Aku kecewa dengan sikap politikus yang tidak demokrasi, sikap politikus yang provokasi, seketika kuingat kembali riset yang aku dapat sebelum pemilu.
Riset yang menunjukan pola politik yang kejam, permainan kaum elit yang egois, tidak memikirkan rakyat, ketika perbedaan menjadi salah, ketika agama menjadi kunci provokasi meraih suara, ketika fitnah digunakan untuk menjatuhkan lawan, ketika beramal dijadikan ajang untuk membuat citra, ketika masyarakat menuhankan para ulama, ketika politikus memikirkan kepentingan pribadi, inikah negara ku? Inikah Indonesia?
Teringat kembali cerita nenek ku dulu, tentang bagaimana para pahlawan merebut Indonesia dari para penjajah, bagaimana perjuangan mereka memerdekakan Indonesia, bagaimana mereka menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, semboyan bhinneka tunggal ika yang selalu menjadi acuan bangsa, peringatan dari para pahlawan terdahulu untuk selalu saling menghormati perbedaan. Para pejuang negara yang hanya menginginkan kemerdekaan bukan uang.
Seketika air mata ku menetes, seakan mengkhianati para pahlawan, seakan menghancurkan negara yang telah mereka bangun, perpecahan dalam negara, perpecahan sesama bangsa, semua hanya terjadi karena keegoisan semata. Hai para pemimpin terdahulu, kami menginginkan Indonesia seperti dulu, negara yang adil, damai, dan sejahtera.
- dari kami para penerus bangsaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H