Mohon tunggu...
Syaifuddin Sayuti
Syaifuddin Sayuti Mohon Tunggu... Dosen - blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

email : udin.sayuti@gmail.com twitter : @syaifuddin1969 IG: @syaifuddin1969 dan @liburandihotel FB: https://www.facebook.com/?q=#/udinsayuti69 Personal blog : http://syaifuddin.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Voluntourism, Butuh Aksi Nyata

7 Januari 2015   23:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:36 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14206231001953594830

[caption id="attachment_363485" align="aligncenter" width="520" caption="Kawah Putih (foto : koleksi pribadi)"][/caption]

Jadi volunteer atau relawan untuk dunia pariwisata Indonesia? Kenapa tidak. Selama ini saya dan juga anda pengguna media sosial secara tak sadar adalah duta wisata tak resmi. Coba cek media sosial seperti Facebook, twitter maupun Instagram saat liburan akhir dan awal tahun, bertebaran gambar destinasi wisata dari berbagai daerah yang dibagikan netizen.

Informasi itu mulai dari destinasi wajib kunjung di sebuah kawasan, referensi penginapan, atau cara menjangkau sejumlah tempat wisata tak biasa hingga spot kuliner yang wajib dicoba di sebuah daerah. Semua infromasi itu dibagikan para netizen secara cuma-cuma.

Bagi Indonesia yang kekayaan alam dan destinasi wisatanya berlimpah, aktivitas di social media seperti itu jelas menguntungkan. Bayangkan saja jika semua turis lokal punya akun social media dan gemar membagikan pengalamannya berwisata di berbagai daerah melalui akun socmed betapa riuhnya perbincangan wisata tiap harinya. Karena faktanya tak ada kata jeda untuk berwisata, meski bukan hari libur sekalipun.

Memang suasana paling ramai wisata adalah  saat hari libur, entah itu libur akhir pekan, liburan sekolah, liburan nasional atau libur hari raya. Banyaknya tanggal merah dalam setahun juga memicu banyaknya perjalanan wisata orang Indonesia, dan ini merupakan sebuah potensi besar Voluntourism.

Voluntourism Perlu Diorganisir

Menjadi volunteer bagi saya bukanlah sesuatu yang asing. Sebelum ini saya terlibat sebagai volunteer dalam kegiatan pendidikan Kelas Inspirasi. Ini merupakan program para volunteer yang peduli pada dunia pendidikan anak-anak usia SD. Program ini diikuti para profesional dari berbagai bidang pekerjaan yang meluangkan waktunya untuk mengajar di sekolah SD dalam sehari.

Kelas Inspirasi sendiri merupakan gagasan Anies Baswedan, jauh sebelum ia menjabat sebagai Menteri Pendidikan. Kegiatan ini bernaung di bawah payung besar kegiatan Indonesia Mengajar. Maksud kegiatan ini adalah mengajak para profesional yang peduli pada dunia pendidikan anak negeri untuk berbagi (sharing) dengan siswa SD yang umumnya berasal dari kalangan ekonomi menengah bawah. Dalam kegiatan ini para volunteer berbagi pengalaman sesuai latar belakang pendidikan dan pekerjaannya masing-masing.

Sejak digelar tahun 2013, kegiatan ini memberi efek cukup besar bagi anak-anak. Setidaknya ini terlihat dari respon sekolah mengenai kegiatan ini. Dan bagi anak-anak sendiri mereka punya patron yang bisa dicontoh tempat mereka menggantungkan cita-cita dan harapan.

Kembali ke Voluntourism. Mengacu pada apa yang dilakukan Indonesia Mengajar, menurut saya tak ada salahnya jika ada aksi sejenis untuk dunia pariwisata. Membangkitkan para wisatawan untuk saling berbagi informasi dan keindahan alam Nusantara. Tidak hanya dibagikan pada teman-teman warga Indonesia sendiri, namun juga bagi orang seluruh dunia.

Melalui social media, keterjangkauan tidak akan menjadi masalah. Sekali publish akan menjangkau semua sudut dunia. Tinggal bagaimana mengorganisirnya menjadi sebuah kegiatan bersama yang berkesinambungan.

Bagaimana cara membangkitkan semangat volunteer tersebut?

Mudah. Ajak sebanyak mungkin orang di berbagai daerah untuk berbagi perjalanan wisata mereka melalui tulisan, saran, tips, foto yang disebar melalui blog, socmed, maupun media cetak dan elektronika.

Misalnya, ada inisiator yang mengatur lalu lintas informasi wissata secara reguler, seperti yang dilakukan kementrian pariwisata dengan tagar #IndonesiaOnly atau #WonderfulIndonesia. Sosialisasikan secara meluas tagar ini secara aktif ke berbagai kalangan sehingga mereka peduli dan memberi imbuhan tagar tersebut saat mereka akan memposting konten apapun terkait aktivitas wisata.

Buat aktivitas online yang menarik. Membuat lomba secara periodik mengenai aktivitas wisata di sejumlah daerah bisa dijadikan agenda bulanan. Contohnya, bulan Januari dibuat lomba semua tentang Aceh. Februari tentang Meda, dan seterusnya. Kontennya bisa mulai dari kawasan wisata lautnya, kuliner, destinasi sejarah, oleh-oleh dan lain sebagainya. Semua postingan dikelola dengan tagar tertentu yang dikombinasikan dengan tagar utama #IndonesiaOnly dan #WonderfulIndonesia misalnya.

Mengapa mesti menggunakan tagar tertentu? Ini semata-mata untuk memudahkan pencarian di dunia maya. Sehingga publik akan mudah menemukan lokasi-lokasi wisata menarik sesuai minat mereka. Dan mbah Google pun akan mudah mengindeksnya.

Pendek kata, kita buat 'keributan' di media sosial dengan online activity wisata Indonesia. Sesaki tiap jengkal socmed dengan keindahan alam Indonesia melalui foto dan postingan blog.

Selain 'menyerang' socmed dengan beraneka info, foto dan video mengenai Indonesia, secara periodik buatlah program yang melibatkan warga Indonesia maupun warga asing untuk menjelajah Indonesia. Karena saya yakin Indonesia pasti belum khatam dijelajahi oleh orang Indonesia sendiri. Misalnya, membuat lomba yang hadiahnya wisata ke suatu kawasan yang jarang didatangi. Bisa saja dibuat untuk semua kawasan di Indonesia bekerja sama dengan kementrian pariwisata, perusahaan penerbangan, pengusaha hotel dan perusahaan perjalanan.

Buat perjanjian bagi semua peserta jalan-jalan gratis tersebut untuk membuat postingan dalam jumlah tertentu. Dan postingan wisata itu wajib disebarkan ke sejumlah akun media sosial.

Gerakan ini bisa diinisiasi para relawan (volunteer) di suatu provinsi atau daerah tertentu. Setelah berjalan bisa menggandeng teman-teman relawan di daerah lainnya untuk melakukan kegiatan duplikasi semacam ini.

Kegiatan ini saya prediksi bakal 'ramai' diperbincangkan dan bakal mendunia. Apalagi Indonesia memiliki jumlah pengguna media sosial yang cukup banyak. Berdasarkan data yang saya kutip dari laman Kementrian Kominfo, ada sekitar 65 juta pengguna Facebook aktif di Indonesia. Pengguna Twitter sekitar 19,5 juta. Path dengan jumlah pengguna 700.000, Line sebesar 10 juta pengguna, Google+ 3,4 juta pengguna dan Linkedlin 1 juta pengguna.

Angka-angka tersebut masih terus bergerak hingga hari ini. Artinya, angka tersebut tidak berhenti sebagai statistik bisu yang tidak ada kekuatannya. Namun angka-angka tersebut merupakan cerminan betapa kuatnya pengaruh pengguna sosial media Indonesia terhadap pengguna secara global. Ini merupakan berkah dan harus dimanfaatkan secara positif.

Voluntourism punya kans menjadi sebuah kegiatan yang mengglobal jika kita bisa menggemakannya, merawatnya, serta mengisinya dengan konten-konten positif secara berkala.

Yuk, jadi Voluntourism!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun