Mohon tunggu...
Syahrul Ramadan
Syahrul Ramadan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Futsal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Artifical Intelligence dan Digital Marketing terhadap Minat Beli Konsumen

22 September 2022   00:20 Diperbarui: 22 September 2022   00:24 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Generasi millenial adalah generasi muda yang diawali dengan penggunaan dan adaptasi teknologi pada kehidupan sehari-hari mereka, serta nilai-nilai, pengalaman hidup, motivasi, dan perilaku pembelian umum. Generasi ini lahir antara 1980 dan 2000 (Lee & Kotler, 2016). Generasi millenial pada saat ini menjadi populasi besar, dan daya beli mereka menjadikan mereka target yang menarik bagi banyak industri konsumen. 

Oleh karena itu, generasi millenial telah menjadi kelompok yang bagus untuk dipelajari karena mereka memiliki perilaku yang berbeda dibanding dengan generasi lain, ini adalah alasan mengapa mempelajari mereka merupakan suatu kepentingan dan relevansi (Smith, 2011). Selain itu, yang menjadi ciri generasi millenial adalah bahwa mereka akan mewakili 50 persen konsumsi global pada 2017 (Orozpe, 2014).

Minat beli adalah jenis pengambilan keputusan yang mempelajari alasan untuk membeli brand tertentu oleh konsumen (Shah et al., 2012). Morinez et al. (2007) mendefinisikan minat beli sebagai situasi di mana konsumen cenderung membeli produk tertentu dalam kondisi tertentu. Keputusan pembelian pelanggan atau konsumen adalah proses yang kompleks. 

Minat beli biasanya terkait dengan perilaku, persepsi dan sikap konsumen. Perilaku pembelian adalah kunci bagi konsumen untuk mengakses dan memberikan penilaian  produk tertentu. Ghosh (1990) menyatakan bahwa niat beli adalah alat yang efektif untuk memprediksi proses pembelian

Technology Acceptence Model (TAM) 

TAM pertama kali dikembangkan oleh Davis (1985) berdasarkan model Theory of Reasoned Action (TRA). Keuntungan paling penting dari TAM adalah parsimony model, yang merupakan model sederhana tapi valid.

Selain itu, TAM juga sudah diuji oleh banyak penelitian yang hasilnya adalah model yang baik terutama jika dibandingkan dengan model TRA (Theory of Reasoned Action)) dan TPB (Theory of Planned Behavior). TAM memiliki lima konstruksi, yaitu Perceived Usefulness, Perceved ease of use, Attitude toward using technology, Behavioral Intention to use, and Actual Technology Use.

Artificial Intelligence Artificial intelligence (AI)

dikerjakan oleh mesin yang menunjukkan aspek kecerdasan manusia, semakin ramai digunakan dalam pelayanan dan saat ini merupakan sumber utama inovasi (Rust dan Huang 2014). 

Perkembangan ini telah membuat beberapa orang  menyatakan bahwa saat ini manusia berada dalam revolusi industri keempat di mana teknologi mengaburkan batas antara bidang fisik, digital, dan biologis (Schwab 2017). Ada dua aliran penelitian utama yang terkait dengan kemajuan AI. Literatur layanan dan teknologi cenderung berfokus pada sisi positif penggunaan teknologi AI, sedangkan literatur ekonomi cenderung tertuju pada efek AI pada pekerjaan. 

Literatur layanan cenderung tertuju pada aplikasi teknologi cerdas (Colby, Mithas, dan Parasuraman 2016; Marinova dkk. 2017; Rafaeli dkk. 2017) Pemasaran Artificial Intelligence adalah metode pemanfaatan data konsumen untuk mengantisipasi konsumen berikutnya bergerak dan meningkatkan perjalanan pelanggan. Artificial Intelligence menawarkan cara untuk menjembatani kesenjangan antara sains data dan eksekusi dengan memproses dan menganalisa data rusak yang sangat besar yang dulunya merupakan proses yang tidak bisa diatasi. 

Hubungan antara Artificial Intelligence and Minat Beli Konsumen 

Dilengkapi dengan penelitian teranyar yang mendukung dampak Artificial Intellegence pada Minat Beli Konsumen, kedapatan bahwa Artificial Intelligence sukses digunakan dalam kesehatan dan melacak secara otomatis menentukan dosis obat yang optimal untuk tanggapan jangka panjang, ini memperkuat loyalitas konsumen pada perusahaan (Londhe dan Bashin: 2019). 

Penelitian lebih lanjut oleh Shin, Tada dan Managi (2019) meneliti teknologi mengemudi otomatis yang terhitung dalam transportasi dunia, secara signifikan mengurangi jumlah kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia dan kemacetan jalan. Riset mengatakan sejak 2015 melaporkan bahwa Niat Beli Positif dan meningkat. Chen-chen dan Tsai (2017) mengembangkan aplikasi mobile tourism berbasis lokasi yang dipersonalisasi untuk perencanaan perjalanan, sehingga perjalanan dapat lebih efektif dan efisien. 

Dengan Artificial Intelligence, itu membuktikan bahwa pengenalan tentang kegunaan dan kemudahan penggunaan mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan atau membeli sesuatu. Artificial Intelligencetidak hanya dapat memberikan responsif, tetapi juga mengurangi kebutuhan staf yang dapat mengurangi biaya karyawan. (Bachdar: 2018). H1: Artificial Intelligenceberpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli Konsumen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun