Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengingat Carlos Kaiser, "Si Raja Hoaks" Terbesar dalam Sejarah Sepak Bola

8 Juni 2019   08:38 Diperbarui: 8 Juni 2019   09:26 1905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Brazil adalah tanah kelahirannya para pemain top sepak bola. Siapa pun setuju akan hal itu. Ronaldo (botak), Kaka, Neymar, Ronaldinho, Roberto Carlos, Pele, Zico dan Rivaldo hanyalah segelintir orang dari banyaknya nama-nama pesepakbola jenius yang berasal dari Negeri Samba. Belum lagi jika nama-nama seperti Ribault dan Santana dari kartun Captain Tsubasa juga dihitung.

Negara yang sudah lima kali menjuarai Piala Dunia itu memang tidak henti-hentinya menelurkan bibit-bibit yang seolah memang terlahir untuk menjadi pemain sepak bola.

Namun dari sekian banyak pandangan positif yang menggambarkan betapa kemampuan olah bola orang-orang Brazil yang sudah seperti karunia sejak dari dalam rahim itu, terselip satu nama manusia yang bercita-cita sebagai pemain bola --tapi tidak bisa bermain bola-- dengan ceritanya yang menggelikan.

Istilah memakan gaji buta adalah susunan frasa yang cocok sewaktu teringat nama dan perjalanan karir seorang Carlos Henrique Raposo, atau lebih dikenal sebagai Carlos Kaiser, atau juga bisa disebut sebagai Pesepakbola Palsu dalam sejarah sepak bola.

Ia lahir di Rio Pardo pada 2 April 1963. Kaiser sudah masuk akademi Botafogo pada umur 9 tahun, beberapa bulan kemudian ia beralih menimba ilmu ke Rio de Jeneiro bersama Flamengo.

Carlos Kaiser sejatinya adalah manusia Brazil yang terlahir dengan skill olah kulit bundar pas-pasan, stagnan dan mungkin malah tidak berkembang sama sekali. Ia tidak pernah bermain dalam laga resmi sekali pun.

Tercatat sejak ia meniti karir juniornya bersama Botafogo pada 1972, kemudian memulai karir profesional sebagai pemain bersama Puebla di tahun 1979, dan bahkan hingga gantung sepatu pada tahun 1992 bersama Guarany FC, ia menorehkan catatan prestasi yang luar biasa nihil: 0 gol, 0 assist, dan 0 penampilan bersama 10 klub senior yang berhasil ditipunya dalam kurun waktu 13 tahun. Sungguh terdengar seperti sebuah aib bagi seorang pemain!

Dokumen Pribadi : Screenshot dari laman Wikipedia
Dokumen Pribadi : Screenshot dari laman Wikipedia
Lebih parah, ia bahkan pernah mengelabuhi tiga klub ternama Brazil seperti Botafogo, Flamengo dan Fluminense untuk merekrutnya.

Dalam jangka waktu yang panjang itu, ia selalu berhasil menyembunyikan skill-nya yang pas-pasan dengan berbagai macam trik tipu daya dan alasan. Mulai dari kebohongan ringan seperti mengaku tidak fit, hingga berpura-pura cidera agar diperbolehkan berlatih sendirian.

Selain itu Kaiser juga dikenal sebagai orang yang banyak omong dan mudah bergaul dengan siapa saja. Ia diketahui sebagai pemain yang menjalin hangatnya keakraban dengan pemain kenamaan sekelas Bebeto, Zico, Carlos Alberto, Junior dan Renato Gaucho.

"Mulutnya sangat berbahaya. Jika Anda biarkan mulutnya terbuka, Anda akan dimanipulasi olehnya," tutur Bebeto seperti yang dilansir oleh The Sun.

Ia selalu mencoba menarik simpati dari orang-orang di sekelilingnya. Tujuannya, tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mendapat perlindungan serta kontrak jangka pendek dari klub yang pada akhirnya mau menampung keberadaannya.

Berbeda dengan pemain lain kebanyakan, di mana bermain dianggap sebagai suatu kebanggaan, pria bertinggi 184 senti yang berposisi sebagai penyerang itu malah berbunga-bunga jika ia hanya ditaruh ke dalam tim cadangan, bahkan justru lebih senang apabila namanya tidak tercantum sama sekali dalam susunan pemain yang akan bertarung di lapangan.

Namun pernah suatu kali, di awal tahun 1988, bersama klubnya waktu itu, Bangu, sang pelatih memintanya untuk bermain di delapan menit terakhir. Toh, timnya juga sudah terlanjur tertinggal 0-2, dan barangkali ia pikir tidak ada salahnya untuk memasukkan Kaiser dan membuatnya melakukan debut dengan menginjak rumput hijau.

Cerdiknya, salah satu pendusta terparah dalam sejarah olahraga itu malah memakai trik kotor untuk menolak bermain.

"Saya beruntung. Karena sewaktu melakukan pemanasan di sekitar tribun, saya mendengar seorang penonton meneriaki saya dengan kata-kata yang tidak pantas. Tanpa pikir panjang saya langsung menaiki pagar dan berkelahi dengannya. Saya pun dikeluarkan sebelum masuk ke lapangan," ujarnya setelah beberapa tahun pensiun.

Ilustrasi dari film
Ilustrasi dari film
Dengan demikian, hingga akhir karirnya, Carlos Kaiser tidak pernah tercatat sekali pun bermain untuk klubnya. Apalagi sebuah assist, apalagi sebuah gol.

Ajaibnya, kisahnya yang dipenuhi kebohongan itu malah melahirkan ide bagi sebuah studio untuk merilis suatu film dokumenter yang menceritakan perjalanan palsu karir sepak bolanya pada tahun tahun 2018 lalu.

Film itu berjudul "Kaiser : The Greatest Footballer Never to Play Football", sebuah sajian satu setengah jam lebih yang mungkin menyakiti hati mereka, para petinggi klub yang pernah diperdaya oleh skill palsunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun