Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pengakuan untuk Sofia: Cinta yang Sebenarnya Tak Pernah Ada

10 Februari 2018   16:25 Diperbarui: 10 Februari 2018   18:24 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keeseokan harinya aku berinisiatif untuk menghubungimu. Entah kenapa tiba-tiba aku ingin begitu. Namun nomor yang kutuju tidak aktif. Beberapa kali aku coba pada waktu yang berbeda, namun hasilnya tetap sama. Aku mulai mengkhawatirkanmu, meski penolakan itu masih terasa sakit dan sesak di dadaku. Aku putuskan untuk pergi ke tempat kosmu sore itu, sembari membeli beberapa cemilan dan minuman instan di minimarket yang jaraknya ratusan meter dari kosanmu.

Aku terkejut. Ada garis polisi di sekeliling tempat itu. Aku bertanya apa yang terjadi di sana pada orang-orang sekitar. Mereka bilang tadi malam ada pembunuhan. Aku benar-benar tidak percaya. Aku langsung menanyakan tentang keadaanmu, dan mereka bilang kau sudah dibawa ke rumah sakit, mereka bilang kau terluka di bagian kepala. Dan, ketika aku kembali bertanya tentang siapa yang tewas, ternyata lelaki bajingan itu.

Aku benar-benar terkejut namun ada terselip perasaan puas. Aku segera menuju Rumah Sakit tempat kau di rawat, bertemu teman-teman dan orangtuamu di sana. Mereka menatapku dengan penuh curiga. Aku belum pernah bertemu mereka sebelumnya. Mereka menanyakan siapa aku, dan kujawab bahwa aku adalah teman dekatmu. Aku tanyakan keadaanmu lewat mereka. Aku bersyukur lukamu tidak seberapa, meski kata dokter kau mengalami amnesia akibat benturan cukup keras di kepala.

Kau terbangun dalam keadaan trauma dua hari sesudahnya, sementara aku dan orangtuamu bergiliran menjagamu di sana. Mereka baik dan nampak sangat memercayai aku. Akhirnya kau kembali bisa membuka suara di hari itu. Namun kau benar-benar lupa segalanya, kecuali ibumu, ayahmu dan aku. Kau menatapku dengan tatapan kosong, seakan ada banyak memori yang ingin kau ingat tentang aku. Orangtuamu menjelaskan tentang aku. Kau pun percaya dan semenjak itu kita semakin dekat, meski hanya beberapa potongan kecil tentang aku yang kau ingat.

Beberapa kali polisi meminta aku dan juga teman-temanmu untuk memberikan keterangan terkait insiden pembunuhan itu, namun mereka tak menemukan apa-apa, meski beberapa kali padaku mereka menaruh curiga. Hingga beberapa minggu kemudian kau dibolehkan untuk pulang. Selang tak berapa lama aku meminta izin untuk mempersuntingmu di hadapan ayah dan ibumu. 

Mereka setuju dan kau pun mau. Kali ini akan kuwujudkan janjiku untuk menjagamu. Kita pun menikah tiga minggu sesudah itu. Sebulan berlalu tanpa terasa, ketika itu kau dinyatakan sedang berbadan dua. Aku tahu, bayi yang kau kandung saat itu bukan anakku, tapi anak lelaki bajingan itu. 

Ya, sekarang aku ingat semuanya. Semua itu bukan mimpi, semua itu nyata. Akulah yang telah membuatmu amnesia dan membunuh lelaki yang kau cintai. Aku membunuhnya ketika kalian sedang bercinta di malam dingin yang sepi. Cemburu itu membuatku tak terkendali. Sofia, jika saat ini kau mengingat semuanya, apakah saat ini kau masih mau bersamaku dan membiarkan cinta itu ada?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun