Anggap saja bahwa aku memang ingin mencintaimu dengan sederhana.
Lebih sederhana ketimbang  kata yang tak sempat diucapkan, atau isyarat yang tak sempat disampaikan.
Aku ingin mencintaimu lebih sederhana dan lebih pasti. Seumpama kalimat panjang yang tidak memahami pungtuasi. Yang tidak pernah berjeda apalagi berhenti.
Dan aku memang ingin mencintaimu lebih dari sekadar kata sederhana. Dengan memandang kepada kayu yang terpanggang hingga menjadi abu, atau menyaksikan awan yang perlahan pudar karena menjelma hujan.
Aku ingin mencintaimu dengan cara yang paling sederhana. Seperti hari ini yang selalu melebihi kemarin, tetapi tidak pernah sebanyak besok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H