"Apakah saya terlihat seperti buruh bangunan?"
"Hahaha. Santai dong, Mas."
Aku hanya melemparinya dengan tatapan heran.
Kemudian aku melihat ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Semacam sebuah kado.
"Ya ampun!" katanya agak keras.
Aku menoleh. Sementara ia mengalihkan pandangannya ke arah pulpen yang aku gunakan untuk menulis.
Tanpa bertanya terlebih dahulu, ia mengambil pulpen itu dari tanganku dengan cepat.
"Apa-apaan ini!?" aku membentak namun agak terlambat.
Seketika ia menjauhkan pulpen itu dari jangkauanku sewaktu aku mencoba untuk mengambilnya kembali.
"Nanti dulu. Aku mau pinjam buat nulis alamat sama ucapan selamat  ulang tahun buat teman aku."
"Bukannya Mbak juga bawa tas, masa di dalamnya tidak ada pulpen?"