Oleh Syah Zehan ZN
Mahasiswi Semester 5 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Pendekatan Saylor merupakan salah satu metode penting dalam pengembangan kurikulum. Pendekatan ini mengedepankan proses sistematis yang mencakup penentuan tujuan pendidikan, pemilihan pengalaman belajar, pengorganisasian pengalaman tersebut, dan evaluasi hasil pembelajaran. Dalam penyusunan silabus, teori ini memberikan panduan menyeluruh yang membantu pendidik merancang pembelajaran secara efektif dan terarah.
1. Menetapkan Tujuan Pendidikan
Langkah awal dalam menyusun silabus dengan pendekatan Saylor adalah menetapkan tujuan pendidikan. Tujuan ini meliputi tiga elemen utama: tujuan umum pendidikan, tujuan institusional, dan tujuan pembelajaran khusus. Dalam proses ini, pendidik perlu mempertimbangkan visi dan misi lembaga pendidikan, serta kebutuhan peserta didik. Sebagai contoh, sebuah lembaga pendidikan Islam yang bertujuan membentuk siswa berkarakter Islami dan berdaya saing global harus memastikan tujuan silabus mencerminkan nilai-nilai ini. Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan kebutuhan peserta didik sesuai perkembangan zaman. Pada jenjang TK Islam, misalnya, silabus dapat mencakup pengembangan karakter mulia, kemampuan sosial, dan keterampilan dasar kognitif, yang dijabarkan ke dalam indikator pembelajaran yang jelas, terukur, dan relevan dengan perkembangan anak.
2. Memilih Pengalaman Belajar
Tahap berikutnya adalah menentukan pengalaman belajar yang sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Pengalaman belajar ini mencakup berbagai aktivitas dan metode yang dirancang untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut pendekatan Saylor, pengalaman belajar harus beragam, menarik, dan relevan dengan kebutuhan siswa. Contohnya, untuk menanamkan nilai Islami pada siswa TK, kegiatan yang bisa diterapkan meliputi mendongeng tentang kisah nabi, menyanyikan lagu Islami, atau bermain peran yang mengajarkan nilai moral. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk tidak hanya memahami nilai-nilai secara kognitif, tetapi juga merasakan dan menginternalisasikannya.
3. Mengorganisasi Pengalaman Belajar
Setelah pengalaman belajar dipilih, langkah selanjutnya adalah menyusunnya secara sistematis. Pendekatan Saylor menekankan bahwa pengalaman belajar harus diorganisasikan agar pembelajaran berjalan secara efektif. Hal ini mencakup pengaturan materi secara logis dan progresif, dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks. Pada jenjang TK, silabus dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan perkembangan anak usia dini. Misalnya, tema pembelajaran seperti "Diri Sendiri," "Keluarga," hingga "Lingkungan Sekitar" diatur berdasarkan tingkat kompleksitasnya. Penyusunan yang terstruktur ini membantu anak-anak membangun pengetahuan baru dengan bertumpu pada pemahaman yang telah mereka miliki sebelumnya.
4. Melakukan Evaluasi Hasil Belajar