asli Indonesia ini. Kami jadi punya favorit rasa masing-masing. Si sulung paling suka dengan es krim berbentuk bola, sesuai dengan hobbynya bermain sepakbola. Sementara dua anak perempuan kami paling suka dengan es krim Sponge Bob dan Hula-hula.
Tahun ini Es krim Campina berusia 46 yahun, sebuah usia yang cukup panjang bagi sebuah brand es krim. Bisa bertahan sekian puluh tahun saja sebuah pencapaian yang tak mudah. Apalagi, saat lahir dulu belum banyak brand es krim yang beredar di Indonesia. Tapi kini Campina di usianya yang matang mendapat banyak sekali tantangan dengan hadirnya beragam brand, namun posisi Campina belum tergoyahkan sebagai es krim kebanggan Indonesia.Â
Campina yang konsisten memberikan pengalaman ice cream yang khas Indonesia membuat penggemarnya enggan beralih dan makin mengukuhkan posisinya sebagai es krim legenda Indonesia. Dan bagi saya sekeluarga rasa es krim Campina adalah yang paling pas di lidah Indonesia kami. Rasa manisnya pas, tidak mencolok, kelembutan esnya yang menggunakan bahan-bahan terbaik dan alami membuat saat menyantap Campina sebagai momen kebersamaan yang tak terlupakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H