Makassar - Kompasianer Makassar diberikan kesempatan untuk beraudiens dengan salah satu tokoh pendidikan Kota Makassar yakni Dr. H. Abdul Rahman Bando, S.P., M.Si. dirumahnya di daerah Antang Kecamatan Manggala Kota Makassar tadi malam Senin (23/12).
H. Abdul Rahman Bando atau yang akrab disapa ARB singkatan namanya adalah seorang mantan Birokrat yang kenyang pengalaman dalam bidang birokrasi dimana beliau adalah mantan Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Makassar, juga pernah membidangi bidang Pendidikan di Kota Makassar sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar.
Sosok fenomenal dalam dunia pendidikan kota Makassar dimana saat Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2019 tercipta 10 Sekolah Menengah Pertama (SMP) baru di Makassar dan menutup 49 Sekolah Dasar (SD) yang merupakan imbas adanya regrouping dan yang paling utama adalah kurangnya SMP di kota Makassar.
Langkah cerdas yang dilakukan ARB sampai saat ini dirasakan oleh seluruh Peserta Didik yang berada di Kota Makassar. Terobosan-terobosan seperti inilah yang seharusnya dimiliki oleh para Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar apabila ingin mengembangkan prestasi belajar siswa di sekolah-sekolah.
Kompasianer saat bertemu langsung dengan ARB menanyakan perihal pribadi beliau terutama bagaimana sosok masa kecil hingga beliau berhasil menjadi sosok tauladan terutama bagi keluarga kecil beliau dirumah dan masyarakat yang ada di sekitarnya.
ARB yang juga merupakan pembina dari HIKMA Chess Club Makassar (HCC Makassar) menceritakan bahwa dirinya adalah sosok manusia sederhana yang pola pikirnya terbangun dari pengalaman melihat orang tuanya semasa hidup dan observasi terhadap lingkungan sekitar.
"Ayah saya menginginkan saya menjadi seorang PNS atau Pegawai Negeri Sipil", kata ARB. "Dulu sewaktu di kampung, orang dikatakan bekerja apabila orang tersebut adalah PNS atau sebutan yang lazim sekarang adalah ASN (Aparatur Sipil Negara), dan orang tua saya menginginkan saya jadi PNS, sedangkan jiwa saya adalah jiwa yang suka mengeksplorasi sesuatu dan selalu melihat peluang usaha", ujar ARB.
"Oleh karena keinginan orang tua saya tersebut, sehingga saya akhirnya kuliah dengan baik. Saat semester baru 1 dan 2 jiwa saya yang memang selalu suka dengan bidang usaha maupun tantangan-tantangan baru membuat saya tidak bisa diam hanya untuk kuliah semata, akhirnya saya pun mencoba usaha awal dengan menjual hasil panen terutama kopi dari Kabupaten Enrekang, ujarnya.
Ternyata usaha ini berjalan baik sehingga saat saya kuliah sambil bekerja saya mampu membiayai sendiri kuliah saya. Bahkan ketikan saat semester 3 atau 4 kalau tidak salah saya sudah berinvestasi dengan membeli lahan atau tanah di daerah Kabupaten Gowa tepatnya di Samata.
Usaha demi usaha, kerja keras yang saya lakukan tetap belum membuat ayah saya bangga, beliau tetap menginginkan saya sebagai PNS. "Akhirnya saya melamar menjadi PNS dan akhirnya berhasil di terima menjadi PNS, betapa bangganya kedua orang tua saya saat itu", ujar ARB.Â
Namun setelah puluhan tahun menjadi birokrat, ternyata jiwa Entrepreneur seorang Abdul Rahman Bando memang tidak bisa dihilangkan. Dengan ucapan "Bismillahirrahmaniirrahim" saya memutuskan untuk berhenti dari ASN untuk melanjutkan apa yang telah usahakan sejak saya masih muda dulu yaitu sebagai Pengusaha.Â
ARB memutuskan resign dari ASN saat dirinya sudah mencapai pangkat 4C yang bagi sebagian orang mengatakan ini adalah langkah atau keputusan yang sangat disesalkan oleh sebagian orang sebab melihat sosok beliau yang sangat cerdas dan peduli terhadap masyarakat yang ia bina.
Namun ini sudah merupakan langkah yang terbaik yang dilakukan oleh ARB untuk meneruskan cita-citanya sebagai Pengusaha. Saat ini begitu banyak investasi yang telah ia miliki, bahkan orientasi atau mindset yang disebut orang kaya, "bagi saya orang kaya adalah orang yang bisa bermanfaat bagi orang lain", ujarnya.
Ada beberapa pesan yang beliau sampaikan antara lain; Bahwa pengangguran yang paling besar di Indonesia ternyata adalah Mahasiswa. Menurut ARB, mahasiswa jangan hanya sekedar menjadi Mahasiswa saja. Yang dimaksud menjadi "Mahasiswa" saja adalah kuliah terus menerus dan mendapatkan ijazah setelah itu menganggur cari-cari kerja", ujar ARB yang juga adalah salah satu Penasehat di DPD HIKMA Kota Makassar ini.Â
Harus merubah mindset tersebut menjadi mahasiswa yang punya pola pikir terbuka untuk berusaha melihat peluang-peluang yang ada serta mau bekerja keras, jangan instan", ujarnya. Kalau mental mahasiswa seperti itu, maka akan begitu terus dan tidak akan pernah kaya. "Maka, mindset yang cerdas adalah berupaya mengeksplorasi bidang-bidang usaha yang sesuai dengan minat bakat dan ilmu yang diterima mahasiswa sesuai bidangnya dan mau bekerja keras, ujar salah satu calon walikota Makassar periode 2024-2029 ini.
"Saya tidak pernah malu bekerja dan berusaha dari awal, bahkan saya suka bawa mobil pick up untuk menjemput hasil panen untuk saya jual di Makassar, sebab saya mencintai apa yang saya kerjakan, ujar ARB menutup. (saz). Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H