Mohon tunggu...
SR W
SR W Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia

Yow yow yow

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Kurban Milik Anak Langit

24 Agustus 2018   14:28 Diperbarui: 24 Agustus 2018   14:49 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : Flickr.com

mendengar jawaban itu, hati ustadz malik tersentuh. matanya mulai berkaca-kaca. namun ustadz malik tidak ingin menangis di hadapan murid sekaligus karyawannya itu. "andi, ustadz menghargai niat mulia kamu." tutur ustdaz malik, seraya merangkul bahu andi. "tapi, kamu itu masih layak menerima hasil sembelihan qurban." lanjut ustadz malik. "uangnya lebih baik kamu tabung, untuk biaya masuk SMP." tutur ustadz malik.

"andi tahu pak." jawab andi "tapi, inikan bukan buat saya, pak. buat ibu andi. kalo masalah biaya masuk SMP andi masih bisa nabung lagi pak. kalu nanti nggak cukup, andi istirahat setahun sambil bantu-bantu disini." lanjutnya.

kali ini ustadz malik sudah tidak sanggup membendung air matanya. ia tak sanggup berkata-kata hanya tersenyum sambil mengangguk-ngangguk mendapati murid didiknya yang sudah mampu berpikir jauh melebihi teman sebayanya. haru sekaligus bangga menyelimuti drinya. betapa sungguh bencana alam itu memberikan hikmah kepada seorang anak yang kini duduk disampingku. 

jam sudah menunjukan pukul satu kurang sepuluh menit. beberapa kalimat lagi, kemudian Andi pamit untuk bekerja. 

untuk anak seusianya, hari minggu adalah waktu yang panjang untuk bermain dengan teman-teman sebaya. atau mungkin menghabiskan waktu menonton acara kartun favorit di rumah. tapi lain halnya dengan Andi. saat ini, hanya rasa syukur yang terus ustadz malik ucapkan dalam hati. lantas ia berdoa, semoga kelak buah hatinya memiliki sifat dan pola pikir yang sama dengan Andi.

---

selepas sholat ied dilaksanakan, andi sudah duduk di samping kambingnya. sambil memberinya makan juga minum - seusai dengan syarat yang berlaku. ia sangat bahagia, tidak sabar menanti giliran untuk proses penyembelihan. nanti kalo kamu ditunggangi sama ibu, jangan ngamuk ya? biar ibu nggak jatuh. ucap Andi dalam hati, seraya mengelus-elus kepala kambing itu.

"andi, bawa kambingnya kesini!" seru ustadz malik. sambil mengasah sebuah pisau untuk menyembelih hewan-hewan qurban yang ada. dengan semangat andi menarik tali dadung yang terikat pada leher kambing miliknya. 

proses penyembelihan dimulai. dari jarak yang cukup dekat andi memperhatikan proses penyembelihan itu. kambing putih itu sudah di rebahkan kesisi sebelah kiri, pada sebuah balok kayu yang di bawahnya terdapat sebuah lubang untuk menampung darah dari hewan sembelihan itu. 

"allahuakbar, allahuakbar, allahuakbar.." sebilah golok sudah menempel di leher kambing milik andi. sebelum mata pisau itu memotong dua urat tebal di leher hewan itu. sambil terus mengumandangkan takbir, ustadz andi melayangkan senyum kepada andi. 

"bismillahirrohmanirrohim" dalam hitungan detik, darah bercucuran. kambing milik andi sudah sah menjadi hewan Qurban. 

Tangerang, 23 Agustus 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun