Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Wanita Hujan

29 November 2017   12:14 Diperbarui: 19 Februari 2019   18:50 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dia sedang menunggu," jawabnya singkat hingga membuatku harus berpikir lebih berat.

"Menunggu? Siapa yang dia tunggu?" tambahku, membuat laki-laki itu sejenak tak bergeming, ia menatapku sebentar hingga suasana menjadi hening.

"Setiap hari dia selalu berkata bahwa suaminya berjanji  akan pulang hingga kemudian mereka akan kembali bertemu di bawah pohon cemara itu. Kau tahu dik? Dulu pohon cemara itu adalah satu-satunya tempat di dekat sini untuk berteduh, baik dari terik panas siang maupun dari hujan yang riuh. Fia, anak bapak menikah pada usia 20, sementara suaminya lebih tua tiga tahun darinya. Mereka pertama kali bertemu di bawah pohon itu tujuh tahun yang lalu." Lelaki itu pun melanjutkan ceritanya hingga waktu pada jam tanganku menunjuk angka 12.33.

Satu jam kemudian hujan mulai reda, lelaki itu pun mulai melangkah  lagi untuk menghampiri anaknya dan langsung memeluknya setibanya ia di sana. Kupikir beban lelaki itu sedikit terkikis ketika ia mau berbagi cerita padaku. Lelaki itu terlihat sedang menoleh ke arahku, kubalas  dengan seutas senyum ke arah mereka berdua.

Kata ayahnya, Fia selalu kembali ke tepi jalan di bawah pohon cemara yang sama ketika turun hujan selama beberapa bulan belakangan. Ya, seperti tujuh tahun lalu ketika pertama kali ia dan suaminya bertemu, kupikir ia hanya sedang terjebak kenangan dan nostalgia ketika hujan membasahinya, kurasa kami memiliki sedikit persamaan. Aku mengerti rasa kehilangan, juga rindu yang ia pendam. Aku bersyukur lewat hujan malam ini aku dan dia dipertemukan, hingga aku bisa lebih banyak mengerti, bahwa di samping kebasahan, hujan juga bisa membingkis rindu yang sesak tersimpan.

Martapura, Kal-Sel, November 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun