Mohon tunggu...
Pemuda Pengangguran
Pemuda Pengangguran Mohon Tunggu... Mahasiswa - Proses belajar

Membaca untuk menulis, menulis untuk membaca

Selanjutnya

Tutup

Nature

Masih Layakkah Pemuda Tinggal di Desa?

26 Februari 2022   15:16 Diperbarui: 26 Februari 2022   15:30 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat.


Prakarsa tersebut terkait hak asal-usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara singkatnya desa merupakan kesatuan wilayah yang dihuni oleh masyarakat yang mempunyai sistem pemerintahannya sendiri.
Total desa di Indonesia yaitu 73.670 desa. Tak heran jika Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menyatakan jika desa merupakan asset dalam pembangunan Indonesia.

Berbicara tentang pembangunan desa merupakan hal paling menarik. Kenapa tidak ? pembangunan desa terdapat harapan besar pada kemajuan bangsa dan Negara kita. Kemudian stigma yang tertanam terkait masyarakat desa adalah masyarakat tertinggal harus mulai di ubah.


Salah satu problematika yang urgent saat ini yang menjadi kendala dalam pembangunan desa adalah pemuda atau masyarakat menganggap bahwa untuk menjadi sukses itu harus bekerja di kantor, berkarir di kota besar dan sebagainya.

Perkembangan tekhnologi dan mudahnya mengakses informasi dan komunikasi, pemuda desa lebih banyak tertarik untuk meninggalkan desanya. Alasan utama pemuda meninggalkan desa adalah ingin melanjutkan pendidikan da nada juga yang memilih bekerja di ibu kota.

Sepertinya untuk tulisan kali ini, kita akan lebih focus membahas tentang tugas pemuda desa setelah menempuh pendidikan di kota. Karena, banyak harapan masyarakat terhadap pemuda yang behasil melanjtkan pendidikan di kota untuk dapat kembali membangun desanya.


Tapi sampai hari ini hanya sebagian pemuda desa yang mampu sadar akan pentingnya peran mereka dalam pembangunan desa .

Tak heran, sebab secara materi bekerja di ibu kota di anggap lebih menjanjikan dan lebih mampu memperbaiki nasib keluarga secara peningkatan perekonomian. Tidak boleh juga disalahkan yang memilih seperti itu, namun jika semua pemuda berfikir seperti itu lantas bagaimana nasib perkembangan desanya?

Saya sedikit mengutip pesan salah satu penulis muda kabupaten sinjai (Burhan SJ) alasan pemuda enggan kembali kekampung halaman setelah melanjutkan pendidikan di kota adalah
“Sugesti Kampungan dan orientasi Sukses yang mereka bayangkan lebih besar peluang di kota, sebab kurang mendalami potensi di kampung yg di mana bambu (sampah) saja bisa jadi karya seni”
ia merupakan salah satu pemuda yang memiliki empati tinggi terhadap peran pemuda dalam pembangunan desa. Ini seharusnya sedikit mampu membuat konsep berfikir kita mampu berubah terkait peran pemuda dalam pembangunan desa.

Karena harus di sadari, bahwa pada tangan pemuda yang telah melanjutkan kuliah di kota terdapat harapan besar untuk kembali berkiprah membangun desa, salah satunya adalah membangun kesadaran pemuda local untuk merubah pola pikir terkait dengan pendidikan.
Salah satu factor susah membangun desa adalah kurangnya minat pendidikan pada generasi pemuda desa. 

Desa sudah menyediakan wadah kreativitas untuk berkarya, tugas pemuda adalah bermitra dengan pemerinta desa dan membuat kesepakatan terkait dengan agenda yang sifatnya berbasis pengembangan kualitas dan kuantitas SDM.


Salah satu cara membangun desa adalah merubah konsep berfikir masyarakat, memperbanyak diskusi-diskusi ringan dan membentuk kelompok kepemudaan. Ini akan sedikit demi sedikit akan menjadi langkah awal untuk pembangunan desa.

Terkhusus pada kelompok kepemudaan terdapat banyak hal yang bias di lakukan, salah satunya ; membentuk kelompok pemuda di bidang literasi, petanian, peternakan dan budi daya ikan. Ini merupakan cara sederhana namun memiliki potensi besar dalam merebah pola pikir pemuda desa.

Kelompok kepemudaan yang memiliki potensi dalam pembangunan desa adalah Karang Tarunan dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM), masyarakat dan pemuda akan lebih di edukasi dalam membangun kesadaran terkait dengan pentingnya pengetahuan literasi agar tidak ketinggalan pada perkembangan tekhnologi yang semakin canggih.

Di lain sisi pada wadah karang taruna, pemuda akan lebih di dorong untuk melibatkan diri pada kegiatan keolahragaan, keagamaan dan lain sebagainya. Ini tentu akan menjadi wadah yang mampu memberikan edukasi awal untuk membangun kesadaran pemuda desa.

Secara historis sejarah, mesti menjadi pembelajaran dan pembentukan kesadaran juga bahwa peran pemuda dalam setiap episode sejarah kehidupan suatu bangsa telah terbukti nyata.
Pemuda memiliki peranan penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, lantas mengapa pemuda milenial masih belum sadar untuk melanjutkan perjuangan para pemuda pendahulu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun