Mohon tunggu...
Alkhan
Alkhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis pemula yang mencoba lebih baik

Dengan menulis, wawasan bertambah luas. Dengan membaca, yang sudah luas semakin bertambah luas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenikmatan Sepertiga Malam

21 November 2022   05:42 Diperbarui: 21 November 2022   07:25 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           

Siang kujadikan alasan untuk bekerja, dan malam kujadikan tempat perenungan. Butiran tasbih silih berganti seraya lisan berzikir tiada henti. Malam pun terasa hening, sunyi, dan penuh ketenangan. Tiada suara lain yang kudengar selain lantunan zikir yang membasahi bibir menyebut kekasih. Hembusan nafas menambah merdu zikir yang ku lantunkan. Hatiku bergetar, suasana bertambah hening dan sejuk. Mungkinkah sang kekasih datang menemuiku?.

Ruangan yang gelap sedikit demi sedikit bercahaya. Entah dari mana datangnya cahaya ini, kurasa inilah cahaya kasih yang kucari.

Tik..tok..tik..tok, suara jam dinding terdengar jelas. Saat kulihat ternyata sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Masih ada waktu untuk terus mendekatkan diri dengan kekasih. Sebelum semuanya terbangun karena mendengar suara ayam berkokok, biarlah kupuaskan dahaga dan rinduku ini. Karena hanya tengah malam atau sepertiga malam aku dapat bertemu dengannya.

Sebelumnya aku hampir kehilangan arah dan tujuan untuk melangkah. Keputusasaan sempat hadir, untungnya kewarasan menyelamatkanku dari kehilangan akal. Suatu waktu kucoba menyelami gelapnya malam dengan tahajud. Kutemukan hal baru, ketenangan jiwa dan batin. Apakah ini yang kubutuhkan selama ini?

Ya, setelah selesai menunaikan 2 rokaat. Kugerakkan tasbih seraya mengucapkan kalimat zikir secara perlahan penuh dengan kekhusyuan. Semakin lama aku semakin terlarut di dalamnya. Terlihat jelas bayangan dosa yang pernah kulakukan. Hati yang keras menjadi lembut. Entah apa yang terjadi saat ini sehingga kerasnya hati dapat dilembutkan dengan zikir dan mengingat pencipta semesta. Aku terbuai dengan ketenangan yang diberikan. Semakin nikmat, semakin tenang jiwa.

Tak lagi kupikirkan perihal duniawi saat bercengkerama dengan kekasih. Hanya satu tujuan saat sepertiga malam ini, yaitu mencari kenikmatan dan kepuasan saat bercakap dengan kekasihku. Keindahannya tak dapat digambarkan dengan apapun. Kasih sayangnya berbeda dengan makhluk fana. Bahkan makhluk kecil pun tak pernah lepas dari pandangan dan perhatiannya. Hanya saja, manusia sebagai makhluk fana tidak mengenal siapa kekasih ini.

Tak terasa perjumpaanku dengan kekasih akan segera berakhir. Akan kutemui ia di jam yang sama setiap malam. Dan akan kuceritakan lagi padanya tentang kegiatan yang kulakukan selama siang hari.

Dan tiba waktu perpisahan. Aku pun berjanji akan kembali lagi dengan penuh kekhusyuan dan membawa oleh-oleh rindu yang lebih menggebu. Bahkan makhluk fana hanya dapat merasakan cintanya, bukan kehadirannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun