Sebagai salah satu negara terpadat di dunia, Indonesia akan menjadi tulang punggung pengembangan cryptocurrency di masa depan. Menurut laporan tahun 2021 oleh The Jakarta Post, Indonesia sudah memiliki lebih banyak investor cryptocurrency daripada investor saham tradisional. Banyak konsumen Indonesia yang terbuka untuk menggunakan cryptocurrency -- 16% menggunakannya, dan 46% lainnya saat ini tidak menggunakannya tetapi tertarik (lihat grafik di bawah).
Menurut survei "ASEAN 2021 Fintech: Digitization Starts", pengguna Indonesia akan cenderung menggunakan cryptocurrency jika semakin banyak perusahaan mapan menerima mata uang digital (62%) dan ada bukti kuat bahwa transaksi bersifat pribadi (62%). Lagi pula, CBDC bukanlah transaksi yang sepenuhnya anonim, dan setiap penerimaan dan pembayaran mata uang dapat ditanyakan dari catatan agen kliring Privasi pribadi sangat terpengaruh, dan mudah menyebabkan banyak masalah yang tidak perlu.
Kemakmuran dan Masa Depan Industri Crypto
Laporan tahun 2020 oleh Asosiasi Blockchain Indonesia menunjukkan bahwa ada lebih dari 1,5 juta pedagang di Indonesia, sejak 2015 meningkat 2,263%. Pada tahun 2021, total volume transaksi Indonesia mencapai 859 triliun rupiah ($59,83 miliar), naik dari 60 triliun rupiah ($4,176 miliar) pada tahun 2020, menurut kementerian perdagangan Indonesia. Pasar cryptocurrency Indonesia berkembang pesat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H