Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Narasi Kesendirian, Seni Bertahan Hidup, dan Pelajaran Mencintai dari Arbani

3 Februari 2020   22:54 Diperbarui: 5 Februari 2020   01:35 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri : arbani dengan sembako akhir tahun dari gubernur kalsel

Terkait permasalahan ini, kami pada akhirnya mendapatkan titik terang. Yaitu dengan mengajukan permohonan kepada pihak Disdukcapil untuk bisa melakukan perekaman E-KTP di desa.

Hak Arbani sebagai orang tidak mampu memang sudah sepatutnya kami perjuangkan. Terlebih sejak ibunya meninggal, Arbani hanya bergantung pada rezeki yang diperolehnya dari membantu tetangga sekitar dengan mengupas bawang lalu mengantarnya ke rumah seorang pemborong. Dari sanalah ia mampu bertahan hidup untuk membeli beras dan lauk.

Menghadiri acara selamatan yang diadakan oleh masjid atau warga sekitar adalah salah satu hal yang paling dinanti dan menyenangkan bagi Arbani. Karena di sana ia bisa makan tanpa perlu memasak serta mengkhawatirkan persediaan berasnya yang berkurang.

Arbani tidak pernah pandai mengingat nama, tapi ingatannya masih cukup bagus untuk mengenali wajah seseorang. Saya pernah beberapa kali —sewaktu ada rezeki berlebih— berbagi kepadanya. Memang tidak banyak dan tidak terlalu sering. 

Terkadang saya memberinya uang, dan terkadang hanya memberinya beras. Melihatnya bersemangat dalam menerima, melihatnya dengan lepas tertawa, sungguh seperti sebuah kebahagiaan yang datang dari surga.

dokpri : arbani dengan sembako akhir tahun dari gubernur kalsel
dokpri : arbani dengan sembako akhir tahun dari gubernur kalsel
Arbani memang tidak pernah mengingat nama saya. Tetapi ia kerap memanggil saya dengan sebutan 'bos' seraya melambaikan tangan jika melihat saya tengah melintas dengan motor di depan rumahnya yang sudah reyot dan tua. Sementara saya hanya bisa tertawa.

Memahami makna berbagi melalui Arbani selalu membuat saya memikirkan sebuah perumpamaan tentang belajar mencintai. Yaitu memberi tanpa berharap untuk namanya dikenali, apalagi untuk meminta balik dicintai.

P.S. hari ini, Selasa, 4 Februari 2020 pukul 11 pagi (WITA), Arbani  melakukan perekaman E-KTP :)

dokpri
dokpri

*) this article I wrote for Widz Stoopz in order to celebrate her birthday

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun