Target saya ternyata terlalu optimis. Saya hanya memperhitungkan kondisi jalanan dan abai pada kondisi tubuh yang didera kelelahan. Saat memasuki pintu tol Palimanan menuju Cikopo situasi dan kondisi ternyata tak cukup bersahabat. Konsentrasi saya bermasalah, menurun tajam. Badan yang tak lagi bugar membuat daya nalar saya menurun tajam. Ruas Palimanan menuju Cikopo menjadi ruas tol paling panjang dan menjemukan. Jalan seolah tak berujung.Â
Kecepatan kendaraan pun saya lajukan di kisaran 60 - 80 km/jam. Saya tak kuat lagi menggeber kecepatan demi mengejar cepat sampai di Jakarta sebelum tengah malam.
Perjalanan di ruas tol ini menjadi berasa sangat lama, apalagi semua penumpang tidur berjamaah di mobil. Dalam kesendirian mengemudi saya kerap melajukan kendaraan dengan sesekali diselingi menyanyi, teriak-teriak, makan permen kopi, mengoleskan bagian wajah tertentu dengan aromaterapi. Tapi itu semua tidak cukup membantu. Saya butuh istirahat!
Saya memang bukan penganut dan peminum minuman berenergi agar mata tetap terjaga saat menyetir. Bagi saya, jika tubuh kondisinya menurun dan mengantuk, bukan minuman berenergi atau kopi jawabannya. Kondisi mengantuk mesti dibalas dengan beristirahat atau tidur. Soal waktu atau durasi tidur tidak terlalu penting. Kadang harus beristirahat selama satu jam, atau di kasus lain cukup merebahkan diri di mobil selama beberapa menit kita bisa melanjutkan kembali perjalanan. Semua sesuai kebutuhan tubuh kita masing-masing.
Akhirnya tiap rest area atau tempat istirahat saya datangi. Saya sempat tidur di mushola di salah satu rest area tanpa sempat mencopot sepatu lantaran lelah yang sangat.
Tips Berkendara Aman di Tol Cipali
Dari pengalaman langsung mengemudi di jalan tol Cipali kemarin, ada beberapa hal yang bisa jadi tips bagi anda yang ingin melintas di ruas jalan tol ini. Pertama, jalan tol yang lurus tanpa tantangan seperti Cipali jangan dijadikan sirkuit tempat beradu nyali. Sangat berbahaya bagi anda yang menjadikan jalur jalan tol laksana sirkuit mobil. Pacu kendaraan di kecepatan menengah karena dengan kecepatan demikian kita masih cenderung bisa mengontrol emosi dan berkonsentrasi dengan baik.
Jika mengebut diatas batas kecepatan yang disarankan yakni 100 km/jam pengemudi bakal cenderung terlena dan enggan menurunkan kecepatan. Apalagi di sebelah jalur juga memacu kecepatan mobilnya dengan cukup tinggi sehingga kita kadang merasa 'gengsi' jika menurunkan kecepatan. Ingat masih ada orang tercinta yang menunggu di rumah. Jika kecepatan terlalu tinggi, kita bakal abai dan kurang konsentrasi. Padahal konsentrasi adalah modal utama saat mengemudi.
[caption caption="Tidur Beratap Langit di Rest Area (foto koleksi pribadi)"]
Kedua, jika kelelahan jangan memaksakan diri meneruskan perjalanan karena sangat beresiko. Menepi ke rest area adalah pilihan paling bijak. Tidak disarankan berhenti atau menepi di bahu jalan di sisi kiri. Ini sangat berbahaya karena salah-salah kendaraan kita bakal diseruduk kendaraan yang sedang hilang kendali.
Jika anda mengantuk, tidur adalah obat paling mujarab dan tidak ada duanya. Tidur adalah barang mewah yang bisa didapat semua orang. Maka tidurlah barang sejenak di tempat yang aman dan layak. Di ruas tol Cipali ada sejumlah rest area yang disediakan untuk istirahat bagi pemudik. Di sini kita bisa memilih istirahat di mobil, tempat makan atau di mushola. Beberapa pemudik saya lihat malah sengaja menggelar koran atau tikar di jalanan beraspal di rest area. Mungkin ini dilakukan karena tempat yang tersedia penuh dan hanya menyisakan jalanan beraspal saja.