Libur Lebaran tinggal menghitung waktu. Persoalan paling pelik saat menyiapkan liburan adalah ketersediaan transportasi yang memadai. Naik kendaraan umum untuk mudik atau liburan memang masuk akal. Namun mencari tiket kereta api atau bis antar kota bisa jadi persoalan tersendiri, harus booking jauh-jauh hari dan tak mudah mendapatkan selembar tiket. Naik pesawat? Sayangnya itu tak pernah masuk dalam pilihan moda transportasi mudik atau liburan kami. Kota tempat keluarga kami berasal bukanlah kota yang dekat dengan bandara. Terbayang repotnya jika memilih moda pesawat terbang, karena jarak bandara cukup jauh dan kami harus berkali-kali naik kendaraan umum lagi. Sebuah kondisi yang membayangkannya saja repot.Â
Menggunakan mobil pribadi adalah pilihan paling masuk akal. Sebab tak perlu berganti moda kendaraan untuk mencapai kampung halaman. Tapi kendaraan macam apa yang bisa mensupport kebutuhan semua anggota keluarga? Dan kalau boleh bertanya, apakah mobil impian keluarga anda?
Jika pertanyaan ini diajukan ke saya, jawabannya pasti adalah mobil jenis MPV (Multi Purpose Vehicle) alias mobil serbaguna. Itulah mobil impian saya.Â
Mengapa MPV? Bukankah mobil lain yang berjenis sedan, misalnya, lebih 'gaya' dan berkelas?
Bagi saya, memiliki mobil bukanlah perkara untuk gaya, melainkan merujuk pada fungsinya. Mobil bagi kami adalah cerita kebersamaan. Karena bepergian sekeluarga bersama anak-anak selalu menjadi momen yang menarik.Â
Dulu, sebelum punya mobil sendiri,kami selalu bermasalah saat naik taksi, karena seat-nya terbatas hanya untuk lima orang. Sebenarnya mobil dengan daya muat lima orang masih pas dengan 3 anak kami. Tapi akan berbeda bila naik taksi karena harus berbagi tempat duduk dengan pengemudi. Kebayang kan, betapa umpel-umpelan-nya kami di dalam mobil. Sudah pasti kami tidak akan leluasa berbincang dan bercengkramadi dalam mobil dengan kondisi sesak seperti itu. Masih untung kondisi itu kami alami saat anak-anak masih kecil. Ukuran tubuh mereka masih bisa masuk di dalam taksi dan kabin taksil masih terlihat lowong.
Waktu bergulir dan kami pun akhirnya bisa membeli mobil sendiri. Berdasarkan pengalaman dengan daya tampung taksi itu, kami pun akhirnya sepakat untuk membeli mobil jenis MPV. Pertimbangannya tentu bermacam-macam dan masuk akal.Â
Pertama, MPV jadi pilihan karena bagi kami mobil itu haruslah fungsional. Selain digunakan untuk bekerja tiap hari, mobil juga harus bisa digunakan wira-wiri, traveling, dan jalan bareng keluarga. Selain anak dan istri, kami juga kerap jalan bareng keluarga adik dan mengajak ibu. Falsafah kami, semakin banyak gunanya, mobil itu akan memberi berkah bagi
Selain itu ruang kabin (penumpang) juga harus lega. Ini menyangkut kenyamanan bagi penumpang. Anak-anak dan orangtua adalah pertimbangan utama saya. Karena perjalanan yang kami lakukan kerap cukup jauh, maka mobil haruslah nyaman untuk ditumpangi selama berjam-jam.
Faktor kenyamanan layak jadi pertimbangan utama karena selama perjalanan, banyak aktivitas yang biasanya kami lakukan. Entah itu main game,nyanyi bersama,atau menggambar. Jika kabin tidak nyaman, akan membuat ruang gerak penumpang serba terbatas.
Kedua, soal harga yang terjangkau daya beli kami. Meskipun banyak merek mobil MPV yang ditawarkan saat itu, kami memilih yang harganya reasonable dengan kantong kami. Selain itu, kami juga menghindari cicilan karena tak mau dibuat pusing dengan melonjaknya pengeluaran bulanan. Kebetulan kami rajin menabung sehingga untuk membeli MPV itu masih terjangkaulah.