Aku kira aku akan terus begini:
tumbuh dan hidup dengan
kesempatan-kesempatan
yang terlewat
yang melintas atau menghindar
bagai hujan di sela-sela jari.
Memandang diri sendiri di depan cermin dengan rambut yang semakin
ikal dan sedikit.
Terjebak kesialan-kesialan yang lain.
Terlambat bekerja karena mesti melakukan hal-hal yang tidak penting.
Dianggap gila karena sering berbicara dengan kucing.
Mengisi kuota agar bisa menonton video-video yang tidak bermutu untuk mengusir kesepian.
Mengabaikan tugas-tugas kuliah dan mengeluh di hari-hari ujian.
Pergi kemana-mana dengan sandal.
Lari dari tukang parkir.
Dan mendengarkan lagu-lagu sendu
hingga merasa terharu dan malu.
Aku pikir kau akan tetap begini:
menjadi cuaca dingin bagi pagi seseorang.
Benda-benda yang jauh dari jangkauan.
Mimpi yang membunuh.
Tulisan yang tidak dapat dibaca.
Malam yang kelewat panjang
Lagu-lagu sedih yang membuat seseorang menangis.
Kesempatan-kesempatan yang tidak kunjung datang.
Semakin cantik dari hari ke hari, berjalan memutar,
agar tidak tersentuh.
Sebagai keinginan yang tidak pernah selesai.
Dan dicintai oleh orang-orang bodoh
yang sering ditimpa oleh kesialan-kesialan—yang salah satunya adalah diriku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H