Mohon tunggu...
Syahrul Gunawan
Syahrul Gunawan Mohon Tunggu... Aktor - Jurnalis

Jurnalis dan penulis web

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Dosen Mesin Unesa dalam Peningkatan Kualitas Produktivitas UKM Kerupuk Bangkalan

13 Desember 2022   19:35 Diperbarui: 13 Desember 2022   19:44 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia hampir semua masyarakatnya mengenal kerupuk. Kerupuk adalah bahan kering berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan yang bahan utamanya bisa berupa pati dan bahan lainnya. Kerupuk itu sendiri telah lama dikenal oleh masyarakat. Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang terbuat dari tepung tapioka yang dicampur dengan bahan lain seperti udang atau ikan dan sering dicari pada saat makan. 

Beberapa kalangan masyarakat merasa kurang nikmat saat makan jika tidak ditemani dengan kerupuk. Kerupuk mempunyai tekstur yang sangat renyah dan cita rada gurih sehingga banyak orang menyukai olahan kerupuk.

Indonesia memiliki banyak jenis kerupuk. Salah satu olahan kerupuk yang digemari oleh masyarakat adalah olahan kerupuk puli atau disebut juga dengan lempeng puli atau kerupuk nasi karena menggunakan bahan baku dasar beras yang kemudian digepengkan dan dijemur hingga kering. Proses pembuatan kerupuk puli sangat mudah sehingga harga jualnya terjangkau. Kerupuk puli juga bisa dibuat dengan dikreasikan menggunakan bahan lainnya seperti penambahan bawang.

Di Indonesia, kerupuk puli tersebar di beberapa daerah. Biasanya, kerupuk puli disajikan dengan nasi pecel, atau dicemil saja dengan bumbu rujak atau petis. Kerupuk puli banyak dijumpai pada makanan khas Madura yang terbuat dari ubi kayu yang diolah menjadi tepung tapioka dengan kandungan protein sebesar 1,2 gram dalam 100 gram ubi kayu. 

Produsen kerupuk puli tersebar di seluruh pulau Madura terutama Kabupaten Bangkalan. Kerupuk puli mudah diperoleh di segala tempat seperti warung kelontong, toko hingga pasar, kerupuk biasanya dikonsumsi sebagai makanan utama ataupun sebagai camilan dengan berbagai macam bentuk seperti lonjong, bundar dan lain sebagainya.

Salah satu daerah yang memproduksi kerupuk puli adalah Kabupaten Bangkalan, Madura. Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu kabupaten yang berada di bagian paling barat Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur. Kerupuk Puli Hj. Homsatun merupakan industri rumah tangga yang berlokasi di Bangkalan. 

Awal mula produksi kerupuk puli Kerupuk Puli Hj. Homsatun adalah seorang TKI Arab yang pulang ke Indonesia dan tidak memiliki pekerjaan sehingga ia memproduksi kerupuk puli. Kerupuk puli dijual matang dan mentah kemudian dikemas dengan bungkus plastik setengah kilo. Pemasaran Kerupuk Puli Hj. Homsatun dilakukan dengan cara berkeliling ke toko-toko kecil dan warung makan. Semakin lama Kerupuk Puli Hj. Homsatun semakin dikenal dan semakin banyak pelanggan yang mencari kerupuk puli untuk dibeli.

Dokpri
Dokpri

Produk kerupuk puli dari usaha tersebut cukup berkembang di pasaran. Setiap hari, usaha Hj. Homsatun memproduksi kerupuk puli hingga enam kilo per hari dengan dimensi adonan Panjang 350mm Diameter 90mm. Tenaga kerja pada unit usaha kerupuk puli Hj. Homsatun berasal dari keluarga atau kerabat dekat yang berjumlah 2-3 orang. Produksi kerupuk puli Hj. Homsatun masih menggunakan tenaga manual dengan peralatan seadanya. Pembuatan adonan kerupuk menggunakan tepung, bawang, bumbu rempah, dan air.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan usaha kerupuk puli Hj. Homsatun, permasalahan dalam usaha kerupuk puli adalah proses produksi saat pemotongan adonan kerupuk masih dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan pisau. Hal tersebut menyebabkan ukuran ketebalan hasil pemotongan adonan tidak seragam sehingga menyebabkan tingkat kerenyahan kerupuk berbeda-beda setelah dimasak. "Oleh karena itu kami merasa perlu adanya bantuan pengadaan teknologi tepat guna sederhana agar kualitas dan kuantitas produk meningkat" Ujar Akhmad Hafizh Ainur Rasyid, S.T., M.T. selaku ketua pelaksana kegiatan.

Melalui program pengabdian kepada masyarakat (PKM) kebijakan Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya, maka pihak mitra dibantu dengan penerapan mesin pemotong yang dapat digunakan pada rumah dengan daya listrik 450 VA, alat bekerja secara semi manual dan dapat diatur kecepatan putar piasunya, sehingga dipilih mesin pemotong menggunakan transmisi langsung berbanding 3:1 dengan menggunakan motor DC 12-24 V, 3000-6000 RPM, Torsi: 9 kg.cm, Power: 96 Watt / 220V. 

"Setelah menerapkan mesin pemotong kerupuk hasil kegiatan ini maka terdapat banyak manfaat bagi kami diantaranya: ketebalan kerupuk dapat seragam (2-3 mm), proses pemotongan kerupuk menjadi lebih mudah dan praktis, serta kapasitas produksi menjadi dua kali lipat dari sebelumnya, terimakasih Unesa" Terang Hj.Homsatun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun