Mohon tunggu...
syahwa ismaiga
syahwa ismaiga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Public Relations student

an amateur

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menantang Stigma: Memahami Karakteristik Generasi Z di Tempat Kerja

24 April 2024   06:37 Diperbarui: 24 April 2024   06:41 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengenal Gen Z

Generasi Z sering disingkat menjadi Gen Z adalah mereka yang lahir pada tahun 1997 keatas kelompok demografis yang menggantikan Generasi Milenial. Generasi Z telah menjadi sorotan dalam dunia kerja modern, dengan kehadiran mereka yang penuh energi dan potensi inovatif. Namun stigma tentang kurangnya daya tahan mereka didunia kerja masih sering muncul.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Agustus 2022, jumlah angkatan kerja Indonesia sebanyak 143,72 juta dengan tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 68,63% yang didominasi Gen Z sebanyak 27,94%. 

Stigma Kurangnya Daya Tahan: Mengapa Perlu Diubah?

Pada konten tiktok tersebut kreator mendeskripsikan perilaku-perilaku dan stigma Gen Z di tempat kerja yang dibalut dengan jokes. Salah satunya dikatakan, Gen Z lebih peduli dengan kesehatan mental dibandingkan kesehatan fisik. Respon dari netizen tentu banyak yang terhibur dan merasa relate sebagai Generasi Z. Namun, ada juga beberapa orang yang menganggap konten tersebut tidak benar dan berlebihan.

Tantangan Gen Z di Era Digital

Generasi Z, yang tumbuh dalam era teknologi digital yang cepat, membawa kreativitas dan inovasi sebagai nilai inti. Mereka mempercepat kemajuan teknologi dan menerjemahkan keahlian digital mereka ke dalam solusi yang segar dan efektif di tempat kerja. Fleksibilitas dan kemampuan berpikir di luar kotak mereka menjadi aset berharga dalam menghadapi perubahan yang cepat dan kompleks di dunia kerja modern.

Memasuki dunia kerja pada saat yang penuh tantangan. Tidak jarang bagi Gen Z yang tidak memiliki pengalaman kerja sebelumnya ataupun menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi serta harapan tinggi terkait pekerjaan mereka dengan posisi yang diinginkan dan gaji yang baik.

Persepsi Perbedaan Generasi

Kurangnya daya tahan Gen Z di tempat kerja merupakan stigma yang sering kali melekat pada mereka. Pandangan ini seringkali dipicu oleh persepsi bahwa Gen Z terlalu bergantung pada teknologi, memiliki ekspektasi yang tidak realistis, atau tidak memiliki kesabaran untuk mengejar karier jangka panjang.

Tentu saja, ada kemungkinan bahwa persepsi tentang kurangnya daya tahan Gen Z muncul karena perbedaan generasi.

Generasi sebelumnya mungkin menilai standar kerja dan ketaatan waktu berbeda, yang kemudian memunculkan kesan bahwa Gen Z kurang memiliki daya tahan. Namun, penting untuk memahami bahwa kekuatan dan kelemahan setiap generasi dapat berbeda.

Kecemasan dan Realitas Gen Z di Dunia Kerja

Instagram.com/@temanstartup
Instagram.com/@temanstartup
Konten Instagram ini menggambarkan salah satu tantangan yang dihadapi Gen Z di tempat kerja, yaitu chaos, freak dan sensitif. Hal ini dapat menimbulkan stres dan kecemasan bagi Gen Z, dan dapat memperkuat stigma tentang kurangnya daya tahan mereka.

Namun, penting untuk diingat bahwa Gen Z bukan hanya tentang kekurangan. Mereka juga memiliki banyak kekuatan dan potensi, seperti percaya diri dan kreativitas Dengan dukungan dan bimbingan yang tepat, Gen Z dapat menjadi aset berharga yang membantu mereka untuk beradaptasi dengan perubahan di dunia kerja modern.

Menuju Generasi Z yang Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi

Sebagai bagian dari Generasi Z, kita perlu mengubah paradigma tentang kurangnya daya tahan Gen Z didunia kerja. Alih-alih melihatnya sebagai kelemahan, mari kita hargai kekuatan, kreativitas, dan semangat inovasi yang mereka bawa. Dengan memberikan dukungan yang tepat, sehingga dapat mengatasi tantangan dan menjadi penerus dan pemimpin di masa depan yang tangguh dan berdaya saing tinggi.

Kurangnya daya tahan Gen Z di tempat kerja bukanlah masalah mutlak, tetapi sebuah narasi yang perlu diubah. Dengan menghargai kekuatan dan tantangan mereka, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka. Mari kita bersama-sama membangun masa depan tempat kerja yang inklusif, dinamis, dan memungkinkan setiap individu untuk meraih potensi mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun