"Sudah tidak ada yang bisa kita lakukan," kata beliau.
Segala upaya memang sudah dicoba. Dari menambah gim terbaru, melakukan servis stik rutin, bahkan mengurangi harga per jam di saat masih banyak pelaku usaha rental PS mematok harga 7000 hingga 8000 rupiah untuk satu jam PS4, tempat rental ini sudah menurunkannya hingga 6000 rupiah. Bahkan hanya 3000 rupiah untuk satu jam PS3.
Namun apa hendak dikata, gim konsol di sekitaran daerah itu memang agaknya sudah kurang diminati, baik oleh remaja, maupun anak-anak. Saat ini lebih banyak orang yang terpaku pada layar ponselnya. Gim online seperti Mobile Legend, dan PUBG telah menyisihkan gim konsol hingga menaklukkan usaha rental PS itu.
Sejatinya perkembangan zaman dan teknologi memang seperti pisau bermata dua. Selain memudahkan, terkadang ia juga mematikan sesuatu.
Cerita tentang nasib usaha rental PS di daerah saya ini saya tulis tanpa bermaksud menyamaratakannya dengan yang ada di daerah lain.
Jadi, Kompasianer, bagaimana nasib usaha rental PS di daerah kalian?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H