Sains dan Al-quran itu memiliki ideologi yang saling bertentangan, namun jika kita mengacu pada fakta-fakta yang ada pada saat ini tentu sudah jelas keterkaitannya antara sains tidak lepas dari apa yang telah dikatakan Oleh Allah melalui wahyunya yang telah ditururunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W, baik itu teori maupun penerapannya.
 Bogor- Tak jarang kita menjumpai orang yang mengutarakan pendapatanya bahwa Semua konsep Sains yanag ada didunia saat ini telah lebih dulu dikemukakan oleh Allah S.W.T melalui ayat-ayatnya, mulai dari peristiwa awal terciptanya alam semesta serta seisinya sampai segala sesuatu yang mendetail hingga saat ini. Bahkan tak jarang juga kita jumpai banyak ilmuwan yang masuk islam karena mengetahui kebenaran terkait apa yang telah mereka teliti itu telah lebih dulu diungkapkan oleh Allah S.W.T melalui ayat-ayatnya jauh sebelum teknologi berkembang canggih  hingga saat ini. Beberapa ilmuwan tersebut diantaranya:
1. Maurice Bucaille  (pakar bedah ternama di Prancis)
2. Jacques Yves Costeau (ahli Oceanografis dan selam terkemuka di Prancis)
3. Tagatat Tejasen (ilmuwan bidang Anatomi dari Thailand)
4. Demitri Bolykov (ahli Fisika berkebangsaan Ukraina)
5. Carner Nasa (ilmuwan NASA)
6. Dr.Fidelma O'Leary (ahli Neurologi asal Merika Serikat)
7. Profesor William Brown (Professor biologi)
8. Professor Leopold Werner Von Ehrenfels (Psikiater serta ahli Neurologi berdarah Austria)
9. Keith Moore (Presiden AACA (American Asosciation of Clinical Anatomi)
10. Â Masaru Emoto (peneliti berasal dari Hado Intitute di Tokyo, Jepang)
11. Â Jon Dean (peneliti berkebangsaan Inggris)
 Sains dan Al-quran memiliki kesamaan nilai-nilai fundamental yaitu mendorong kemajuan dan kecerdasan manusia. Keduanya mendorong observasi, berpikir kritis, dan menuntut hasil/ilmu dari suatu penelitian. Sains dan Al-Quran bukanlah entitas yang tidak sejalan, melainkan bidang pengetahuan yang saling melengkapi. Nilai-nilai itu nantinya akan menjadikan insan yang ideal dalam upaya memahami setiap alasan mengapa Allah menciptakan segala sesuatu yang ada didunia ini. Dengan merangkul sains dan Al-Quran, setiap individu dapat mempelajari pengayaan intelektual, mengungkap misteri dunia sambil memperdalam hubungan spiritual mereka. Melalui persinggungan yang harmonis antara sains dan Al-Quran inilah umat manusia dapat berupaya mencapai pemahaman yang lebih komprehensif serta mencerahkan tentang pemahaman alam semesta dan sang Pencipta.
 Sains maupun Al-Quran mengajak individu untuk mengeksplorasi dan memahami dunia di sekitar mereka, menanamkan dalam diri mereka rasa ingin tahu yang tak terpuaskan dan kehausan akan penemuan serta penelitian. Al-Quran mengajak seluruh umat manusia untuk mengamati dan mempelajari alam sebagai sarana untuk mengenali kebesaran sang Pencipta. Misalnya, Al-Quran menyebutkan penciptaan langit dan bumi, siklus air, perkembangan embrio, gerak ritmis benda-benda langit, dan masih banyak lagi. Referensi-referensi ini menjadi ajakan bagi umat manusia untuk selalu berpikir kritis dalam mengungkap misteri alam semesta sambil mengetahui kebesaran sang Pencipta.
  Al-Qur'an juga merupakan sumber Inspirasi Penelitian Ilmiah, maka dari itu tak heran banyak ilmuwan diluar yang sana masuk islam. Sepanjang sejarah, banyak ilmuwan yang mengambil inspirasi dari Al-Qur'an dan menggunakan ayat-ayatnya sebagai batu loncatan untuk upaya ilmiah mereka. Cendekiawan Islam seperti Al-Biruni, Ibnu al-Haytham, dan Ibnu Sina menemukan awal batu loncatan mereka dalam Al-Quran, yang memicu semangat mereka untuk menjelajahi bidang astronomi, optik, kedokteran, dan matematika. Karya dan penemuan mereka tidak hanya berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan tetapi juga memperdalam pemahaman mereka tentang hikmah mendalam yang tertanam dalam Al-Qur'an.
  Persinggungan harmonis antara sains dan Al-Quran menghadirkan peluang untuk saling memperkaya, memungkinkan individu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang kedua disiplin ilmu tersebut. Ilmu pengetahuan dapat menjelaskan manifestasi fisik dari ayat-ayat Al-Quran dengan  menjelaskan makna dan implikasinya. Di sisi lain, Al-Quran dapat memberikan pedoman moral dan kerangka etika di mana penelitian ilmiah dapat dilakukan. Integrasi kedua bidang ini menerapkan pendekatan holistik terhadap pengetahuan serta menjembatani kesenjangan antara materi dan spiritual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H