Setelah mencapai pos 5, perjalanan selanjutnya akan menyajikan pemandangan yang luas membentang di bawah, jalanan berumput dan menanjak curam selalu mengiringi langkah kita menuju puncak kawah Gunung Tambora. Udara dingin namun panas matahari yang menyengat merupakan kombinasi yang membuat tubuh kita perlu mengeluarkan energi yang lebih besar, keringat mengalir namun udara terasa dingin dan tenggorokan selalu membutuhkan air minum. Semakin mendekati kawah, aroma belerang semakin terasa menusuk. Namun, pemandangan semakin luas membentang dan udara semakin dingin berpadu dengan teriknya matahari di siang hari.Â
Setelah kelelahan itu menggelayuti kita, semua itu akan seolah-olah hilang bersamaan dengan ketika mata kita melihat satu lubang raksasa berdiameter mencapai 7 kilometer dengan kedalaman 600 hingga 700 meter. Kawah terbesar yang pernah ada di dunia, dan kali ini kita berada di tepiannya.Â
 Dan gunung Tambora tidak hanya sekedar menawarkan tantangan untuk ditaklukkan dan pemandangan indah yang menyejukkan mata, namun juga sejuta kisah sejarah serta warisan budaya yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Jika menginginkan liburan yang penuh tantangan dan pengalaman tak terlupakan, Gunung Tambora bisa menjadi alternatif yang tepat juga menyenangkan.
Â
*****.
Syaifud Adidharta :
(Tambahan bahan Artikel juga dikaji dari berbagai sumber terkait yang berhasil di dapat tim JELAJAH BUMI PERTIWI, JELAJAH NEGERI SEJUTA PULAU NUSANTARA)
*) Sumber Gambar: Dok. Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H