Memikirkanmu Masih Membuatku Gugup
Sudah dua tahun aku merasa hari-hari menjadi senyap, aku hanya ditemani rindu dan kata-kata yang menari-nari di kepala, membentak benak yang tiap waktu menanyakan kabarmu di sana, Ra. Aku berpikir untuk tidak tidur di sisa  malam  ini. Gelisah untuk menemuimu besok akan membuatku gugup sepanjang malam .
Sementara hujan di luar sedang mencaci mereka yang pergi mengitari kota, menyalakan kembang api dan merayakan malam tahun baru seperti kebanyakan muda-mudi, aku hanya duduk di dalam kamarku, menghirup aroma hujan yang menyentuh jalan lewat kisi-kisi jendela usang yang terbuat dari kayu. Aku sedang memikirkanmu, Ra. Memikirkan kata apa yang akan mewakili kerinduanku.
Kita akan merayakan ulang tahunmu lagi, Ra. Seperti empat tahun yang kita lalui. Selain merayakan tahun baru, kita juga akan merayakan ulang tahunmu di tanggal 1 Januari besok. Ra, tunggu aku. Aku akan membawakanmu kue ulang tahun, sekeping cokelat dan setangkai Mawar Shananda favoritmu.
Tahun Baru dan Kenangan Tentangmu di Tanggal Satu
Aku terbangun pukul lima pagi. Setelah mandi dan shalat Subuh, aku langsung berpakaian rapi, tak lupa juga untuk meminyaki rambutku yang kering ini. Ra, kamu tak akan menyesal jika masih  mencintaiku hari ini. Selepas sarapan pukul tujuh, aku bergegas melangkah ke teras, menadahkan tanganku untuk sekedar memastikan bahwa hujannya tak lagi deras. Bukankah ini seperti tiga tahun lalu, Ra? Hujan di tanggal satu yang kita habiskan setengah harinya di rumahmu. Kita banyak bercerita tentang cinta di hari itu dan aku masih bisa mengingat dengan sempurna caramu membagi tawa denganku. Sekarang kenangan itu kembali lewat bulir hujan yang jatuh di telapak tangan.
Kita Dalam Sekeping Cokelat dan Setangkai Bunga
Sebelum menunggu bus di halte, aku singgah di sebuah toko dan berhenti di depan sebuah etalase. Mengambil dua keping cokelat dan memasukannya ke sebuah kotak. Aku masih ingat, dulu  kita pernah berdebat hanya karena sekeping cokelat favoritmu kumakan tanpa isyarat. Hari ini aku membawakan gantinya, Ra. Dua keping utuh cokelat Kakoa. Setelah ini aku akan membelikanmu setangkai Mawar Shananda di toko bunga Ibu Ema. Toko bunga yang dulu pernah kita singgahi dalam menyambut Valentine di bulan Februari. Aku akan memilihkanmu mawar yang paling merah muda, seperti hati kita. Apa di sana hatimu masih untukku Ra?
Aku sudah mendapatkan keduanya; cokelat dan bunga. Aku akan membeli kue ulang tahun di seberang halte saja, sembari menunggu bus yang belum tiba.
Aku Datang, Ra
Selang tak berapa  lama, bus yang akan mengantarku ke tempatmu tiba. Kosong seperti hatiku. Hanya ada tiga orang di dalamnya. Aku duduk di bangku sebelah kanan paling pojok, di dekat  jendela yang sedikit terbuka. Aku memikirkanmu sambil memandangi hujan yang jatuhnya di kaca. Kamu ingat, Ra? Kita pernah duduk berdua di dekat jendela kamarmu sewaktu hujan. Kita berdua pernah meniup-niup kaca jendela yang membentuk biasan, kemudian kita menggambarnya menjadi dua potong hati dalam kedinginan.
Apa di sana kamu lebih bahagia ketimbang denganku, Ra? Dua tahun belakangan aku kesepian dan susah bahagia. Apa di sana kamu juga? Maaf, Ra. Hingga hari ini perpisahan kita masih sukar untuk aku terima. Setelah dua tahun kita saling  terikat, aku hancur dalam kematianmu yang menciptakan sekat.
Pada Hujan yang Membawamu Pergi
Aku merindukan kamu setiap hari, Ra. Sejak dulu, saat aku bahkan belum tahu namamu. Di saat kamu pertama kali masuk ke dalam kelasku sebagai mahasiswi baru. Semakin berat ketika hujan ikut pulang bersamamu di hari Minggu yang kelam dua tahun lalu. Semuanya masih berputar-putar di kepalaku, hembusan terakhir nafasmu dalam pangkuanku. Di bawah rinai hujan yang membawamu pergi, kamu ucapkan cinta untuk terakhir kali.
Maaf, Ra. Jika selama ini cintaku membebanimu di alam sana. Mungkin kamu tersiksa karena keegoisan yang kucampur dalam doa. Aku mencintaimu dalam kadar yang tak biasa tanpa tahu cara menguranginya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H