[caption id="attachment_216788" align="aligncenter" width="300" caption="Peserta Geturbanized November"][/caption] Sabtu pekan lalu, saya dan sejumlah Kompasianer mengikuti kegiatan GetUrbanized November yang digelar Kompasiana bareng Urbanesia dan Cooking Plus Vineth Bakery. Cooking class semacam ini memang baru pertama kali digelar sejak GetUrbanized berlangsung. Kali ini saya mengajak putri bungsu saya, Ninis yang penasaran ingin mengetahui secara langsung cara pembuatan Cupcakes, kue yang lagi hits itu. Kami sekeluarga memang senang belajar apapun. Di saat senggang kalau tak ada acara ke luar rumah, kami terbiasa melakukan banyak hal bersama-sama. Dan memasak termasuk salah satu kegiatan favorit mereka. Tujuannya selain memberi pengetahuan kuliner, juga memberi bekal agar bisa mandiri di kemudian hari. Alasan ikut kelas ini juga karena nama Vineth Bakery-nya. Bagi warga Jakarta penggemar roti, Vineth Bakery adalah jaminan cita rasa roti khas Eropa terbaik. Malah tak berlebihan jika saya katakan toko roti yang dimiliki William Wongso ini merupakan landmark kuliner ibukota. Bayangkan saja toko ini mampu eksis lebih dari 30 tahun di tengah banyaknya muka-muka baru toko roti sejenis yang bermunculan. Jika tak mempunyai kekuatan rasa, pastilah toko roti ini sudah gulung tikar sejak dulu.
***
[caption id="attachment_216793" align="aligncenter" width="300" caption="Peralatan tempur"]
[/caption] Pagi itu saya tiba tepat waktu di Vineth Bakery Panglima Polim, Jakarta Selatan yang menjadi lokasi pelatihan. Tempat kursus sendiri berada di lantai dua, di atas toko roti dan Resto. Tampak beberapa kompasianer yang lebih dulu hadir sudah memilih tempat terbaik yang disediakan. Pihak penyelenggara menyediakan meja besar dan kecil bagi kompasianer yang mengikuti cooking class. Sayangnya beberapa meja akhirnya kosong karena ketidak hadiran Kompasianer. Dari 20 nama peserta cooking class, sebenarnya ada 4 pria termasuk
saya. Namun hingga acara berakhir saya dan pak Erwin Ronuz jadi "lelaki di sarang penyamun". Hehehe... Tak apa, justru kami jadi menonjol lantaran paling guanteng. :) Oya ruang kelas yang digunakan Cooking Plus Vineth Bakery ini sangat nyaman. Ukurannya tak seberapa besar, namun cukup untuk menampung hingga maksimal 20 orang. Sengaja dibatasi 20 orang agar tak terlalu ramai dan peserta bisa berinteraksi lebih intens dengan pengajar. Ruang kelasnya sendiri didesain modern, simpel, bersih dan homy. Karena nyamannya, kita berasa seperti di dapur rumah sendiri. [caption id="attachment_216794" align="aligncenter" width="300" caption="Update Status Dulu"]
[/caption] Tiap meja disediakan peralatan lengkap mulai dari mangkuk, baskom, hingga mixer untuk mencampur adonan. Bahan-bahan cupcakes pun sudah tersedia sesuai takaran di masing-masing meja. Selain untuk peserta, di ruang kelas ini juga tersedia peralatan yang digunakan pengajar seperti mixer berukuran besar (biasa digunakan toko-toko roti besar), alat pemanggang dan aneka cetakan kue.
***
[caption id="attachment_216784" align="aligncenter" width="300" caption="Selina Limman membuka kursus"]
[/caption] Kelas memasak kali ini dibuka Selina Limman, sang owner Urbanesia.com. Ia menjelaskan apa itu Urbanesia, dan apa saja kegiatannya selama ini. "Urbanesia mewadahi para blogger yang mempunyai passion pada banyak hal. Kali ini memberi kesempatan Kompasianer pecinta kuliner untuk belajar membuat Red Velvet Cupcakes dari pakarnya secara langsung," ujar Selina. Selina hanya bicara sedikit karena tahu peserta kursus sudah menunggu sang pengajar, Olivia Wongso. Menilik namanya, benar sekali Olivia adalah putri bungsu dari maestro kuliner William Wongso. Oliv sebenarnya tak memiliki latar pendidikan dibidang boga, bahkan ia justru kuliah Komunikasi Massa di Australia. Namun kecintaan pada kuliner yang ditanamkan sang ayah sejak kecil, secara tak langsung membuat Olivia total menceburkan diri di bidang kuliner. Kini selain ikut terjun meneruskan bisnis keluarga, ia mengembangkan
CookingPlus, yang reputasinya disebut sebagai salah satu tempat kursus masak jempolan di Jakarta. [caption id="attachment_216795" align="aligncenter" width="300" caption="Ciyus banget"]
[/caption] Saya merasa beruntung bisa menjadi murid Olivia hari itu. Meski namanya cukup terkenal di jagat kuliner, namun Oliv sangat membumi. Ia ramah dan mau melayani semua pertanyaan kompasianer. Padahal tak semua peserta memiliki basic ilmu memasak sebelumnya, kesenangan akan masakan yang menyatukan para peserta. Jadi kebayanglah seperti apa kecerewetan peserta yang menanyakan hal-hal yang mendasar sampai yang njelimet. Dan Olivia menanggapi semua pertanyaan dengan antusias dan sabar. [caption id="attachment_216785" align="aligncenter" width="300" caption="Olivia jelaskan Trik Membuat Cupcakes"]
[/caption] Olivia sengaja menciptakan suasana kelas yang cair dan bersahabat, sehingga para peserta tidak seperti berada di kelas kursus yang kaku. Ia layaknya seorang teman yang sedang berbagi pada sahabatnya. Ia selalu memberi kesempatan peserta bertanya atau membiarkan peserta menyela penjelasannya jika ada yang tak dimengerti. Ia tak pernah menghakimi peserta yang salah mempraktekkan perintahnya. Ia sabar menjelaskan dan membantu peserta. Semua peserta ia datangi satu persatu saat praktek berlangsung. Ia ingin memastikan semua peserta mengikuti arahannya, sehingga hasil kursus nantinya sesuai harapan.
***
[caption id="attachment_216786" align="aligncenter" width="300" caption="Cupcakes dalam Proses"]
[/caption]
Untuk membuat Red velvet Cupcakes, ternyata bahannya cukup simpel. Hanya butuh butter, minyak, gula, telur, ekstrak vanila, pewarna makanan warna merah, bubuk coklat, tepung, garam, buttermilk, baking soda, dan vinegar.
Dan proses pembuatannya pun ternyata juga tak serumit bayangan saya. Diawali dengan mengaduk butter, gula dan minyak hingga lembut. Kemudian campur dengan telur hingga menyatu. Aduk bubuk coklat dicampur pewarna, setelah itu satukan dengan adonan butter. Setelah itu campurkan dengan tepung, garam, dan buttermilk. Jika proses ini lengkap, adonan siap naik cetakan dan dioven selama 20 menit. [caption id="attachment_216790" align="aligncenter" width="300" caption="Last Step"]
[/caption] Setelah cupcakes masuk oven, Olivia pun mengajarkan cara pembuatan cream cheese frosting, yang digunakan untuk hiasan cpcakes. Frosting ini juga sama simpelnya, terbuat dari butter, cream cheese, gula halus, dan ekstrak vanila. Jika sudah jadi, frosting tadi jadi bahan untuk menghias cupcakes. Terus terang saya agak kesulitan dibagian poles-memoles ini. Ternyata cukup sulit juga menghias cupcakes. Disinilah saya kelihatan sangat amatir! Hihi.... Tak apalah, namanya juga pemula, batin saya mengibur diri.
***
[caption id="attachment_216791" align="aligncenter" width="300" caption="This is it, my cupcakes!"]
[/caption] Yang unik dari kelas memasak kemarin, meski bahan yang diberikan sama, cara memasak pun diberi arahan yang sama, namun hasilnya ternyata tak sama. Ada peserta yang bentuk kuenya terlalu tinggi, melampaui ukuran 'cup' yang disediakan. Tapi ada pula yang kurang pas. Para peserta pun senyam-senyum sendiri melihat hasil karyanya. Lalu, bagaimana dengan hasil karya saya? Lumayanlah, enggak malu-maluin. Setidaknya dari sisi rasa bisa dibandingkan dengan produk toko sebelah. Oya, selama kursus berlangsung, saya libatkan Ninis putri saya membantu dalam pembuatan hingga menghiasnya. Ia cukup senang karena di sekolahnya juga diajarkan Fun Cooking. "Ternyata bikin cupcakes itu gampang ya, Yah!" begitu komentarnya usai ikut kelas memasak kali ini. Berarti tujuan saya tercapai memberikan rekreasi edukasi bagi putri saya. Ketimbang jalan-jalan ke mall, kegiatan semacam ini jelas lebih berguna. [caption id="attachment_216792" align="aligncenter" width="300" caption="Bareng Olivia"]
[/caption] Beberapa peserta malah sudah membayangkan bisa mulai wirausaha setelah mengikuti kursus ini. Ternyata kegiatan yang sederhana seperti cooking class ini bisa memotivasi orang untuk be creative dan berpikir ke depan. Saya kira Olivia pastinya akan senang jika ada lulusan kursusnya yang maju dan berhasil mengikuti jejaknya berbisnis kuliner. Terimakasih Urbanesia, Kompasiana, dan juga CookingPlus yang telah menggelar acara yang fun namun penuh manfaat. Ditunggu event selanjutnya yang semoga tak kalah serunya.
Lihat Sosbud Selengkapnya