Mohon tunggu...
Syahtila Rajabi
Syahtila Rajabi Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia Biasa.

Tak Akan Ada Rasa Cukup Dalam Menulis. Terus Berusaha Membuat Tulisan Yang Bagus Dan Enak Dibaca.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Elegi Pendosa

27 Mei 2021   12:36 Diperbarui: 27 Mei 2021   12:48 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.picsart.com

Ditengah riuhnya nafas manusia, ku menjatuhkan kedua lututku memohon padanya. Menetes air mata penuh dosa ini, tak kuat ku menahan segala sesal diri. 

Ku mengadahkan tangan dan berkata "Oh Engkau yang mencipta Oh Engkau yang berkuasa." Langit cerah seraya menjawab panggilannya.

Aku yang telah bersalah aku yang telah ternoda, kini terduduk tak berdaya menghadap akhir riwayat. Hanya sang pencipta harapan satu-satunya.

Ditengah genangan rasa bersalahku menunggu saatnya tiba, kini tiada pertolongan. Ketika pintu pertaubatan ditutup. Kini hidupku tiada ampunan sang pencipta.

Kini riwayat ku telah usai, kuambil sebilah belati seraya lirih suaraku meraih. Maaf tiada gunanya lagi, kini penderitaan dan penyesalan akan pergi.

Tiada sakit mengiringi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun