Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jeritan atau Semacam Kesepian di Hari yang Panjang

1 Mei 2019   22:18 Diperbarui: 1 Mei 2019   22:29 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anaknya baru enam tahun dan selalu meminta gendong padamu. Dia suka aroma ceri dari parfum yang disemprotkan ke tubuhmu yang belum mandi.

Lantas kau mulai memunculkan kalimat-kalimat pengandaian dari dalam kepalamu; Andai semua perempuan seperti anak Mang Saleh. Atau mungkin kau malah berniat menyiramkan sekaleng parfum beraroma ceri ke sekujur tubuhmu. Tapi hari ini kau sudah mandi.

Mencintai keberadaan tukang nasi goreng adalah pilihan yang tepat untuk kau lakukan di saat sedang kelaparan. Kau membeli dua porsi. Lima sendok untuk kau bagi dengan kucingmu, sementara sisanya kau makan sendiri. Tetapi setelah kau kenyang suara jeritan itu belum hilang.

Pukul setengah sembilan, ketika kau ingin tidur, frekuensi dari jeritan itu membuatmu tak bisa memejamkan mata, malah membawa pikiranmu berlari ke berbagai arah. Mungkin ke arah piring yang sejak semalam belum kau cuci, beras yang habis, menulis ulang isi berkas yang kau hilangkan, atau tentang menemukan seseorang yang bisa membuat jeritan di kepalamu hilang.

Bagimu hari ini terasa sangat panjang. Tapi masa lalu bisa kau kembalikan, seperti hari ini yang besok akan kau lakukan lagi.

Lalu kau tertidur saat tengah malam, dengan mimpi indah yang membuatmu tidak ingin bangun. Tapi kau tetap harus bangun dan menemukan seseorang yang membuat jeritan dalam kepalamu menghilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun