Ditengah riuhnya nafas manusia, ku menjatuhkan kedua lututku memohon padanya. Menetes air mata penuh dosa ini, tak kuat ku menahan segala sesal diri.Â
Ku mengadahkan tangan dan berkata "Oh Engkau yang mencipta Oh Engkau yang berkuasa." Langit cerah seraya menjawab panggilannya.
Aku yang telah bersalah aku yang telah ternoda, kini terduduk tak berdaya menghadap akhir riwayat. Hanya sang pencipta harapan satu-satunya.
Ditengah genangan rasa bersalahku menunggu saatnya tiba, kini tiada pertolongan. Ketika pintu pertaubatan ditutup. Kini hidupku tiada ampunan sang pencipta.
Kini riwayat ku telah usai, kuambil sebilah belati seraya lirih suaraku meraih. Maaf tiada gunanya lagi, kini penderitaan dan penyesalan akan pergi.
Tiada sakit mengiringi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H