Mohon tunggu...
Syaifuddin Sayuti
Syaifuddin Sayuti Mohon Tunggu... Dosen - blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

email : udin.sayuti@gmail.com twitter : @syaifuddin1969 IG: @syaifuddin1969 dan @liburandihotel FB: https://www.facebook.com/?q=#/udinsayuti69 Personal blog : http://syaifuddin.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Nirwana Gardens, Eco Resort yang Sebenarnya

3 November 2015   23:45 Diperbarui: 4 November 2015   00:30 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Nirwana Resort Hotel (foto dokpri)"][/caption]

Menginap di sebuah hotel berkelas bintang bagi saya bukan hal yang aneh. Karena tuntutan profesi dan undangan sebagai blogger kerap diminta menginap dan menuliskan dalam bentuk review. Tapi jujur baru kali ini saya bisa mencicipi menginap di sebuah eco resort.

Apa sebenarnya konsep eco resort sendiri? Saya tak perlu berpanjang lebar menjabarkannya di sini. Mbah Google jauh lebih pintar dari saya dan penjelasannya pun pasti lebih mengena dan komplit. Karena itu mari saya ajak menjelajahi Nirwana Gardens yang menjadi tempat menginap Kompasianer peserta blogtrip di Bintan Resort selama satu malam. 

Resort dengan "R" Besar

Letih seharian beraktivitas keliling Pulau Bintan di hari Sabtu seperti terbayarkan saat kami tiba di Nirwana Gardens Resort. Awalnya saya buta terhadap seluk beluk hotel ini sebelumnya. Apalagi bagi saya ini adalah kunjungan pertama saya ke Bintan Resort, sehingga informasi yang saya dapatkan mengenai hotel ini sangat terbatas.

[caption caption="Sudut Kolam Renang Nan Asri (foto dokpri)"]

[/caption]

Saya yang ditempatkan sekamar dengan Admin Kompasiana Nurulloh, langsung memanfaatkan fasilitas free wifi yang diberikan pada semua tamu secara cuma-cuma. Widih kencang sekali... Dan kebiasaan iseng saya berselancar di dunia maya langsung mendapat tempatnya. Saya ketik "Nirwana Gardens" di laman mbah Google. Langsung seketika saya pun terhubung dengan situs Nirwana Gardens. 

Ternyata yang saya tempati adalah Nirwana Resort Hotel, bagian kecil dari Nirwana Gardens. Adapun hotel yang masih dibawah atap manajemen Nirwana Gardens yaitu Nirwana Resort Hotel, Nirwana Beach Club, Indra Maya Pool Villa, Banyu Biru Villas, serta Mayangsari Beach Resort. Karena saat check in sudah malam kami tak bisa melihat keindahan sekeliling hotel dengan jelas. 

[caption caption="Kamar-kamar Hotel (foto dokpri)"]

[/caption]

Baru keesokan harinya selepas subuh saya bisa melihat langsung sisi-sisi indah dari bangunan serta fasilitas resort secara jelas. Penjelajahan saya mulai dari kamar yang kami tempati dan merupakan kamar bertipe superior. Dengan twin bed yang berukuran cukup lapang, membuat tidur kami pulas hingga keesokan paginya.

Kamar ini memiliki desain minimalis, yang minim dengan pernik. Konsep "fungsi" rupanya menjadi acuan pengaturan ruang di sini. Tak ada perabot atau furnitur yang  salah tempat. Semuanya sesuai kebutuhan. Kesimpulannya, kamar yang kami tempati nyaman, bikin betah. Susah move-on pokoknya kalau sudah di dalam kamar.

[caption caption="Sarapan di Tepi Kolam Renang (foto dokpri)"]

[/caption]

 

Sementara itu bicara fasilitas, di hari kedua para peserta mendapat penjelasan panjang lebar saat site inspection dari Indra Jaya, F&B Manager Nirwana Resort Hotel. Menurut Indra, pihaknya sangat peduli pada keberlangsungan lingkungan. Hotel di sini berdiri di atas tanah  330 hektar. Luasnya Nirwana Gardens yang mencapai 330 hektar, mau tak mau membuat pengelola melakukan upaya penyelarasan dengan lingkungan sekitar. Konsep Eco Resort benar-benar dijaga dan jadi acuan semua aktivitas di sini.

Seperti menjaga agar perbandingan antara bangunan dengan tanah yang ditanami aneka tumbuhan bisa serasi. Kemudian juga menyediakan air kran siap minum di banyak titik, merupakan upaya cerdas pemanfaatan air bersih tidak hanya untuk dibuang usai dipergunakan saat mandi atau memasak, namun bisa juga langsung diminum tanpa khawatir sakit perut.

[caption caption="Pantai Bintan di pagi hari (foto dokpri)"]

[/caption]

Selain itu semua kendaraan yang digunakan di areal hotel menggunakan daya listrik alias tidak lagi menggunakan BBM atau Bahan Bakar Minyak. Misalnya kendaraan keliling areal resort seperti mobil golf yang menggunakan catu daya listrik. Sehingga lebih hemat energi, lebih irit biaya. Pihak pengelola juga menyediakan sebuah mini Zoo yang bisa digunakan sebagai ajang edukasi bagi anak-anak mengenai duni satwa dan pemeliharaannya. 

Dengan segala kepedulian terhadap lingkungan, menurut saya Nirwana Gardens adalah resort sebenarnya, yang tak hanya selesai dalam tataran konsep belaka. Ini adalah resort dengan "R" besar. 

Soal tarif kamar, Indra Jaya memastikan bahwa pihaknya sudah menyiapkan beraneka ragam jenis vila yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan maupun kantong para tamu. Bagi yang berkantong tebal bisa memilih Indra Maya Villas, sedangkan bagi para backpacker bisa menggunakan rumah bergaya Kabana di Nirwana Beach Club. Dan kabar menyenangkan juga dibagikan pengelola Nirwana Gardens yang mengatakan mereka sudah menerapkan kebijakan penggunaan mata uang rupiah dalam setiap transaksi di areal hotel. Ini artinya tak ada lagi transaksi mengugunakan mata uang asing seperti banyak dikeluhkan para traveller lokal di media.

Dari Elephant Show Hingga Taman Mangrove

Kelar mengeksplorasi Nirwana Gardens, peserta blogtrip kemudian diajak menyaksikan pertunjukan atau atraksi gajah di area Nirwana Gardens. Gajah-gajah yang sudah terlatih diajak menghibur pengunjung dengan polahnya yang lucu. Seperti menghitung angka, berpose bak peragawati hingga bermain sepakbola.

[caption caption="Elephant Show (foto dokpri)"]

[/caption]

Beberapa pengunjung juga dilibatkan dalam pertunjukan, seperti diajak menari, mendapat kalungan bunga, serta menjadi penjaga gawang sepakbola gajah. Saya sempat didauat sebagai kiper dan menerima 'tendangan' dari seekor gajah. Dari tiga kali tendangan gajah, hanya satu yang berhasil saya selamatkan dengan cara diblock. Sisanya kebobolan sodara-sodara.

Puas menyaksikan kelucuan gajah-gajah kecil, rombongan kemudian diajak mengunjungi hutan mangrove yang letaknya tak jauh dari kawasan hotel. Soal mangrove mungkin sama saja dengan kawasan lainnya, namun hutan mangrove disini dijadikan kawasan terlindungi dan tidak boleh dirusak, apapun alasannya.

Untuk melihat dari dekat kawasan mangrove, kami semua diajak berperahu masuk kedalam zona mangrove. Ditemani seorang petugas bernama Ardi, kami dibawa menyusuri kawasan yang yang masih alami. Mangrove adalah sejenis tanaman yang punya banyak manfaat bagi umat manusia.

Karena tumbuh di pinggir laut, akar mangrove yang berukuran besar bisa digunakan sebagai penahan ombak atau tsunami.  

Namun dalam perjalanan ini sempat terjadi beberapa 'tragedi' yakni bertemu dengan ular berukuran besar yang sedang tertidur di batang dahan. Memang ular-ular tersebut sama sekali tidak mengganggu manusia, sejauh manusia tidak mengusik atau mengganggu tidur si ular, situasi pasti aman terkendali.

Perjalanan menyusuri hutan mangrove ini berlangsung sekitar 1 jam lamanya.

The Canopi, Penginapan Berkonsep Glamping

Setelah lelah mengikuti serangkaian aktivitas, usai makan siang di Mal Lagoi kamipun beranjak menuju Treasure Bay. Treasure Bay merupakan kawasan hiburan keluarga yang menonjolkan aktivitas luar ruang di air maupun non air. Di sini, tepatnya di tengah areal Treasure Bay terdapat giant pool berukuran raksasa.  Tapi jangan keliru dengan konsep kolam renangnya. Sebab berbeda dari kolam renang yang kita kenal selama ini.

[caption caption="Petugas Pengawas 'Pantai' (foto dokpri)"]

[/caption]

Kolam renangnya dibentuk menyerupai lautan dengan pantai buatan. Sekilas suasana yang berhasil diciptakan sangat mirip dengan kondisi aslinya, hanya minus pasir pantai saja. Di sisi 'pantai' sepeti halnya pantai di resort ternama, banyak ditempatkan bangku-bangku panjang untuk bersantai.

Selain bermain air atau berenang, di sini pengunjung bisa melakukan permainan seperti water ski, kano, polo air, hingga jetski. Ada pula sejumlah permainan non air yang juga bisa dimainkan, yakni segway, bersepeda, motor listrik, hingga mobil ATV.

[caption caption="Pengunjung dari Negeri Seberang Asyik Bersantai (foto dokpri)"]

[/caption]

Bagi yang menginap seperti para peserta blogtrip, Treasure Bay juga menyediakan 40 tenda safari modern. Meski tinggal di dalam tenda, namun tenda yang ini berbeda. Tendanya laksana lkamar hotel berbintang, dengan ranjang berkelambu nan romantis, sofa untuk leyeh-leyeh serta kamar mandi berkonsep open air alias setengah terbuka.

[caption caption="Tenda Safari Nan Mewah (foto dokpri)"]

[/caption]

[caption caption="Salah satu sudut di depan Tenda (foto dokpri)"]

[/caption]

Semua layanan tadi masih ditambah dengan kualitas tenda nomor wahid, dengan bahan terpal terbaik sehingga tidak usah khawatir bakal bocor atau kehujanan. Semua tenda di sini juga dilengkapi alat pendingin ruangan yang bisa menjamin tamu tak akan kepanasan di siang hari.

[caption caption="Tempat Tidur Berukuran King size (foto dokpri)"]

[/caption]

Di depan tenda kita juga bisa berendam dalam jacuzzi portable yang disediakan bagi sejumlah kamar. Saya sendiri sempat mencoba berendam setelah berenang di 'pantai' tak jauh dari lokasi tenda tempat saya  menginap. 

Untuk masalah perut jangan khawatir, Treasure Bay punya Bora-bora resto yang buka 24 jam. Resto and bar ini melayani pengunjung dengan pilihan aneka makanan lokal maupun internasional. Jadi jangan khawair kelaparan jika di malam hari terbangun dan ingin makan. Tinggal kontak petugas maka makanan siap disantap.

[caption caption="Bora-bora Resto and Bar (foto dokpri)"]

[/caption]

Menurut saya Canopi cocok bagi mereka yang menyenangi petualangan namun tak mau direpotkan aneka barang dan printilan camping. Nuansa camping atau berkemah masih bisa dirasakan namun dengan sentuhan berkelas glamour. Canopi juga cocok digunakan bagi mereka yang ingin istirahat. Sebab meski di sini ada sepeda motor yang berkeliling, tapi sepeda motor tersebut tidak mengeluarkan suara bising maupun asap knalpot. Pengunaan sepeda motor listrik ternyata ampuh mengurangi polusi suara maupun polusi asap. 

Ini adalah bagian kedua postingan mengenai Blogtrip Kompasiana yang bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata. Saya yang baru pertama kali mengikuti kegiatan semacam ini menganggap travelling campaign yang terus digalakkan oleh Kementerian Pariwisata untuk menyebarkan sebanyak mungkin konten positif mengenai pariwisata Indonesia adalah sebuah langkah baik. Sebagai traveller blogger tentu menyambut upaya-upaya sejenis ini demi mengabarkan lebih luas lagi kepada masyarakat dalam negeri maupun masyarakat internasional. Semuanya semata-mata demi memajukan dunia pariwisata Indonesia, karena Pesona Indonesia terlalu sayang jika hanya disimpan di album foto.

Mari bagikan keindahan Indonesia kepada dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun