Prosedur Perencanaan Pendidikan
Setiap aktivitas memerlukan prosedur, yaitu metode yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam konteks perencanaan, prosedur mengacu pada cara perencana melaksanakan upaya mereka untuk mewujudkan konsep perencanaan. Prosedur perencanaan ini terdiri dari berbagai tahapan, yang meskipun dapat bervariasi antar perencana pendidikan, umumnya mengikuti pola yang serupa. Perencanaan pendidikan menekankan pendekatan partisipatif, yaitu perencanaan yang melibatkan perwakilan dari berbagai pihak terkait, baik dari lembaga pendidikan maupun masyarakat. Prosedur ini juga melibatkan proses ramalan (forecasting) dan pengambilan keputusan, yang merupakan langkah-langkah esensial dalam pengembangan perencanaan pendidikan.
a. Perencanaan Partisipatif
Perencanaan partisipatif mengacu pada keterlibatan berbagai individu atau kelompok dalam proses perencanaan, bertentangan dengan perencanaan yang hanya melibatkan segelintir orang dengan kewenangan tertentu, seperti perencana di tingkat pusat atau kepala sekolah. Pendekatan ini lebih sering melibatkan komunitas lokal yang memiliki kepentingan dalam rencana tersebut.
b. Ramalan dan Pembuatan Program (Forecasting)
Forecasting mencakup dua aspek: prediksi terbatas dan prediksi yang lebih luas. Prediksi terbatas memproyeksikan apa yang mungkin terjadi di masa depan terkait perubahan dalam organisasi pendidikan atau masyarakat, seperti ledakan populasi atau pengaruh teknologi. Prediksi yang lebih luas, selain mengantisipasi perubahan lingkungan, juga mengembangkan program organisasi yang sesuai untuk menghadapi perubahan tersebut. Proses ini melibatkan identifikasi kekuatan, kelemahan, potensi, serta hambatan dalam organisasi, yang kemudian digunakan untuk merancang program adaptif yang selaras dengan perubahan lingkungan.
c. Pengambilan Keputusan
Dalam dunia pendidikan, pengambilan keputusan adalah bagian penting dari setiap kegiatan perencanaan. Keputusan biasanya diambil oleh manajer atau administrator tertinggi, meskipun dalam situasi tertentu, panitia yang ditunjuk dapat membuat keputusan yang selanjutnya harus disetujui oleh otoritas pendidikan.
Langkah Pokok Perencanaan Pendidikan
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel, perencanaan efektif terdiri dari empat langkah utama:
a. Analisis Situasi
Menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk menilai peluang dan tantangan berdasarkan tren, kompetitor, biaya, dan regulasi. Kekuatan dan kelemahan organisasi juga dianalisis secara mendetail.
b. Menetapkan Tujuan
Tujuan ditentukan secara spesifik dan realistis, dengan mempertimbangkan situasi dan peluang lingkungan serta kekuatan dan kelemahan organisasi. Tujuan ini menjadi panduan untuk mencapai kinerja yang diinginkan.
c. Menyusun Strategi dan Program Kerja
Strategi jangka panjang dan program kerja jangka pendek dirancang untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Fokus pada konsumen dapat memberikan keunggulan kompetitif, seperti harga lebih rendah atau fitur unik yang sulit ditiru oleh pesaing.
d. Evaluasi dan Pengendalian
Sistem kontrol dirancang untuk mengukur pencapaian dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan. Evaluasi membantu mengidentifikasi keberhasilan dan kelemahan, yang kemudian menjadi dasar untuk revisi rencana.
Tahapan Penyusunan Perencanaan Pendidikan
Banghart dan Trull mengidentifikasi beberapa tahapan penting dalam menyusun perencanaan pendidikan:
a. Need Assessment
Melakukan evaluasi kebutuhan untuk menentukan apa yang diperlukan dalam pembangunan atau layanan pembelajaran. Analisis ini mempertimbangkan capaian program sebelumnya, sumber daya yang tersedia, dan tantangan yang akan datang.
b. Perumusan Tujuan dan Sasaran
Menetapkan tujuan berdasarkan visi, misi, dan hasil need assessment. Tujuan harus mencerminkan kebutuhan yang diidentifikasi dalam tahap awal.
c. Penetapan Kebijakan dan Prioritas
Merumuskan kebijakan dan prioritas untuk layanan pendidikan, dengan strategi yang jelas agar memudahkan pencapaian tujuan.
d. Penyusunan Program dan Proyek
Mengembangkan program operasional, termasuk aspek akademik dan non-akademik yang relevan.
e. Uji Kelayakan (Feasibility Testing)
Menguji kelayakan sumber daya untuk memastikan perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik.
f. Implementasi Rencana
Melaksanakan perencanaan dengan mempertimbangkan kualitas sumber daya manusia, kerja tim, dan pengawasan yang efektif.
g. Evaluasi dan Revisi
Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program untuk memberikan umpan balik dan merancang perencanaan yang lebih baik di masa depan.
Pentingnya perencanaan pendidikan terletak pada kemampuan untuk meningkatkan kualitas layanan, memaksimalkan sumber daya, mengantisipasi tantangan, dan memberikan opsi alternatif dalam pelaksanaan. Perencanaan yang terstruktur dan fleksibel akan membantu lembaga pendidikan tetap responsif terhadap perubahan dan kebutuhan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H