Mohon tunggu...
Syaifuddin Sayuti
Syaifuddin Sayuti Mohon Tunggu... Dosen - blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

email : udin.sayuti@gmail.com twitter : @syaifuddin1969 IG: @syaifuddin1969 dan @liburandihotel FB: https://www.facebook.com/?q=#/udinsayuti69 Personal blog : http://syaifuddin.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Setelah Multiply Tutup, Bagaimana Nasib Online Store?

27 April 2013   01:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:32 1355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_257386" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi/Admin (Kompas.com))"][/caption] Manajemen Multiply, akhirnya mengeluarkan kebijakan mengejutkan, per 6 Mei mendatang akan menutup layanan Multiply marketplace alias lapak jualan online yang selama ini mereka operasikan di Indonesia dan Filipina. Langkah ini mereka ambil sebelum mereka benar-benar menghentikan semua kegiatan operasional perusahaan pada 31 Mei 2013. Ini adalah kali kedua manajemen MP melakukan revisi bisnisnya. Sebelum ini mereka juga menutup layanan blog Multiply yang sudah melambungkan nama Multiply sebagai salah satu platform blog yang digemari di dunia. Saat itu reaksi para MP-ers beragam, namun intinya menyesalkan penutupan platform blognya. Migrasi akhirnya jadi pilihan sulit mereka yang sudah 'karatan' di MP. Blog para MP-ers pun menyebar ke berbagai platform. Bagi beberapa orang yang punya 'rumah' baru mungkin jadi berasa aneh karena platform blog di luar MP sangat beda. Intensitas interaksi yang terjadi di rumah baru tak seasyik dan seguyup MP. Saat itu saya termasuk yang sempat mempertanyakan alasan penutupan itu. Menurunnya kinerja MP dalam beberapa tahun terakhir adalah akibat strategi bisnis mereka manajemen MP yag kurang tanggap dengan dinamika dunia online yang cepat berubah. Masuknya pendatang baru seperti Facebook maupun twitter yang sangat agresif sepertinya 'lupa' mereka antisipasi. Tampilan Blog MP saat itu begitu konservatif dan seadanya. Padahal pemain lain seperti Wordpress terus berbenah dan mempercantik tampilannya. Diusirnya para blogger MP dari rumah mereka dan menggantikannya dengan marketplace atau lapak jualan online mereka canangkan sebagai upaya memperbaiki kinerja MP. Tapi seiring berjalannya waktu ternyata pertumbuhan platform marketplace itu tak sesuai harapan manajemen. Bisa jadi manajemen MP salah mengantisipasi pasar Indonesia dan Filipina. Meski secara jumlah penduduk Indonesia merupakan negeri yang paling banyak penduduknya di asia pasifik, namun itu bukan jaminan bisnis online akan leading. Stefan Magdalinski, CEO MP mengaku dalam satu tahun terakhir sejak mereka concern di marketplace mereka sudah berupaya membuat banyak terobosan untuk menjadi leader di kawasan ini. Sayangnya mereka harus menghadapi kenyataan kinerja MP lagi-lagi tak sesuai harapan. Dan puncaknya Mei ini adalah bulan terakhir keberadaan marketplace MP. Meski terpuruk, Stefan meyakinkan bagi para penjual dan pembeli yang sudah bertransaksi melalui MP akan dijamin hak-haknya hingga selesai. Tampaknya keputusan ini diambil agar tak terjadi gejolak dan gugatan hukum di kemudian hari. Sebuah solusi win-win. Menurut saya kesalahan terbesar MP hingga akhirnya rontok adalah karena memasuki lahan yang bukan core bisnisnya. Mestinya MP sebagai jejaring sosial dikembangkan, dirombak, karena terbukti punya pengguna fanatik di Indonesia. Dan terbukti menutup blog MP ternyata adalah awal kejatuhan MP sendiri. Jika mereka berniat menguasai pasar situs marketplace di Indonesia mengapa tak mengcreate situs baru karena resiko tentunya berbeda jika dibandingkan mengamputasi blog MP. Meski gagal di Multiply, bukan berarti Naspers selaku pemilik saham 'habis'. Kabarnya kepemilikan saham Naspers di tokobagus.com ditingkatkan karena konon lebih menguntungkan. Rontoknya MP bakal jadi mimpi buruk bagi para pemain di bisnis online. Lalu apakah bisnis online masih cukup cerah di masa depan? Prediksi saya masih, karena media online terus tumbuh. Kejelian menggunakan platform ataupun media online akan jadi kunci sukses bermain di bisnis online. Dan satu yang paling utama, pertahankan kepercayaan pasar sehingga kalau sampai harus berpindah platform bakal tetap dicari oleh pelanggan. Bagaimana, masih percaya bisnis online? Sundul gan.... Salam, http://syaifuddin.com @syai_fuddin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun