Mohon tunggu...
Muhammad Syahrul Ihsan
Muhammad Syahrul Ihsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Jakarta

Mahasiswa aktif Universitas Muhammadiyah Jakarta, jurusan Ilmu Komunikasi. Aktif dalam organisasi HIMAKOM (Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi).

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan dan Peluang Budaya Lokal di Era Digital

14 Januari 2024   14:45 Diperbarui: 14 Januari 2024   14:53 6067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia merupakan salah satu kebanggaan warisan.
Kebudayaan yang diturunkan secara turun temurun oleh berbagai suku dan etnis. Hal ini
merupakan kekayaan yang tidak bisa dipandang sebelah mata, karena kebudayaan bisa tercipta
atas latar belakang budaya yang ada di masyarakat. Kebudayaan bisa diwarisi jika dipelajari dan
disosialisasikan dengan baik ke masyarakat, baik yang berhubungan langsung dengan kebudayaan
itu maupun masyarakat diluar kebudayaan setempat.
Melestarikan kebudayaan adalah upaya atau wujud untuk mempertahankan nilai-nilai seni budaya
baik secara tradisional ataupun megembangkannya dengan perwujudan yang lebih dinamis dan
luwes menyesuaikan dengan kondisi pola perkembangan zaman yang selalu berubah.
Budaya dalam era digital menghadapi tantangan dan peluang yang kompleks. Tantangan tersebut
mencakup kemerosotan minat masyarakat, perubahan nilai dan norma, ancaman teknologi,
kurangnya sumber daya, dan rendahnya kesadaran masyarakat.

TANTANGAN

Dalam era digital, teknologi dapat digunakan untuk melestarikan warisan budaya, seperti dengan
bantuan rekaman video, audio, dan dokumentasi digital, praktik-praktik tradisional, seperti tarian,
musik, dan cerita rakyat, dapat diabadikan untuk generasi mendatang. Adapun tantangan budaya
dalam era digital di Indonesia meliputi:

1. Mengaburnya Wawasan Kebangsaan

Persoalan yang sering terjadi dalam masyarakat adalah terkadang tidak merasa bangga terhadap
produk atau kebudayaannya sendiri. Budaya lokal mulai hilang dikikis zaman, oleh sebab
masyarakat khususnya generasi muda yang kurang memiliki kesadaran untuk melestarikannya.
Era generasi milenial dapat menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat, baik dari kalangan
anak-anak, remaja maupun dewasa yang lebih modern. Akibatnya masyarakat cenderung untuk
memilih kebudayaan baru yang dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.

2. Kurangnya Literasi Digital

Akses terhadap informasi dan budaya dari luar negeri sangat mudah dan cepat. Hal ini dapat
mempengaruhi budaya lokal dan menimbulkan perubahan sosial budaya di masyarakat.
Meningkatkan kesadaran dan literasi digital masyarakat sangat penting, agar mampu menyaring
informasi, memahami, memproduksi, mendistribusikan, serta berkolaborasi dan berpartisipasi
untuk mengangkat budaya di ruang digital.

PELUANG

Perkembangan teknologi saat ini memberikan peluang dan kesempatan bagi semua masyarakat  indonesia untuk terlibat aktif dalam pelestarian warisan budaya. Mengingat warisan masa lalu
yang umumnya rapuh dan terbatas, upaya pelestarian melalui penyebaran di media ini menjadi
semakin penting untuk dilakukan.
Dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, pasal 18 ayat (1)
disebutkan bahwa setiap orang dapat melakukan pendokumentasian Objek Pemajuan Kebudayaan,
sementara pada ayat (2) disebutkan bahwa pemerintah memiliki peran memfasilitasi setiap orang
untuk melakukan pencatatan dan pendokumentasian Objek Pemajuan Kebudayaan.
Selain itu, teknologi juga memungkinkan akses mudah ke sumber daya pendidikan tentang budaya
tradisional. Namun, arus globalisasi dan modernisasi yang pesat dapat mengancam kelestarian
budaya lokal. Oleh karena itu, upaya-upaya pelestarian budaya harus dilakukan dengan cara
sebagai berikut:

1. Meningkatkan Literasi Digital

Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan kesadaran dan literasi digital yang tinggi. Masyarakat
harus mampu menyaring informasi yang beredar dan menerima budaya dari luar dengan bijak.
Selain itu, masyarakat juga harus memanfaatkan ruang digital sebagai sarana untuk
mempromosikan dan melestarikan budaya Indonesia.

2. Pendidikan Tentang Budaya Lokal

Pendidikan karakter berbasis budaya lokal dapat menjadi bagian penting dalam memperkenalkan
dan mempelajari budaya lokal secara menyeluruh.
Pendidikan tentang budaya lokal di era digital perlu mengintegrasikan literasi digital dan nilai
budaya lokal untuk melestarikan warisan budaya Indonesia.
Penting untuk memperkenalkan dan mempelajari budaya lokal secara menyeluruh agar generasi
muda dapat memahami dan menghargai warisan budaya Indonesia.

3. Mendorong Peran Generasi Muda

Generasi muda perlu kesadaran akan pentingnya budaya lokal sebagai jati diri bangsa. Kewajiban
bagi setiap lapisan masyarakat untuk mempertahankannya, dimana peran generasi muda sangat
diharapkan untuk terus berusaha mewarisi budaya lokal yang akan menjadi kekuatan bagi
eksistensi budaya lokal itu sendiri walaupun diterpa arus globalisasi.
Teknologi saat ini memberikan peluang untuk pelestarian budaya melalui media digital.
Peningkatan literasi digital, pendidikan tentang budaya lokal, dan peran aktif generasi muda
diharapkan dapat memperkuat pelestarian budaya Indonesia di tengah arus globalisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun