Mohon tunggu...
Syaifuddin Sayuti
Syaifuddin Sayuti Mohon Tunggu... Dosen - blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

email : udin.sayuti@gmail.com twitter : @syaifuddin1969 IG: @syaifuddin1969 dan @liburandihotel FB: https://www.facebook.com/?q=#/udinsayuti69 Personal blog : http://syaifuddin.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Serial Halfworlds dan Joko Anwar

30 November 2015   00:11 Diperbarui: 30 November 2015   12:24 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Serial Halfworlds Karya Joko Anwar (sumber HBOAsia.com)"][/caption]

Channel TV HBO Asia Minggu malam (29/11) akhirnya menayangkan premier tv-seri "Halfworlds" karya sineas Indonesia Joko Anwar. Saya tahu serial ini sejak pertengahan tahun ini dan harap-harap cemas takut terlewat di tv. Dan benar saya sempat terlewat, baru bisa menyaksikan tidak langsung di tv.

Ini adalah karya paling gres dari Sutradara yang baru saja menggaet Piala Citra di ajang Festival Film Indonesia 2015. Untuk jalan cerita lebih baik ikuti tiap episodenya di HBO. Intinya, ini cerita yang tak biasa untuk kelas HBO. Joko mengangkat hal yang sangat Indonesia yang dijadikan inti serial ini. Makanya jangan kaget jika menemui kosakata khas Indonesia seperti dedemit, tuyul, palasik hingga kuntilanak.

Halfworlds sendiri adalah Serial Trailer dan bukan horor. Meski Joko Anwar menyatakan bakal banyak 'tokoh' hantu dalam kasanah Indonesia yang muncul di serial ini, namun jangan berharap bakal menemukan kisah seperti film horror bioskop kita yang penuh adegan seram hantu-hantuan. Ini adalah filmnya Joko Anwar dengan gaya penceritaan yang sangat berbeda dari film horror ala bioskop.

Sireal ini mengambil setting sisi lain ibukota Jakarta yang pengap, padat, dan kumuh. Jakarta dalam kacamata JokAn (kependekan nama Joko Anwar) di serial ini adalah kota yang kotor, penuh tipu muslihat, persaingan antar genk. Hidup tak selamanya senyaman mereka yang keluar masuk mal yang dingin dan mewah.

Hidup di Jakarta ala Halfworlds adalah sebuah persaingan tajam, di mana antar pelakunya kerap memilih jalan pintas, senggol bacok. Lu nyenggol gw bacok. Maka sejak di awal serial ini jangan kaget jika menemukan muncratan darah di sana sini. Termasuk juga tusukan atau bacokan, yang lagi-lagi diakhiri dengan darah, darah dan darah.

Ya, ini memang bukan serial bagi semua umur. Banyak adegan tak pantas dilihat anak-anak, karenanya waktu penayangannya dipilih jam 21.00 WIB. Episode ini juga diulang penayangannya di pukul 23.20. Jadi sangat disarankan tidak mengajak nonton anak-anak, apapun alasannya.

Dwibahasa dan Bintang Tenar

Yang menarik dari Halfworlds ini adalah cara bertuturnya. Dari angle kamera, dramaturgi maupun adegan demi adegan benar-benar keluar dari pakem film Indonesia. Ini serial Indonesia dengan citarasa global. Ya seperti makan pecel tapi dikasih keju. Hehehe...

Para pemeran menggunakan dua bahasa sebagai dasar percakapan diantara mereka. Ini seperti melihat film Singapura atau Malaysia, di mana percakapan dengan bahasa Inggris memang mewarnai cara berbahasa mereka. Kalau saja lokasi tak dijelaskan di Jakarta mungkin penonton akan mengira ini adalah setting kawasan ghetto di Singapura.

[caption caption="Bintang Tenar Dibalik Halfworlds (sumber: HBOAsia.com)"]

[/caption]

Mungkin untuk yang satu ini JokAn punya alasan mengapa menggunakan bahasa gado-gado di filmnya ini. Bisa jadi dengan alasan marketing agar film ini juga bisa dinikmati lebih baik oleh warga Singapura maupun Malaysia. Atau ini adalah cara JokAn menginfiltrasi budaya global dengan bahasa Indonesia. Siapa tahu?

Film ini entah secara kebetulan juga dibintangi oleh aktris peraih piala citra 2015, Tara Basro. Tara yang meraih citra di film layar lebar Joko Anwar, A Copy of My Mind di film ini kebagian main sebagai Ros di 7 episode. Di episode perdana Tara belum kelhiatan muncul.

Di episode ini yang mendominasi adalah tokoh Sarah yang diperankan Salviah Decorte. Sarah sepertinya adalah benang merah film ini. Dari kisah hidup Sarah kemudian mengalir semua misteri dan teka-teki dalam serial berdurasi 30-menitan ini. 

Selain kedua nama itu, masih ada juga sejumlah nama yang jadi jaminan seperti Reza Rahadian, Arifin Putra (adegan laganya di episode perdana ini keren), Alex Abbad, Ario Bayu hingga si cantik Hannah Al Rashid. Serial ini memang bertaburan bintang.

Karena baru episode perdana saya baru bisa berujar Halfworlds sangat Joko Anwar sekali. Kalau anda penikmat karya-larya JokAn yang lain semisal Pintu Terlarang, maka karakter JokAn kalihatan sekali di serial ini.

Dari episode ini JokAn sepertinya bukan hendak mentransfer kekerasan dan horor ke dalam ruang kita di rumah. JokAn juga tak terjebak untuk mengeksploitasi kekerasan dan juga kesereman di serial ini. Tapi... ah tunggu sajalah di HBO jika ingin tau cerita ini akan berujung di mana. Hehehe..

Satu hal yang saya salut adalah cara JokAn melalui Halfworlds yang ingin membuat orang Asia demam "Indonesia". Sejak di awal serial kita disuguhkan beberapa kosakata khas Indonesia seperti beberapa istilah dalam dunia gaib, tatoo 'nasi goreng' yang dibuat untuk seorang bule, hingga kata-kata saru khas Indonesia. Saya yakin kalau serial ini kemudian diputar di tv lokal Indonesia pasti bakal kena gunting sensor banyak sekali, entah itu dari sisi kekerasan ataupun penggunaan dialog kata-kata yang kasar dan berkesan jorok. Tapi, pahamilah itu adalah kosakata yang memang ada dan kerap digunakan oleh kita, ya kita orang Indonesia.

Jadi Trending Topic

Pemutaran episode perdana Halfworlds ternyata juga menjadi trending topic di jagat twitter. Ini terlihat dari 'conversation' yang terjadi diantara netizen. Tidak terlalu mengagetkan jika pemutaran perdana Halfworlds ini diperbincangkan begitu rupa oleh para netizen. JokAn sang sutradara selama ini dikenal sangat 'cerewet' di twitter. Apa yang ditwit biasanya langsung di'samber' netizen menjadi conversation yang menarik. 

[caption caption="Jadi Trending Topic, Abaikan Gambar Akun Twitter Saya (sumber: twitter)"]

[/caption]

Bahkan sejak sebelum jam 21.00 JokAn sudah mewanti-wanti followernya dan juga penyuka film Indonesia untuk tak lupa menonton episode perdana Halfworlds. Sebuah teknik marketing yang cukup berhasil. Bukan tim marketing HBO atau sejenisnya yang berpromosi tapi langsung sang sutradara yang turun gunung. Apa kata JokAn adalah 'titah' yang kemudian diikuti followernya.

[caption caption="Raihan Percakapan di Twitter (sumber: tweetreach.com)"]

[/caption]

 

Begitulah cara JokAn mempromosikan filmnya, langsung turun tangan, mempersilakan orang menonton dan menilainya sendiri. Yang sabar bisa menonton hingga episodenya tuntas baru berkomentar. Tapi bagi yang gatal dan 'banci komen', bisa nonton sambil bercuitan di ranah twitter. 

Oiya, sekedar informasi, bagi yang telat menyaksikan episode perdana Halfworlds bisa dilihat di laman Facebooknya Halfworlds. Tak ada yang dikurangi atau ditambahi. Asli 100 persen.

Memang begitulah cara menonton di era media sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun