Pertemuan online tim Ethereum sebelumnya menyatakan bahwa penggabungan (merge) Ethereum akan berlangsung pada 19 September, ketika Ethereum akan ditingkatkan dari POW (proof of work bukti kerja) ke POS (proof of stake bukti pasak). Pembaruan ini dirancang untuk meningkatkan kecepatan, efisiensi, dan skalabilitas jaringan Ethereum, memungkinkannya untuk memproses lebih banyak transaksi dan mengurangi kemacetan.
Pada awal tahun 2020, salah satu pendiri Ethereum Vitalik Buterin menyusun peta jalan pengembangan untuk Ethereum 2.0 dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan. Oleh karena itu, konsep Ethereum 2.0 telah ditingkatkan secara bertahap sejak tahun 2020.Â
Tahap pertama telah mengalami pengenalan hak asli ke dalam Rantai Beacon （Beacon Chain） dari blockchain Ethereum.Tahap kedua, yang diharapkan pada bulan September Tahap penggabungan rantai suar dengan jaringan utama Ethereum (merge) pada tanggal 19, dan yang terakhir adalah fase sharding (Sharding) yang diharapkan akan dilakukan pada tahun 2023 untuk mendistribusikan semua operasi ke 64 rantai baru.
Perbedaan Antara Ethereum 2.0 Dan 1.0
Dibandingkan dengan jaringan Ethereum saat ini, ETH2.0 memiliki perubahan besar:
1. Mekanisme konsensus ditransfer dari PoW ke PoS, yang akan menjadi implementasi pertama dari algoritma konsensus Casper FFG konsensus PoS yang inovatif
2. Di bawah mekanisme konsensus PoW, Ethereum hanya memiliki satu rantai terpanjang sebagai rantai utama, sedangkan Ethereum 2.0 memiliki rantai suar dan beberapa rantai pecahan untuk ekspansi. Rantai pecahan yang berbeda ini dapat berkomunikasi satu sama lain dan dikontrol dan diverifikasi secara seragam oleh rantai suar rantai utama
3. Aset digital pada rantai ETH2.0 adalah BETH, dan ETH asli tidak akan tersedia di rantai utama baru. Pemegang ETH hanya dapat menukar ETH dengan BETH dengan cara 1:1 dengan membakarnya. ETH asli akan dihancurkan, menghasilkan BETH baru. Mekanisme pertukaran ini akan dilakukan oleh kontrak pintar pada Ethereum 1.0 dan dipantau oleh rantai suar ETH 2.0.
4. Staking adalah salah satu fungsi utama ETH 2.0, yaitu, pengguna dapat menjadi validator dari rantai beacon ETH 2.0 dengan melakukan staking 32 BETH.
Singkatnya, Ethereum 2.0 memperkenalkan dua bagian yang tidak ada di Ethereum 1.0: Proof of Stake dan Shard Chains.
Penambangan Ethereum dan Perubahan Transaksi
Di era Ethereum 1.0, orang yang ingin mendapatkan Ethereum dapat trading melalui pertukaran atau membeli mesin penambangan kartu grafis, dan mengkonsumsi listrik untuk mendapatkan hadiah blok Ethereum, karena Ethereum 1.0 saat ini menggunakan Proof of Work (PoW) sebagai konsensus. Mekanismenya mengandalkan daya komputasi fisik (penambang) dan listrik (beban kerja) untuk membangun blok baru. Proof-of-stake (PoS), di sisi lain, tidak memerlukan penambangan fisik dan bergantung pada validator (penambang virtual) dan deposit Ethereum untuk membangun blok baru.
Ledakan di pasar crypto dalam beberapa tahun terakhir tidak hanya mendorong harga kartu grafis, tetapi munculnya trek baru seperti Staking mining juga telah menyebabkan lonjakan tajam dalam transaksi di rantai ethereum, yang mengakibatkan transaksi lebih lambat dan biaya lebih tinggi. . Akibatnya, Ether 2.0 memperkenalkan Shard Chains, sebuah mekanisme yang "membagi" blockchain Ether, yang memungkinkan tanggung jawab pemrosesan data ditugaskan ke beberapa node sehingga transaksi dapat diproses secara paralel daripada terus-menerus.Â
Setiap irisan Rantai Pecahan seperti menambahkan jalur baru, meningkatkan Ether dari satu jalur ke jalan raya multi-jalur. Lebih banyak jalur dan pemrosesan paralel menghasilkan throughput transaksi yang lebih tinggi. Saat ini, jaringan Ethernet hanya dapat mendukung sekitar 30 transaksi per detik, dan Ether 2.0 menjanjikan hingga 100.000 transaksi per detik, peningkatan yang akan dicapai melalui Shard Chains.
Bom Kesulitan "Meledak", Ke Mana Para Penambang Pergi?
Peningkatan penggabungan Ethernet 2.0 yang diharapkan akan mengarah pada transisi penuh dari POW ke POS, dan salah satu cara yang layak yang dapat dipikirkan oleh tim Ethernet di jalur transisi untuk menghindari hasil dari koeksistensi rantai lama dan rantai baru adalah disebut bom kesulitan.
Bom kesulitan adalah mekanisme transisi untuk penambangan ketika jaringan ethereum berubah dari Proof of Work (PoW) menjadi Proof of Stake (PoS), yang bertujuan untuk meningkatkan kesulitan produksi blok untuk memperpanjang waktu produksi blok, dan pada akhirnya mengurangi keuntungan pertambangan PoW.
Dibandingkan dengan penambangan Bitcoin yang diatur pada parameter dinamis efisiensi pemblokiran 10 menit, algoritma penyesuaian kesulitan Ether 2.0 lebih rumit, dalam hal desain kesulitan, setelah waktu tertentu, kesulitan penambangan akan menunjukkan pertumbuhan eksponensial dengan tinggi blok hingga penambang tidak bisa mendapatkan hadiah dan blok.
Oleh karena itu, penambang kartu grafis penambang yang ada secara bertahap tidak lagi dapat menambang ETH setelah peningkatan jaringan Ethernet. Bom kesulitan akan memaksa penambang untuk meninggalkan penambang fisik, bahkan jika mereka beralih untuk menggali koin lain seperti ETC, atau dipaksa untuk menjual mesin mereka, yang merupakan kerugian besar bagi penambang yang belum mengembalikan modalnya.
