Mohon tunggu...
Syaifuddin Sayuti
Syaifuddin Sayuti Mohon Tunggu... Dosen - blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

email : udin.sayuti@gmail.com twitter : @syaifuddin1969 IG: @syaifuddin1969 dan @liburandihotel FB: https://www.facebook.com/?q=#/udinsayuti69 Personal blog : http://syaifuddin.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Masa Lalu Selalu Aktual di Tembi

29 Juli 2015   04:48 Diperbarui: 11 Agustus 2015   21:30 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Suasana Penginapan Menyerupai Rumah Jawa tempo dulu (foto koleksi pribadi)"]

[/caption]

Mbak Avi, pemandu yang menemani penulis selama kunjungan di sini mengatakan, rumah ini selain menjadi penanda eksistensi pemiliknya yang kebetulan orang Jawa, juga dimaksudkan sebagai tempat dokumentasi barang-barang budaya Jawa bagi kepentingan generasi sekarang dan akan datang. Generasi sekarang menurut Avi banyak yang tak lagi peduli budaya leluhurnya, karena itulah rumah budaya ini berdiri.

Apa yang dikatakan Avi ternyata ada benar juga. Sejumlah pengunjung berusia kanak-kanak mengaku tak banyak mengetahui budaya Jawa yang ditampilkan di sini. Misalnya, mengenai sejumlah dolanan atau mainan anak-anak khas Jawa. Seorang anak banyak menanyakan dolanan jadul (jaman dulu) yang dipajang di museum benda budaya. 

[caption caption="Dolanan Anak khas Jawa yang Langka (foto koleksi pribadi)"]

[/caption]

Permainan anak-anak seperti gasing, congklak, karet tali, topeng, atau sejumlah permainan dari kayu dan kertas yang saya sendiri tak tahu namanya meski dulu kerap memainkannya, menjadi barang yang asing bagi pengunjung anak yang kini lebih mengakrabi permainan elektronis. Anak-anak seperti kebingungan  karena tak lagi menemukan dolanan sejenis di kehidupan nyata.

Untuk urusan yang satu ini mungkin saya bisa dikategorikan sebagai generasi yang cukup beruntung lantaran masih sempat 'bersentuhan' dengan aneka dolanan anak yang ditampilkan di museum ini. Bahkan beberapa diantaranya dulu akrab dengan keseharian saya.

[caption caption="Koleksi celengan tradisional (foto koleksi pribadi)"]

[/caption]

Tembi Rumah Budaya berdiri pada 20 Mei 2000, terletak di Jalan Parangtritis Km 8.4, Dusun Tembi, Timbulharjo, Sewon Bantul, Jogjakarta. Namanya diambil dari nama dusun tempat rumah budaya ini berada.

Awalnya tempat ini merupakan pusat kajian budaya Jawa yang didirikan pada 6 September tahun 1995. Sebagai pusat kajian budaya Jawa, lembaga ini memfokuskan kegiatannya pada dokumentasi dan pengkajian budaya Jawa. Kemudian di tahun 2006 rumah ini dikembangkan menjadi rumah budaya dengan penambahan aktivitas kegiatan pameran benda-benda seni budaya Jawa serta penginapan.

[caption caption="Pengunjung dan sepeda Onthel yang jarang ditemukan di kota besar (foto koleksi pribadi)"]

[/caption]

Belakangan, setelah rumah budaya ini dikelola oleh putra sulung P.Swantoro yakni Norbertus Nuranto, rumah budaya Tembi ini tidak melulu fokus sebagai pusat budaya Jawa saja namun meluaskan diri sebagai rumah budaya Indonesia. Kesadaran akan kebhinekaan menjadi alasan mengapa rumah budaya ini dikembangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun