Mohon tunggu...
Syaifuddin Sayuti
Syaifuddin Sayuti Mohon Tunggu... Dosen - blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

email : udin.sayuti@gmail.com twitter : @syaifuddin1969 IG: @syaifuddin1969 dan @liburandihotel FB: https://www.facebook.com/?q=#/udinsayuti69 Personal blog : http://syaifuddin.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Catatan Dari Etape 1 Datsun Risers Expedition

23 Januari 2016   00:26 Diperbarui: 23 Januari 2016   10:21 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tim Riser 2 (Nanang Diyanto, Syaifuddin Sayuti, Rizky Dwi Harmawan) (foto dokpri)"][/caption]Lima hari yang luar biasa di bumi Kalimantan. Ini adalah rekap catatan pamungkas saya saat bergabung bersama para riser dalam Kompasiana Blog Trip - Datsun Risers Expedition etape 1. Agar tidak membuat bingung pembaca, ini adalah ekspedisi yang sudah berlangsung pada tanggal 11 - 15 Januari 2016, bukan yang sedang berlangsung. Etape pertama ini menjelajahi Balikpapan, Samarinda, Sangatta, Berau, Pulau Derawan dan Pulau Kakaban dengan jarak tempuh sekitar 671 km. 

#Hari 1: Jelajah Balikpapan-Samarinda-Sangatta

Petualangan para riser dari sejumlah kota ini dimulai di hari Senin, 11 Januari 2016. Para riser dari Jakarta bergabung dengan riser asal Ponorogo, Surabaya, Jogjakarta, Purwokerto, serta Banjarmasin yang sudah lebih dulu tiba di bandara Sepinggan, Balikpapan. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok (tim) dengan 4 kelompok diantaraya adalah Kompasianer. Sementara 1 tim yakni riser 3 beranggotakan 3 orang riser cewek. Adapun riser 1 beranggotakan Kang Arul, Fajar Muchtar, dan Shendy Adam. Riser 2 ada saya, Nanang Diyanto dan Rizky Dwi  Rahmawan. Riser 4 digawangi Rahab Ganendra, Eka, dan Khun. Sedangkan riser 5 ada Gapey Sandy, Santo Raji dan Arif Khunaifi.

[caption caption="Nanang jadi Driver Pemulai Ekspedisi (foto dokpri)"]

[/caption]

[caption caption="Saya dan Datsun Go+Panca (foto koleksi Fajar Muchtar)"]

[/caption]

[caption caption="Rizky dibalik Kemudi (foto dokpri)"]

[/caption]

Saling sapa dan perkenalan singkat dilakukan di bandara, sebelum memulai perjalanan menuju kota Samarinda. Dari Bandara masing-masing tim dipandu seorang anggota panitia. Yoyon, mengemudikan mobil Go+ Panca sejak dari bandara menuju show room Nissan-Datsun Samarinda, meeting point pertama.

Saya mengerti mengapa kami tidak dilepas begitu saja 'membawa' Datsun, sebab jalur Balikpapan ke Samarinda ternyata dijadikan rute perkenalan bagi para riser. Yoyon banyak bercerita bagaimana 'medan' sesungguhnya yang bakal kami hadapi. Sepanjang perjalanan ini kami disuguhi jalanan yang menanjak, menurun, menikung yang kadang cukup ekstrem.

[caption caption="Saat Start dari Nissan-Datsun Samarinda (foto dokpri)"]

[/caption]

Buat saya yang terbiasa membawa mobil di jalanan datar ibukota, jelas rute itu menjadi tantangan tersendiri. Ketrampilan mengemudi banyak bicara di sini. Namun secara keseluruhan jalur Balikpapan - Samarinda masih relatif 'bersahabat', karena jalurnya masih ramai dan cenderung 'bagus' kontur jalannya.

Tiba di showroom Nissan-Datsun Samarinda rombongan para riser rehat makan siang dan berdiskusi mengenai safety driving bareng mas Aris Harvenda dari Kompas Otomotif. Di saat bersamaan, di lobby show room berlangsung press conference mengenai event Datsun Risers Expedition bagi awak media.  

[caption caption="Datsun Risers Expedition Jelajah Kalimantan (foto dokpri)"]

[/caption]

Di sini juga ada pelepasan peserta Datsun Risers Expedition yang ditandai dengan selebrasi ala balapan profesional. Dari Samarinda kami bergerak menuju kota Sangatta secara beriringan. Mengendarai mobil secara beriringan dalam kelompok lumayan jadi pe-er buat kami. Tak bisa menginjak gas terlalu dalam dan meninggalkan rombongan. Kami mesti menahan diri dan terus berkoordinasi dengan semua tim agar laju kendaraan tetap stabil dan rombongan dalam kondisi aman di jalan.

Sangatta sendiri adalah salah satu kota yang terkena kebakaran hutan beberapa waktu lalu. Saat kami lewati kondisi kota masih compang camping. Di sana sini terlihat jelaga bekas lahan terbakar. Di beberapa spot juga masih ditemukan sisa pembakaran lahan yang belum padam. Prihatin melihat kerusakan lingkungan akibat pembakaran lahan. Alam Kalimantan yang cantik harus jadi korban demi syahwat ekonomi.

[caption caption="Lansekap Cantik dan Langit Cerah, Sempurna (foto dokpri)"]

[/caption]

Oiya, di Lap pertama ini bertindak selaku driver adalah Nanang Diyanto, perawat yang juga fotografer itu. Bagi Nanang, rupanya ini adalah kali pertama ia memegang kendali Datsun Go+ Panca. Meski baru 'berkenalan' namun tak butuh waktu terlalu lama untuk Nanang bersahabat dengan Go+ Panca.

Mengemudi di jalur ini cukup menyenangkan, cuacanya yang cerah dengan lansekap cantik di depan mata membuat perjalanan mengasyikkan. Apalagi saat melaju langit berwarna biru cerah. Jalur naik turun kali ini lumayan menguji ketahanan masing-masing kendaraan yang dibawa para riser. Nanang cukup tenang membawa mobilnya dan berhasil melahap semua ruas jalanan yang lumayan ekstrem dengan mudah. Kuncinya ada pada penggunaan persneling yang tepat untuk tanjakan, sehingga tak perlu tersendat saat mendaki.

Di jalur ini kami sempat istirahat sejenak di Bukit Menangis dan berganti driver. Kali ini Rizky yang memegang kendali hingga tiba di Sangatta sekitar pukul 19.00 WITA. Tubuh yang lelah membuat beberapa peserta langsung terlelap usai makan malam dan evaluasi...

#Hari 2 Jelajah Sangatta-Berau, Bertemu Suku Dayak Miau Baru

Hari kedua, penjelajahan peserta Datsun Risers Expedition untuk mengeksplor bumi Kalimantan berlanjut. Kali ini kami menuju kota Berau, kota pesisir di timur Kalimantan. Berangkat dari hotel sekitar pukul 8.00 WITA dan kali ini saya mendapat giliran di balik kemudi.

[caption caption="Singgah Sebelum Menuju Berau (foto dokpri)"]

[/caption]

Perjalanan kali ini melalui kawasan pertambangan Kaltim Prima Coal yang gersang. Cuaca cerah di pagi hari, namun panas terik saat tengah hari cukup menguras tenaga. Secara umum jalur ini jalannya tidak seberat jalur Samarinda ke Sangatta. Meski berbukit-bukit namun jalanan lebih mulus. Kerusakan jalan masih bisa dimaklumi. Rusaknya jalan di sana sini bisa jadi disebabkan banyaknya kendaraat berat pertambangan yang melintas di jalur ini.

[caption caption="Cuaca Cerah dengan Langit Biru Menemani Sepanjang Ekspedisi (foto dokpri)"]

[/caption]

Setelah singgah untuk istirahat sejenak, akhirnya kami tiba di Kongbeng, Kutai Timur. Di sini kami melakukan kegiatan aksi kepedulian sosial perusahaan atau Corporate Social Responsbility. Kegiatan CSR bagi warga Dayak Miau Baru ini dikhususkan membantu dunia pendidikan setempat.

[caption caption="Anak-anak, Pemilik Masa Depan (foto dokpri) "]

[/caption]

Pada kesempatan ini Indriani Hadiwidjaja, Head of Datsun Indonesia menyerahkan donasi buku dan alat tulis bagi anak-anak suku Dayak Miau. "Ini adalah CSR ke-10 dan kami konsisten dari awal yaitu membagikan buku-buku karena sesuai dengan kampanye kami yaitu Datsun Rising Hope, di mana kami mengumpulkan buku-buku dan membagikan ke anak-anak Indonesia,” ungkap bu Indri, panggilan akrabnya.

[caption caption="Ibu Indri Serahkan Donasi Buku dan Alat Tulis (foto dokpri)"]

[/caption]

[caption caption="Rumah Adat Dayak Miau Baru (foto dokpri)"]

[/caption]

Pemilihan lokasi CSR di kampung adat Dayak Miau Baru karena lokasi ini cukup sulit dijangkau dan anak-anak di sini kerap terkendala sumber bacaan berkualitas untuk belajar. Dalam pembagian buku ini, Datsun memberikan sekitar 300 buku.

Selain menyerahkan donasi buku, para riser kemudian ditantang menggelar kegiatan edukatif bersama anak-anak suku Dayak. Riser 2 memilih memberi edukasi mengenai cuci tangan yang kadang dilupakan. Anak-anak dijelaskan mengenai pentingnya mencuci tangan sebelum beraktifitas atau sesudah makan.

[caption caption="Anak Dayak Miau Baru (foto dokpri)"]

[/caption]

Nanang Diyanto yang berprofesi perawat menjelaskan pada anak-anak arti pentingnya cuci tangan agar mereka terhindar dari penyakit. Selain itu anak-anak juga diajarkan bersin atau batuk yang sehat. Cara bersin yang tidak biasa ini sempat membuat anak-anak senyum-senyum saat memperagakannya.

[caption caption="Bermain Bersama Anak-anak Dayak (foto dokpri)"]

[/caption]

Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju kota Berau. Kali ini medan perjalanannya cukup berat, dan semua riser sudah diwanti-wanti untuk berhati-hati melintasi jalur ini.

Rute kali ini melintasi hutan hujan tropis Kalimantan yang cantik. Pemandangan indah pepohonan berukuran raksasa banyak kami temui di sini. Sebuah view yang menyejukkan mata setelah sebelumnya disuguhi jalanan gersang. Tapi dibalik keindahan pemandangan indah yang tersaji, kami juga dihadapkan pada banyaknya tanjakan dan turunan yang lebih ekstrem dari sebelumnya.

Berkali-kali Road Captain (Pemimpin Rombongan) memberi instruksi agar menggunakan gigi rendah saat berhadapan dengan tanjakan. Antisipasi atau ancang-ancang yang tepat membuat tim kami selalu bisa melalui setiap tanjakan dengan mulus. Sukses melahap satu tanjakan bukan berarti jaminan di tanjakan berikutnya, karenanya kami tetap berkonsentrasi dengan baik agar tetap bisa melalui semua pe-er tanjakan di hutan lebat ini dengan sukses.

Saya salut dengan RC yang selalu antisipatif memberikan informasi jalanan yang akurat. Selain itu juga kerja sama yang apik sesama peserta membuat perjalanan yang berat ini bisa dilalui dengan baik. Kami tiba di hotel Cantika Swara di Berau persis sama dengan hari pertama.

#Hari 3 Eksplor Pulau Derawan

Setelah dua hari membelah alam Kalimantan dengan segala tantangan alamnya yang cukup berat, di hari ketiga ekspedisi digelar berbeda. Kami tak lagi mengeksplor jalanan darat, dengan tanjakan, turunan, tikungan dan jalan rusak di depan kami. Di hari ketiga kami mengeksplor keindahan pulau-pulau terluar Kalimantan. Tim Datsun Risers Expedition menyambangi kepulauan Derawan.

[caption caption="Resor di Tepi Pantai Tempat Para Riser Menginap (foto dokpri)"]

[/caption]

Kepulauan ini memiliki gugusan pulau-pulau nan cantik, seperti pulau Derawan, Kakaban, Maratua, Nabucco dan Sangalaki. popularitas keindahan pulau-pulau ini memaksa para traveler yang berkunjung ke Kalimantan untuk singgah. Sayapun termasuk sejak lama memendam asa menjejakkan kaki di Derawan.

Perjalanan menuju Derawan kami tempuh melalui dermaga Tanjung Redeb. Di sini kami menyeberang ke pulau Derawan menggunakan kapal cepat. Ternyata tidak semua rombongan menuju pulau yang sama. Rombongan media menuju pulau Maratua, sementara para riser langsung ke Derawan.

Perjalanan kapal cepat ke Derawan ditempuh sekitar 2,5 jam dengan goncangan hebat di lautan. Beberapa kawan menggunakan penantian panjang di atas laut ini untuk beristirahat. Lumayan bisa melemaskan kaki dan terbebas dari pedal gas, rem dan kopling.

[caption caption="Kebersamaan Diantara Riser (foto koleksi Nurulloh)"]

[/caption]

Sesampai di Derawan hanya decak kagum sambil mengucap syukur akan keindahan lukisan Illahi. Benar-benar cantik. Apa yang tersaji tak banyak bedanya dari foto-foto yang pernah saya lihat sebelumnya.

Pulaunya terlihat berkilauan. Pantulan sinar matahari membuat laut di sekitar resort memancarkan kilaunya. Sementara itu sepanjang garis pantai terlihat jelas jajaran pasir putih nan menggoda. Sungguh sebuah pemandangan yang menyegarkan mata.

Destinasi pertama yang kami kunjungi selepas istirahat adalah menyambangi bentangan pasir putih yang terlihat dari kejauhan. Para riser tergoda untuk menjejakinya. Ternyata itu adalah pulau gosong. Dinamakan demikian karena bila menjelajahi pulau itu hingga ke ujung di siang hari maka kulit akan berasa gosong. Yang unik, kunjungan ke Pulau pasir putih ini hanya disarankan sebelum jam 2 siang. Seban selepas jam tersebut pulau itu akan lenyap dari pandangan mata, ditelan air laut pasang.

Puas merasakan sensasi pasir putih di pulau gosong, semua peserta mengikuti sesi pengambilan gambar menggunakan drone. Butuh berkali-kali take untuk mendapatkan angle gambar yang menarik. Untungnya para riser terbiasa menjadi 'model' sehingga tak terlalu sulit menyerap keinginan juru kamera. Usai bergosong ria spot berikutnya yang dijajal para riser adalah snorkeling. Untuk mengintip keindanhan bawah laut di Derawan tak perlu pergi jauh ke tengah laut. Cukup nangkring di dermaga dan berenang di bawahnya. Sebuah dunia menawan tersuguh di bawahnya.

#Hari ke 4 Jelajah Pulau Kakaban

Hari keempat agenda kami cuma satu, mengeksplor pulau Kakaban. Pulau ini masih dalam rumpun gugusan Kepulauan Derawan. Dan untuk menjelajahinya membutuhkan waktu 2 jam perjalanan menggunakan perahu cepat dari pulau Derawan.

[caption caption="Dermaga Pulau Kakaban (foto dokpri)"]

[/caption]

Pulau Kakaban sudah menawan sejak kami lihat dari celah perahu cepat. Lautnya bening, berwarna kehijauan, sangat kontras dengan langit biru yang memayunginya. Cantik. Sejumlah raiser langsung beraksi dengan smartphone dan DSLR nya. Teramat sayang memang melewatkan keindahan Kakaban, karena hampir semua sudut pulau ini menarik untuk diambil gambarnya.

Tidak seperti Derawan yang digunakan sebagai spot snorkeling dan penginapan sekelas resort, maka pulau Kakaban tidak diperuntukkan untuk dihuni. Daya tarik pulau Kakaban ada pada danau di tengah pulau yang memiliki koleksi beragam ubur-ubur. 

[caption caption="Snorkeling Bersama Ubur-Ubur (foto dokpri)"]

[/caption]

Konon danau unik ini hanya ada 2 di Dunia, satu di Palau, kepulauan Mikronesia di lautan Pasifik serta di Kakaban.  Danau Kakaban yang berada di tengah pulau merupakan danau air asin. Memiliki luas sekitar 390 hektar, danau ini merupakan air laut yang tertampung akibat atol yang terangkat selama jutaan tahun. Sama dengan danaunya, pulau Kakaban sendiri yang memiliki luas 5 kilometer persegi berasal dari atol yang terangkat dalam proses jutaan tahun. Jika dilihat dari ketinggian, danau Kakaban terlihat laksana kolam kecil diantara lautan yang mengelilinginya.

Satu hal yang membedakan danau di pulau Kakaban dengan danau lainnya adalah keberadaan spesies ubur-uburnya. Ada 4 spesies ubur-ubur yang hidup di danau ini. Keempat spesies ubur-ubur di Kakaban yaitu Mastigias Papua, Aurelia Aurita, Cassiopeia Ornata, dan Tripedalia cystophora.

[caption caption="Mencari Keheningan di Kakaban (foto koleksi Nanang Diyanto) "]

[/caption]

Di danau ini para riser seolah kembali ke masa kanak-kanak, berenang dan snorkeling sembari bercanda dengan ubur-ubur jinak. Semua jenis ubur-ubur yang berkembang biak di sini semuanya jinak dan tidak menyengat. Pengunjung bisa bebas berinteraksi dengan hewan laut nan lucu ini. Sembari berenang dan snorkeling pengunjung bisa merasakan sensasi memegang hewan yang bentuknya lunak dan kenyal ini.

Namun, meski bebas bersentuhan dengan ubur-ubur, jangan harap anda bebas memperlakukan ubur-ubur itu laksana mainan. Ada aturan tidak tertulis bahwa pengunjung hanya bisa menyentuh dan memegangnya di air. Jika nekat mengangkatnya keluar air petugas akan mendatangi dan menegur.

[caption caption="Jawara Etape 1 DRE 2016 (foto dokpri)"]

[/caption]

Malamnya, gelaran Etape 1 Datsun Risers Expedition ditutup dengan pengumuman para jawara. Keluar sebagai juara 1 tim riser 5 Gapey Sandy, Arif Khunaifi dan Satto Raji. Sedangkan tim riser 1 dengan Kang Arul, Shendy Adam dan Fajar Muchtar keluar sebagai juara kedua. Selamat untuk semua pemenang.

#Hari 5 Jelajah Oleh-oleh khas Berau

Setelah puas berekspedisi dengan total jarak tempuh mencapai 671 kilometer mengelilingi kawasan timur Kalimantan, di hari kelima misi ini pun usai. Sebelum berpisah dan kembali ke kota masing-masing, para riser tak lupa mampir ke sebuah toko  oleh-oleh yang berlokasi tak jauh dari pelabuhan Tanjung Redeb.

[caption caption="Para Riser Menyerbu Toko Oleh-oleh Khas Berau (foto dokpri)"]

[/caption]

Ada beberapa riser yang kalap begitu rombongan masuk ke sebuah toko cinderamata. Berbagai barang kerajinan seperti gelang, kalung atau kain sarung khas Samarinda langsung berpindah tangan. Saya sendiri hanya membeli sejumlah cemilan khas Berau seperti amplang, sejenis kerupuk ikan yang rasanya menggoda.

Usai belanja oleh-oleh, sebagian riser kemudian berpisah di bandara Kalimarau. Rombongan para riser ini bersama-sama menuju kota Balikpapan untuk transit sebelum berganti pesawat menuju Jakarta.

[caption caption="Pose Bersama Untuk Kali Terakhir (foto dokpri)"]

[/caption]

Begitulah catatan kecil saya mengenai event menantang Datsun Risers Expedition etape 1. Meski melelahkan namun sangat mengasyikkan, apalagi para riser di etape 1 begitu guyub, blended, saling support dan akrab. Perjalanan menjadi lebih mudah berkat celoteh kawan-kawan peserta maupun panitia melalui alat komunikasi "Rig" di mobil.

Terima kasih teman-teman riser, panitia dari Kompasiana maupun Datsun yang telah merancang acara hebat ini. Jangan pernah kapok mengajak rombongan sirkus Kompasianer yang heboh ini jika menggelar program di daerah lain di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun