Mohon tunggu...
Syahrul Gunawan
Syahrul Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Profesi telemarketing

Hobi saya bermain bola sepak dsn badminton

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Menjaga Budaya Lokal di Era Digital

1 Desember 2024   08:07 Diperbarui: 1 Desember 2024   08:18 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Cultural Globalization and its Impact on Local Traditions.kreator sahrul gunawan."

Di era digital yang serba cepat ini, budaya bangsa menghadapi tantangan besar. Globalisasi, arus informasi tanpa batas, dan perkembangan teknologi telah membuka pintu bagi masyarakat Indonesia untuk lebih mengenal budaya asing. Di sisi lain, transformasi ini juga membawa risiko terkikisnya nilai-nilai budaya lokal yang menjadi identitas bangsa.,

Digitalisasi dan Tantangan Budaya Lokal

Digitalisasi menghadirkan berbagai platform seperti media sosial, aplikasi streaming, dan e-commerce yang mendukung eksistensi budaya bangsa. Namun, keberadaan budaya asing yang mendominasi sering kali membuat masyarakat, terutama generasi muda, lebih tertarik kepada budaya luar dibandingkan budaya sendiri,Di satu sisi, internet menjadi jembatan bagi pertukaran budaya, tetapi di sisi lain, budaya lokal yang kurang adaptif bisa kehilangan relevansi di mata generasi muda. 

Upaya Melestarikan Budaya Bangsa

Agar budaya bangsa tetap hidup, diperlukan upaya kolektif dari berbagai pihak:

  1. Pemanfaatan Teknologi untuk Promosi Budaya Lokal
    Pemerintah dan masyarakat harus aktif menggunakan teknologi digital untuk memperkenalkan budaya lokal kepada dunia. Contohnya, pembuatan konten kreatif seperti vlog perjalanan budaya, tutorial seni tradisional, atau pertunjukan tari daerah yang diunggah ke media sosial.

  2. Pendidikan Budaya di Sekolah
    Kurikulum pendidikan harus menyisipkan nilai-nilai budaya lokal. Mengajarkan bahasa daerah, kesenian, dan sejarah lokal sejak dini akan membantu generasi muda lebih menghargai warisan budayanya.

  3. Kreativitas dalam Mengemas Budaya Lokal
    Untuk menarik perhatian generasi muda, budaya lokal perlu dikemas secara modern tanpa menghilangkan esensinya. Misalnya, memadukan musik tradisional dengan genre populer seperti EDM atau hip-hop.

  4. Dukungan Pemerintah dalam Regulasi
    Pemerintah perlu membuat regulasi yang mendukung perlindungan budaya lokal, seperti pemberian insentif kepada kreator konten yang mempromosikan budaya lokal atau pembatasan masuknya konten asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa.

Walau membawa tantangan, era digital juga menawarkan peluang besar. Dengan konektivitas global, budaya lokal Indonesia memiliki kesempatan untuk dikenal luas. Film seperti KKN di Desa Penari yang mengangkat cerita rakyat atau musik tradisional yang dikolaborasikan dengan aransemen modern dapat menjadi contoh bagaimana budaya lokal berhasil mendunia,enjaga budaya bangsa di era digital bukanlah hal yang mudah, tetapi bukan pula hal yang mustahil. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan teknologi, budaya lokal dapat tetap hidup, bahkan beradaptasi untuk relevan di era modern. 

Sumber:

  1. Pew Research Center. "Cultural Globalization and its Impact on Local Traditions."
  2. Artikel dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
  3. Statistik penggunaan media sosial di Indonesia dari Hootsuite (2023).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun