Mohon tunggu...
Syaifuddin Sayuti
Syaifuddin Sayuti Mohon Tunggu... Dosen - blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

email : udin.sayuti@gmail.com twitter : @syaifuddin1969 IG: @syaifuddin1969 dan @liburandihotel FB: https://www.facebook.com/?q=#/udinsayuti69 Personal blog : http://syaifuddin.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Masa Lalu Selalu Aktual di Tembi

29 Juli 2015   04:48 Diperbarui: 11 Agustus 2015   21:30 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

6. Situs www.tembi.net

Tembi Rumah Budaya juga memiliki situs internet multimedia yang berisi liputan, dan ulasan, aneka peristiwa budaya baik di Yogyakarta maupun Indonesia pada umumnya. Selain itu, tembi.net juga menyajikan beragam karya budaya lama yang masih layak untuk diapresiasi hingga kini. Situs tembi.net (dulu bernama www.tembi.org) pernah menjadi Juara 2 Lomba e-Content untuk Kategori e-Culture dari Kementerian Riset dan Teknologi pada 2004. 

 7. Penerbitan Buku

Secara berkala Tembi Rumah Budaya juga menerbitkan buku-buku sejarah dan kebudayaan. Buku-buku yang telah diterbitkan antara lain: Kidung Malam (Herjaka Hs) berupa novel wayang, Pitutur Luhur Leluhur (Albes Sartono),‘Resep dan Makna Sajen Pasang Tarub (Suwandi Suryakusuma dkk), Ayah Anak Beda Warna: Anak Toraja Kota Menggugat (Tino Saroengallo), Rerasan Owah Gingsiring Jaman (Prof. Dr. N. Driyarkara), dan Sejarah yang Memihak: Mengenang Sartono Kartodirdjo (M. Nursam dkk).

[caption caption="Berfoto di depan mobil antik jadi favorit pengunjung (foto koleksi pribadi)"]

[/caption]

Dengan aneka kegiatan ini, Tembi Rumah Budaya tak punya mimpi yang muluk. Cukup menjadi salah satu rujukan dalam kegiatan budaya di Indonesia. Tembi sudah memberikan ruang berekspresi yang lega bagi para penikmat dan penggiat budaya, tinggal bagaimana masyarakat pecinta seni mengapresiasinya.

Jika berlibur ke Jogjakarta saya rekomendasikan kunjungan ke tempat ini selain menikmati kemacetan di Malioboro atau bermandi peluh di pantai Gunung Kidul. Karena saya yakin orang 'sekarang' butuh sesuatu yang selalu aktual, meski itu adalah masa lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun