Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum resmi ditahan usai diperiksa sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat (10 Januari 2014). Ia ditahan terkait dugaan suap dalam proyek Hambalang. (photo : Kompas -
*****
Akhirnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyiduk dan menahan resmi mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum pada hari Jum'at tanggal 10 Januari 2014. Penahanan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam kasus proyek pembangunan Sarana Olahraga di Hambalang, Jawa Barat. Dan penahanan terhadap Anas Urbaningrum disambut positif oleh banyak kalangan, terutama oleh masyarakat Indonesia yang anti korupsi.
Penahanan Anas Urbaningrum yang dilakukan KPK adalah tindak lanjut dari penyelusuran dan penyidikan yang berhasil dirangkumnya atas banyaknya keterangan yang keluar dari Nazaruddin selama di dalam tahanan KPK. Dan memang benar kunci pelaku-pelaku korupsi yang terjadi di mega proyek Hambalang ada di Nazaruddin, pasalnya Nazaruddin sendiri lebih tahu tentang penyelewengan anggaran proyek Hambalang yang mengalir ke kantong-kantong para tokoh Partai Demokrat. (Baca : Nazaruddin Padamkan Cahaya Bintang Mercy Demokratnya Sendiri).
Banyaknya sumber yang didapat KPK dari celoteh Nazaruddin selama ini membuat semakin yakinnya KPK melakukan tindakan langsung penangkapan dan penahanan terhadap Anas Urbaningrum beberapa waktu lalu. Dan dari banyaknya keterangan yang dilontarkan Nazaruddin dalam setiap pemeriksaan KPK, KPK sendiri juga berani menangkap dua tokoh kunci lainnya kasus korupsi mega proyek Hambalang di Parta Demokrat, Andi Mallarangeng dan Angelina Sondakh.
Sementara itu Anas Urbaningrum setelah diperiksa KPK sekitar lima jam akhirnya KPK menahan Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum pada Jumat malam, 10 Januari 2014 terkait kasus dugaan gratifikasi mega proyek pembangunan pusat sarana olahraga di Hambalang, Jawa Barat.
Anas Urbaningrum dengan menggunakan rompi berwarna orange bertuliskan tahanan KPK, yang juga Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu langsung dibawa ke rumah tahanan Jakarta Timur kelas 1 cabang KPK. Dan hebatnya Anas Urbaningrum masih bisanya berucap kata, bersilat lidah dengan kata-kata manisnya kepada pers yang terus mengikuti perkembangan dirinya.
Dirinya sebelum dibawa ke rumah tahanan KPK, Anas Urbaningrum mengatakan hari penahanannya itu merupakan hari bersejarah baginya. Penahanannya tersebut lanjutnya bagian yang penting baginya untuk menemukan keadilan dan kebenaran.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada penyidik KPK dan sejumlah pihak termasuk kepada Ketua Umum Partai Demokrat saat ini, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang juga Presiden Indonesia.
“Di atas segalanya tentu saya ucapkan terima kasih kepada Pak SBY, semoga peristiwa ini punya arti, makna dan menjadi hadiah tahun baru 2014. Yang lain-lain nanti saja. Yang saya yakin adalah ketika kita berjuang tentang kebenaran dan keadilan, saya yakin betul kebenaran yang akan menang,” kata Anas Urbaningrum kepada pers dan media.
Inilah salah satu bagian terbesar dan terpenting yang dimiliki sebagian banyak tokoh-tokoh politik yang mencari makan dan kekayaan dari dunia politik, salah satunya adalah Anas Urbaningrum. Dirinya begitu lugas dan cekatan berucap kata serta bersilat lidah mencari perhatian dan dukungan atas dirinya yang masih menganggap bahwa dirinya tidak tersangkut oleh kondisi kasus korupsi mega proyek Hambalang.
Padahal semua pihak tahu betul keterlibatan Anas Urbaningrum dan tokoh-tokoh politik Partai Demokrat lainnya yang tersangkut kasus korupsi Hambalang. Dan itupun sudah menjadi catatan terpenting yang hitam di Partai Demokrat sendiri.
Padahal apa susahnya jujur. Ini pekerjaan hati yang tidak membutuhkan energi maupun kepintaran hingga sekolah tinggi-tinggi. Meski demikian tidak mudah untuk jujur pada kasus mega proyek Hambalang, gedung pelatihan olahraga terpadu yang menelan biaya hingga Rp 1,2 triliun itu.
Kasus mega proyek Hambalang itu mengemuka setelah Nazaruddin tersangka kasus korupsi proyek wisma atlet di Palembang ”nyanyi” skandal lebih besar ditemukan pada proyek Hambalang. Kasus itu menyeret nama Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Menpora Andi Malarangeng dan Angelina Sondakh.
Anas Urbaningrum jelas berkelit, begitu Andi Malarangengjuga Angelina Sondahk saat itu. Mereka semula saling melempar bola dengan Komisi X DPR RI soal kebijakan anggaran yang dinilai tidak wajar. Dan pada akhirnya KPK pun terus menggali informasi seputar ada aliran uang ke Kongres Partai Demokrat 2010 terkait penyelidikan mega proyek Hambalang.
KPK sempat yakin Anas Urbaningrum terlibat dalam proyek pembangunan kompleks olahraga terpadu di Hambalang tersebut. Keyakinan KPK muncul setelah mendapatkan pengakuan dari anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Ignatius Mulyono, bahwa dia diperintah Anas Urbaningrum ikut membereskan sertifikat tanah untuk mega proyek Hambalang.
Penyelidikan kasus pembangunan pusat olahraga Hambalang ini berawal dari temuan KPK saat melakukan penggeledahan di kantor Grup Permai milik Muhammad Nazaruddin terkait penyidikan kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games. Nazaruddin yang juga terdakwa kasus dugaan suap proyek wisma atlet menyebutkan adanya keterlibatan Anas Urbaningrum dalam kasus Hambalang.
Nazaruddin mengatakan, ada aliran dana Hambalang ke Anas. Dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung, kata Nazaruddin, Anas membagi-bagikan hampir 7 juta dollar AS kepada sejumlah dewan pimpinan cabang.
Uang 7 juta dollar AS tersebut berasal dari Adhi Karya selaku pelaksana proyek Hambalang. Selain itu, Nazaruddin mengungkapkan bahwa Anas membantu penyelesaian sertifikat lahan Hambalang yang sejak lama bermasalah. Berkat jasa Anas melobi Badan Pertanahan Nasional, Joyo Winoto, sertifikat lahan itu selesai diurus.