Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bakul Purun, Alternatif Pengganti Kantong Kresek

10 Mei 2019   10:11 Diperbarui: 10 Mei 2019   10:44 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah untuk itu, Pak. Di sini saya mau menawarkan tas purun atau -kalau orang Banjar seperti saya biasanya nyebut bakul purun- sebagai alternatif sederhana yang mungkin bisa membantu anda untuk insyaf dan mengurangi penggunaan sampah plastik setidaknya selama bulan Ramadan. 

Kalau hari-hari lainnya mah bebas, terserah anda. Toh, tema pengurangan plastik sekali pakai di bulan Ramadan cuma berlangsung sehari di Kompasiana. Eh, enggak kok, aing mah bercanda.

Ngomong-ngomong, kata-kata sok formal dan manis di atas cuma sekadar basa-basi, ya. Saya bukan sales bakul purun yang doyan nulis di Kompasiana. Sama sekali bukan.

Bakul purun sendiri merupakan sebuah wadah yang terbuat dari anyaman purun. Purun ialah jenis tumbuhan rumput yang hidup liar di dekat daerah perairan atau pun rawa. Purun banyak terdapat di provinsi Sumetra Selatan, juga di daerah pahuluan Kalimantan Selatan seperti Amuntai.

suarakalimantan
suarakalimantan

Ukuran bakul purun bermacam-macam, dari yang kecil yang besar. Harganya pun bervariasi tergantung ukuran. Mulai dari 20.000-60.000. Dan yang paling penting, bakul purun memiliki usia yang panjang alias sangat awet. Anda masukan seratus gorengan yang baru dibangkit dari wajan pun bakal tetap kuat. Tidak menciut seperti kantong kresek.

Sebagai bahan pertimbangan, pemerintah Kota Banjarmasin pernah melakukan program "Sejuta Bakul Purun" dan sukses mengurangi 52 juta kantong plastik atau setidaknya 5 persen dari total sampah plastik perhari. 

Hal ini tidak terlepas dari hitung-hitungan yang menunjukkan total sampah yang masuk ke TPA tidak kurang dari 3000 ton selama sebulan, yang mana 15 hingga 20 persen sampah tersebut ialah sampah plastik.

Umumnya, sasaran utama dari program tersebut adalah  pasar-pasar tradisional. Di mana emak-emak dan tante-tante sering menggunakan kantong kresek untuk membawa barang belanjaannya.

Sebelumnya, aksi tersebut juga pernah berhasil diterapkan di pertokoan serta supermarket. Meski pun memang pada awalnya keputusan ini sempat menuai banyak protes dan perlawanan dari berbagai pihak yang merasa mengenai dampak dari program tersebut. Namun karena telah menjadi suatu komitmen, program tersebut akhirnya tetap berjalan.

Selain berdampak buruk bagi lingkungan, plastik juga berdampak negatif bagi kesehatan manusia. Karena makanan yang dibungkus oleh plastik dapat menimbulkan efek samping yang buruk, seperti meningkatkan resiko terjadinya kanker hingga penyakit lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun