Mohon tunggu...
Alkhan
Alkhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis pemula yang mencoba lebih baik

Dengan menulis, wawasan bertambah luas. Dengan membaca, yang sudah luas semakin bertambah luas.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Penggunaan Bahasa Slang oleh Remaja

11 Oktober 2021   15:25 Diperbarui: 12 Oktober 2021   19:56 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Semakin berkembangnya zaman, Bahasa mengalami keberagaman. Keanekaragaman pemakaian bahasa disebut sebagai variasi bahasa. salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya variasi bahasa adalah pemilihan terhadap salah satu ragam bahasa yang dipengaruhi oleh faktor kebutuhan penutur atau penulis akan alat komunikasi yang sesuai dengan situasi.

Bahasa Indonesia dikenal dalam dua bentuk, yaitu bahasa Indonesia baku dan tidak baku. Bahasa Indonesia baku adalah bahasa yang memenuhi kaidah berbahasa yang baik dan benar, biasanya digunakan dalam situasi yang formal atau resmi. Sedangkan, bahasa Indonesia yang tidak baku adalah bahasa yang tidak memenuhi kaidah berbahasa yang baik dan benar. Biasanya digunakan dalam situasi tidak formal atau santai. Bahasa tidak baku banyak digunakan oleh para remaja. Penggunaan bahasa Indonesia baku tidak berarti baik. Adapun bahasa yang baik adalah bahasa yang situasional, artinya penggunaan bahasa disesuaikan pada situasi ketika penutur dan mitra tutur berbicara.

Penggunaan bahasa tidak baku dikalangan remaja dikenal dengan istilah slang. Bahasa slang muncul akibat pengaruh lingkungan. Kemunculan bahasa slang berasal dari kesepakatan kelompok orang atau remaja dan hanya dimengerti oleh anggota kelompok tersebut. Keinginan perbedaaan dengan bahasa yang lain merupakan tujuan kelompok orang atau remaja tertentu, sehingga orang lain tidak akan mengerti bahasa komunikasi tersebut. Bahasa slang terbentuk berdasarkan konvensi di antara pengguna bahasa. Konvensi adalah kesepakatan. Artinya para pengguna bahasa telah menyepakati untuk menggunakan bahasa slang tersebut dalam lingkungan pergaulannya.

Misalnya, kata “kepo” yang merupakan  kepanjangan dari Knowing Every Particular Object. Biasanya, kata ini ditujukan pada seseorang yang serba ingin tahu.. Dari satu contoh di atas kita telah dapat menyimpulkan bahwa bahasa slang terbentuk dari beberapa kata yang disingkat. Contoh lain yang paling sederhana dan sering kita gunakan adalah penggunaan kata “anjir” dan “anjay”. Kata “anjir” dan “anjay” tidak hanya digunakan oleh remaja di kota, saat ini remaja di daerah-daerah pun telah menggunakannya. Berikut merupakan contoh-contoh bahasa slang yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari :

Sabi

Sabi yang artinya bisa. Kerap digunakan oleh para remaja untuk mengungkapkan sesuatu yang mereka rasa mampu melakukannya. Seperti contoh :

“gitu doang mah, gue juga sabi lah”.

Gemoy

Gemoy yang diartikan sebagai gemas. Sering digunakan untuk menunjukan perasaan ketika senang melihat sesuatu yang lucu, seperti anak kecil, barang yang disuka, maupun artis idolanya.

Gabut

Gabut yang berasal dari gabungan dua kata "gaji buta". Sebenarnya "gaji buta" sejak dahulu telah ada dan kerap menyindir seseorang yang yang bekerja namun tidak melakukan tugas. saat ini “gabut” direpresentasikan dengan arti yang lebih luas, yaitu ketika seseorang sedang tidak melakukan apa-apa atau tidak tahu ingin melakukan apa.

Bahasa slang digunakan karna bahasa yang mudah diterima dan dipahami oleh para remaja. Mereka sering menggunakan bahasa tersebut baik secara langsung ataupun tidak langsung. Seperti bahasa yang mereka gunakan di sosial media atau bahasa yang mereka gunakan saat mengirimkan pesan kepada teman-teman remaja mereka itu merupakan penggunaan bahasa slang secara tidak langsung. Banyak para remaja yang menggunakan bahasa slang dengan update-an mereka di media sosial. Tanpa mereka sadari, mereka menggunakan Bahasa slang dalam kehidupan sehari-hari. Tidak dipungkiri lagi bahwa bahasa slang adalah bahasa kaum milenial.

Meskipun penggunaan bahasa slang diterima oleh kelompok tertentu. Tetapi ada pula yang mengatakan bahwa penggunaan bahasa gaul ini akan merusak tatan Bahasa Indonesia. Ada juga yang berpendapat bahwa keberadaan Bahasa gaul ini dapat memperkaya kajian para ahli linguistik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun