Kesejatian dari proses pewarisan tradisi akademik dapat memperoleh gangguan karena beberapa hambatan, misalnya hambatan psikologis, sosiologis, kultural, ideologis, filosoif, bahkan institusional. Hambatan itu tidak hanya mendera "tunas-tunas muda" itu, tetapi juga hinggap pada institusi, dan personal civitas akademika.
Jika PBAK adalah sebuah teater, maka yang diharapkan terjadi adalah terlaksananya berbagai peran yang telah tersusun dalam skenario, dan yang lebih penting lagi adalah tersampaikannya pesan lakon.
Meskipun demikian, sebuah dramaturgi terkadang menyajikan peristiwa yang bervariasi. Bahwa lakon tidak harus sejalan dengan skenario dalam manuskrip (ini mirip opera van java), yang berarti sedang mempertontonkan kekacauan (chaos). Atau membangun harmoni, dengan tetap memperlihatkan kreatifitas dan inovasi.Ini soal pilihan.
IAIN Kendari sebagai kawah Candradimuka
Langit Sulawesi Tenggara telah menjadi saksi tentang kiprah lulusan IAIN Kendari. Mereka mampu menembus berbagai level sosial kemasyarakatan. Menjadi jembatan kelas bawah dengan kelas menengah atas, bahkan menjadi lokomotif kelas menengah baru.
Peran institusi IAIN Kendari tentu sangat besar dalam melahirkan generasi-generasi tersebut. Transformasi kelembagaan diiringi transformasi kebudayaan, secara terus-menerus dilakukan dalam rangka menjaga relevansi lembaga dengan semangat zaman.
Filosofi "mendidik sesuai zaman" sejatinya selalu menjadi identitas lembaga ini, agar secara berkesinambungan melahirkan generasi-generasi yang dapat berperan pada teater yang lebih besar di masyarakat. Seperti kawah Candradimuka, IAIN Kendari sejatinya tidak hanya mencetak satu "Jabang Tetuka" tetapi jutaan Tetuka untuk berbagai persoalan kemanusiaan yang lebih luas dan kompleks.
Wallahu A'lam
SYAHRUL MARHAM
Satuan Pengawas Internal / Pemantau PBAK
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H