Mohon tunggu...
Syaifud Adidharta 2
Syaifud Adidharta 2 Mohon Tunggu... Kompasianer -

Hidup Ini Hanya Satu Kali. Bisakah Kita Hidup Berbuat Indah Untuk Semua ?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wewe Gombel Gegerkan Masyarakat Klaten

5 Oktober 2014   05:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:19 7766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konon dalam dalam cerita tutur masyarakat luas Pulau Jawa, makhluk Wewe Gombel juga diceritakan suka menculik anak kecil yang sedang bermasalah dengan orangtuanya. Makhluk ini bakal menculik anak dan menyembunyikannya, lalu menakut-nakuti orang tua. Setelah orang tua sadar bahwa apa yang dia lakukan pada anak salah, baru Wewe Gombel akan melepaskannya anak kecil tersebut dalam keadaan linglung atau lupa ingatan untuk sementara waktu dengan sulitnya berbicara, atau sulitnya menceritakan apa yang dialaminya saat didalam dekapan Wewe Gombel.

Dan sesuai namanya, kisah asal usul Wewe Gombel ini konon berasal dari daerah "Bukit Gombel" di Semarang, Jawa Tengah. Beberapa orang menyebut daerah itu merupakan wilayah kerajaan hantu. Peristiwa kemunculan Wewe Gombel ini di antaranya terjadi di wilayah Semen, Wonogiri dan Klaten, Jawa Tengah.

Ciri khas dari Wewe Gombel atau Kolong Wewe tersebut menurut masyarakat Jawa pada umumnya adalah bentuk buah dadanya yang besar dan menjuntai seperti buah pepaya.

Kabar lain mengatakan bahwa anak-anak yang diculik oleh Wewe Gombel akan di beri makan kotoran manusia atau hewan, dan makan tersebut jika dilihat oleh anak yang diculiknya seperti makanan yang sangat enak dan lezat dengan kontur makanan yang mengiurkan. Jika si anak tidak mau, maka terpaksa si anak akan disuapin secara paksa oleh Wewe Gombel yang menculiknya.

Dan mitos Wewe Gombel ini juga kerap kali dipakai para orang tua untuk menakuti anaknya agar tidak keluyuran keluar rumah sendirian. Orang tua bakal bilang, "awas jangan keluar sendirian" nanti digondol (dicuri/diculik) Wewe Gombel. Mendengar ancaman seperti itu si anak pasti takut.

Sedangkan untuk mencari anak yang diculik Wewe Gombel diyakini dengan cara dengan keliling rumah atau keliling kampung sambil menabuh tampah (nampan besar terbuat dari anyaman bambu), sambil bernyanyi "blek-blek ting, blek-blek ting (menyebut nama anak yang hilang) muncula atau keluarlah," dinyanyikan sambil keliling rumah atau kampung tujuh kali.

Demikian mitos keberadaan Makhluk Wewe Gombel atau Kolong Wewe atas asal usulnya berdasarkan mitos masyarakat Pulau Jawa.

Dari semua yang tertera diatas tentunya kita wajib percaya kepada keberadaan yang goib, namun kita tidak wajib untuk menyakinkan atau bersekutu kepadanya, pasalnya bersekutu kepada setan atau hantu atau makhluk goib lainnya adalah Musyrik. Dan hal itupun sangat diharamkan oleh agama apapun juga diharamkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

*****

Ditulis oleh : Syaifud Adidharta atau Syaifud Adidharta Edisi : 2

Artikel disari dari berbagai sumber terkait (*dbs)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun