Mohon tunggu...
Syahtila Rajabi
Syahtila Rajabi Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia Biasa.

Tak Akan Ada Rasa Cukup Dalam Menulis. Terus Berusaha Membuat Tulisan Yang Bagus Dan Enak Dibaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Pendekar Abadi Xiao Liao (Bagian 2)

22 Juli 2023   08:00 Diperbarui: 4 November 2023   22:29 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi 

(Gurun Pasir Entah Dimana)

Aku terus berjalan tanpa tahu arah, "Sudah berapa lama aku berjalan menyusuri gurun ini? Aku tidak melihat sebuah kota sama sekali." Persediaan makanan sudah habis dan aku sudah mati dan hidup lebih dari sekali. "Aku harap ada oasis ditengah gurun pasir yang tandus ini-- waaah!" Aku tidak percaya apa yang aku lihat saat ini, "Sebuah oasis! Aku harap ini nyata! Oasis aku datang!!" Aku segera berlari menuju oasis ditengah gurun pasir ini.

Sungguh keberuntungan aku bisa menemukan sebuah oasis ditengah gurun ini, "Akhirnya ada air. Langsung saja aku nikmati, aahh... Menyegarkan." Aku langsung mengisi tas air ku sampai penuh dan bersantai sebentar. "Tidur sebentar mungkin tidak akan jadi masalah." Aku memejamkan mata dan tertidur dibawah pohon yang rindang.

Sungguh Dewa sedang memberiku kesempatan untuk merasakan hidup. Entah sudah berapa hari aku berjalan menyusuri gurun ini, tujuanku adalah terus maju dan melangkah sampai aku sampai di Tanah Para Dewa. Sudah beribu-ribu tahun aku berjalan namun aku belum juga sampai di tempat itu. "Apakah aku salah jalan?" Pertanyaan itu selalu saja muncul di pikiran ku.

Perjalanan ini sangatlah panjang, aku sudah lupa sejak kapan aku bisa mati dan hidup lagi dan lagi. "Sejak kapan aku menjadi abadi? Kenapa aku bisa abadi seperti ini ya?" Aku sudah banyak melupakan hal-hal yang terjadi dalam hidup ku, yang kuingat hanya wajah ibu dan guru ku. Aku pun terkejut aku bisa hidup lebih lama dibandingkan guru ku.

'Hei kau bangun! Siapa yang memperbolehkan mu tidur disini?! Bangun sekarang juga!' Suara berisik apa ini yang tega membangunkan tidur ku.

Aku perlahan membuka mata ku, sinar matahari sungguh menyilaukan sehingga aku tidak bisa langsung melihat siapa orang yang membangunkan ku. "Iya iya siapa itu? Tega sekali membangunkan ku dari mimpi indahku ini?" Perlahan dengan kesadaran yang belum sepenuhnya pulih aku berdiri.

"Hei kau tidak punya izin untuk tidur disini! Dan juga tidak punya hak untuk mengambil air disini! Ini adalah wilayah kekuasaan ku! Pergi kau sekarang juga!" Gertak seorang pria dengan kepala plontos namun masih ada sedikit rambutnya. "Baiklah aku akan pergi, namun sebelum itu," aku mendekat kan mulutku ke telinga nya, berusaha membisikkan sesuatu, "Membangunkan orang yang tertidur dengan paksa itu tidak sopan tahu."

"Apa maksudmu melakukan itu?! Beraninya kau mempermainkan ku! Kau akan menerima akibatnya! Kalian semua, hajar orang itu! Jangan dibiarkan mati. Aku ingin menghukum nya." Ucap ketua bandit itu kepada bawahannya.

"Sepertinya ini akan merepotkan, namun aku akan memberi mu tiga perkara yang kau harus ketahui."

Kali ini aku benar-benar marah, "Pertama, jangan mengganggu orang yang sedang makan. Kedua... Kedua apa ya, sudahlah. Yang penting adalah ketiga, jangan mengganggu tidur ku!" Aku segera membentuk kuda-kuda menyerang. Para bandit itu serentak menyerang ku dari segala arah, "Mati kau!!" Teriak salah seorang bandit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun