1
Aku dilahirkan di bawah atap sebuah mobil tua, tepat di atas kursi jok mobil tua. Pamanku pernah bercanda perihal cerita kelahiranku, "Kamu tau nabi Isa atau yahweh dilahirkan maryam di bawah pohon kurma. Ratusan tahun sebelumnya seorang pria yang dikenal dengan nama Lao tzu dilahirkan tepat di bawah pohon Li atau plum" Katanya sembari menggusah abu roko. "Jadi apa yang sebenarnya ingin paman sampaikan" Timbalku
"Mungkin kamu nabi kontemporer.. Hahahaha" Celotehnya tanpa berpikir panjang
"Etapi, paman, kalau memang misalnya katakanlah bakal seperti itu, mula-mula aku harus mengganti namaku, soalnya namaku tidak mencerminkan seseorang yang menjadi orang yang besar" Gurauku menyambut hangat candaan pamanku. Kutahu pemberian nama dika sebagai namaku merupakan kasih sayang orang tua, walaupun aku belum tahu menahu arti nama tersebut.
"Iya juga, coba pikir-pikir untuk nanti ganti nama dan minta orang tuamu ngadain syukuran"
"Menurut paman apa yang cocok kira-kira?"
"Bantoel, camel, super, gudang garam, marlboro... Emmm.. Dji Sam Soe?"
"Itumah merk roko, sepertinya otak paman kalo dibuka kayanya yang pertama keluar pasti asap roko"
"Mungkin. Tapi, hasilnya kan dapur jadi tetap ngebulll... Haha.. 'Allahuakbar Allahuakbar" Gema adzan ashar terdengar dikumandangkan oleh suara orang tua yang parau, beberapa mesjid saling menyambung suara tersebut, seperti bunyi klik. Percakapan soreku pun berhenti seketika,,,aku harus segera bersiap untuk berangkat ngaji sebelum... "Dikaa... Dikaa... Sudah waktunya ngaji" Teriak ibuku dari kejauhan. Nah, itu yang kumaksud.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H