"Udah lah. Jadi? Diterima?"
"Bentar. Mikir dulu."
"Kin, kamu suka nggak sama aku?"
"Suka. Kamu baik. Sering minjemin pulpen."
"Kin!" ucapku seraya tertawa kecil.
Aku tidak habis pikir. Di saat aku sedang serius, ia masih sempat melontarkan beberapa candaan yang membuat aku tertawa. Entah dari planet mana perempuan aneh ini berasal. Dan andaikata ia adalah alien sekalipun, aku kira aku akan tetap ingin bersamanya.
"Baiklah. Tapi sebelumnya, kamu mesti dengar ini baik-baik. Ini adalah rahasia terbesar aku. Cuma kamu, teman satu kos aku, sama Tuhan yang tahu."
"Ada apa sih?"
"Aku takut kamu menyesal karena punya pacar seperti aku ini. Jadi kamu mesti tahu terlebih dahulu sebelum kita melangkah ke jenjang yang lebih jauh. Oke?"
"Cepetan!"
"Iya. Sabar dong, Bos!"