Mohon tunggu...
Syahrul Syawal
Syahrul Syawal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Traveling

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Literasi dalam Menangkal Disinformasi di Media Sosial

11 November 2024   23:08 Diperbarui: 11 November 2024   23:13 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman sekarang, akses informasi lewat internet dan media sosial makin gampang, tapi hoaks dan disinformasi juga makin marak. Tanpa kemampuan memilah info dengan bijak, kita akan mudah untuk termakan berita palsu. Literasi digital jadi kunci penting untuk menghadapi tantangan ini.

Literasi digital menjadi salah satu keterampilan yang sangat penting di era informasi saat ini, terutama dalam menghadapi tantangan disinformasi yang semakin marak di media sosial. Di tengah kemudahan akses informasi, masyarakat sering kali terjebak dalam arus berita yang tidak terverifikasi, yang dapat menyebabkan penyebaran hoaks dan informasi palsu. Menurut penelitian, sekitar 92,4% hoaks ditemukan melalui media sosial, menunjukkan betapa rentannya masyarakat terhadap informasi yang salah (Sabrina, 2019). Oleh karena itu, literasi digital bukan hanya sekadar kemampuan teknis dalam menggunakan teknologi, tetapi juga mencakup kemampuan kritis untuk mengevaluasi dan memverifikasi informasi.

Pentingnya literasi digital terletak pada kemampuannya untuk membantu individu membedakan antara fakta dan opini. Dalam dunia yang dipenuhi dengan berbagai sumber informasi, kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi konten menjadi sangat krusial. Literasi digital melibatkan pemahaman tentang bagaimana informasi dikonstruksi dan disebarkan, serta kesadaran akan bias yang mungkin ada dalam berbagai sumber (Restianty, 2018). Hal ini memungkinkan individu untuk tidak hanya menjadi konsumen pasif dari informasi, tetapi juga aktif dalam proses verifikasi dan penyebaran informasi yang benar.

Literasi digital menekankan kemampuan kritis individu dalam menggunakan media digital, termasuk media sosial, dengan berfokus pada pemrosesan informasi dan melibatkan kompetensi teknologi, kognitif, serta sosial. Hal ini penting agar pengguna internet lebih peka dalam menyaring informasi serta mampu membedakan antara informasi yang benar dan salah. Literasi digital dapat menjadi metode efektif dengan memperkenalkan ciri-ciri berita palsu, prosedur verifikasi informasi, dan langkah-langkah menindaklanjuti informasi yang terindikasi sebagai hoaks (Sabrina, 2019).

Di Indonesia, rendahnya tingkat literasi digital menjadi faktor utama penyebaran hoaks. Data menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang belum mampu mengenali tanda-tanda berita palsu, seperti judul yang sensasional atau sumber yang tidak terpercaya (Nurcahyo, 2024). Dalam konteks ini, edukasi tentang literasi digital harus dimulai sejak dini, baik di lingkungan keluarga maupun institusi pendidikan. Pemerintah dan lembaga terkait juga memiliki peran penting dalam mengembangkan program-program literasi digital yang efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memverifikasi informasi sebelum membagikannya.

Strategi untuk meningkatkan literasi digital dapat mencakup pelatihan dan workshop tentang cara menggunakan alat verifikasi informasi. Dengan memberikan pengetahuan praktis kepada masyarakat tentang bagaimana mencari sumber yang kredibel dan melakukan cross-check terhadap berita yang diterima, diharapkan dapat mengurangi penyebaran hoaks (Naufal, 2021). Selain itu, kampanye publik tentang pentingnya berpikir kritis terhadap informasi juga perlu digalakkan agar masyarakat lebih waspada terhadap disinformasi.

Lebih jauh lagi, literasi digital juga berfungsi sebagai alat pencegahan terhadap dampak negatif dari disinformasi. Dengan meningkatkan kemampuan individu dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi informasi, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih kritis dan bijaksana (Amaly & Armiah, 2021). Hal ini bukan hanya bermanfaat bagi individu tetapi juga bagi komunitas secara keseluruhan, karena mengurangi potensi konflik dan kebingungan akibat berita palsu.

Singkatnya, literasi digital membantu seseorang menyaring informasi di sekitarnya dengan lebih efektif, sehingga dapat berperan lebih aktif dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu, literasi digital perlu terus ditingkatkan agar pengguna internet selalu bertanggung jawab atas informasi yang mereka terima, termasuk menjaga keamanan data dan privasi mereka di dunia maya (Naufal, 2021).

Dalam menghadapi era digital yang semakin kompleks ini, literasi digital harus dipandang sebagai kebutuhan mendasar. Setiap individu memiliki tanggung jawab untuk menjaga ekosistem informasi yang sehat dengan tidak menyebarkan informasi yang belum terbukti kebenarannya. Dengan demikian, literasi digital bukan hanya menjadi alat untuk melindungi diri dari disinformasi tetapi juga sebagai upaya kolektif untuk menciptakan masyarakat yang lebih informatif dan berdaya (Askolani & Al'Munawar, 2020).

Dengan demikian, pentingnya literasi dalam menangkal disinformasi di media sosial tidak bisa dianggap remeh. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang tepat, setiap orang dapat berperan aktif dalam memerangi penyebaran hoaks. Melalui upaya bersama antara individu, lembaga pendidikan, pemerintah, dan platform media sosial, kita dapat membangun fondasi yang kuat untuk menghadapi tantangan disinformasi di masa depan.

Referensi:

Amaly, N., & Armiah, A. (2021). Peran Kompetensi Literasi Digital Terhadap Konten Hoaks dalam Media Sosial. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 20(2), 43--52. https://doi.org/10.18592/alhadharah.v20i2.6019

Askolani, M., & Al'Munawar, I. P. (2020). Penerapan Literasi Media Di Era Digital Pada Generasi Zaman Now. Communicative: Jurnal Komunikasi Dan Dakwah, 1(2), 78--82. https://doi.org/10.47453/communicative.v1i2.429

Naufal, H. A. (2021). Literasi Digital. Perspektif, 1(2), 195--202. https://doi.org/10.53947/perspekt.v1i2.32

Nurcahyo, N. D. (2024). Literasi Digital dalam Mengatasi Ancaman Disinformasi di Indonesia. Kumparan.Com. https://kumparan.com/nadwa-d-n/literasi-digital-dalam-mengatasi-ancaman-disinformasi-di-indonesia-23cMO8EKNaV

Restianty, A. (2018). Literasi Digital, Sebuah Tantangan Baru Dalam Literasi Media. Gunahumas, 1(1), 72--87. https://doi.org/10.17509/ghm.v1i1.28380

Sabrina, A. R. (2019). Literasi Digital Sebagai Upaya Preventif Menanggulangi Hoax. Communicare: Journal of Communication Studies, 5(2), 31--46. https://doi.org/10.37535/101005220183

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun